Mengulik Destinasi Wisata Impian, Aceh dan Medan. Sebulan terakhir ini, perasaan kok aku kerjanya jalan-jalan terus ya? Benar lho, makin sering traveling, aku makin happy. Selagi badan ini masih kuat dan sehat, kenapa tidak? Jika ditanya destinasi mana lagi yang ingin aku kunjungi, maka jawabannya adalah Kota Serambi Mekkah, Aceh. Selain tempat wisata dan kuliner yang menjadi agenda saat liburan, ada lagi lebih penting untukku. Ya, berjumpa dengan teman-teman.
Mengunjungi Aceh adalah impianku dari beberapa tahun lalu yang baru bisa terwujud sekarang. Tapi, rasanya berat saat melihat harga tiket pesawat yang ga bersahabat di kantong. Curhat masalah budget ke Aceh sama teman, dia memberikan aku pencerahan. Temanku yang hobinya wara wiri traveling dan booking tiket pesawat pakai Traveloka App bertanya, “Kamu selama ini pakai aplikasi Traveloka sudah daftar atau buat akun belum?” Aku jawab, “Sudah kok, kenapa?”
Dia langsung menyuruh aku untuk buka aplikasi Traveloka dan mengecek sesuatu di sana. Eng, ing, eng! Ternyata, aku punya Traveloka Poin (semacam Loyalty Points untuk para member setia Traveloka). Poinnya pun cukup banyak, kalau kata temanku sih itu kumpulan poin dari setiap transaksi di Traveloka App. Dia juga bilang kalau poin itu bisa ditukar dengan tiket pesawat atau booking hotel.
Ya sudah! Ini berarti rezeki aku untuk bisa mengunjungi Kota Serambi Mekkah. Aku langsung booking tiket pesawat PP tanpa mengeluarkan uang alias ditukar pakai poin yang aku punya. Yes, Aceh, here I come….
Menikmati Negeri di awan mengingatkanku pada perjalanan pertamakalinya naik pesawat, kau bawa aku melihat indahnya negeri ini
Pagi itu, berangkat ke Aceh melewati Kota Pontianak dan Batam. Total perjalanan dengan pesawat ditempuh dalam waktu 6 jam menikmati Negeri di Awan. Setibanya di Bandara Sultan Iskandar Muda, aku dijemput inong-inong kece, say hello dengan manteman Relawan, lalu menyimpan ransel di kamar hotel. Dan kemudian tanpa berfikir langsung ikut serta mengisi waktu dengan mengunjungi beberapa tempat sejarah di Aceh. Beberapa tempat bersejarah yang aku kunjungi adalah:
Museum Tsunami
Museum hasil karya Kang Ridwan Kamil ini benar-benar menyentuh. Setiap ruangan yang ada seolah membawa aku merasakan kejadian 26 Desember 2014. Kami saling memandang dan berpegang tangan. Tanda rasa takut mulai menghampiri ketika melewati sebuah lorong dengan suara tangisan, cipratan air, angin. Bikin merinding!
Lalu, kami memasuki Sumur Doa, di mana nama-nama yang meninggal kala itu dipajang di sekeliling. Memasuki ruangan dengan replika kejadian Tsunami begitu apik. Kami pun langsung mengabadikan momen dan mengembangkan bakat model yang ga kesampaian alias berfoto. Oh ya, buat manteman yang ingin berkunjung ke museum ini, tidak dipungut biaya, tapi tetap harus lapor ke petugas.
Tim hore yang happy terus
PLTD Apung
Setelah eksplor museum, Pak Supir membawa kami ke PLTD Apung atau Kapal Apung. Kapal ini biasanya berada di pelabuhan, namun terdampar di tengah kota saat Tsunami melanda kala itu. Konon, dalam kapal ini ada ratusan mayat. Meski sedikit takut, aku tetap penasaran untuk melihat sekeliling. Kapal ini sudah direnovasi menjadi tempat wisata yang di dalamnya dibuat sedemikian apik tentang sejarah Kapal Apung.
Tampak dari luar, wow begitu besarnya, kapal sebesar ini bisa terseret air tsunami
Nah ini tampak di dalam Kapal Apung
Pantai Ulee Lheue
Lanjut menuju Pantai Ulee Lheue , begitu ramainya ketika sore menjelang malam, pas deh buat tempat nongkrong anak muda (ciyee) sambil menikmati senja. Sepanjang pantai ini berjejer meja kursi yang disediakan oleh penjual jagung bakar, kelapa muda, dan banyak lagi jajanan khas Aceh lainnya.
Oiya di Pantai ini ada Masjid Baiturrahim yang memiliki pemandangan indah. Konon, masjid ini tetap berdiri kokoh ketika Tsunami menerjang. Subhanallah.
Nama pantainya begitu sulit diucapkan, sampai bertanya pada driver yang tepat pengucapannya bagaimana?
Di sini bisa duduk manis diatas bebatuan, menikmati deburan ombak, angin sepoi-sepoi.
Hari pertama di Tanah Rencong ini begitu berkesan, meski cuaca yang begitu panas tak bersahabat, puas rasanya mencuri start jalan-jalan sebelum mengikuti kegiatan dengan jadwal padat dua hari ke depan.
Wisata Kuliner di Aceh
Aceh adalah gudangnya tempat ngopi,mulai dari robusta, arabica, dan banyak lagi. Aku bisa menemukan banyak kedai atau kafe yang menjual kopi dengan ciri khas aroma berbeda di sepanjang jalan. Setiap malam, habiskan waktu untuk nongki dan ngobrol dengan sesama Relawan. Mencoba beberapa kuliner khas, seperti ayam tangkap, nasi goreng dan mie Aceh. Kebanyakan, makanan khas di sini memiliki rasa pedas, yang kurang cocok dengan lidahku. Tapi, tetap aku makan lho!
Kopi adalah sahabat yang paling mengerti
Nah ini Ayam tangkap, entahlah kenapa namanya ayam tangkap, yang jelas aroma dedaunanini begitu menggoda
Kalo di Aceh makan mie paling enak adalah Mie Rozali, begitu saran seorang sahabat. Langsung tak cari, emang beda rasanya dari mie-mie sebelumnya yang aku makan. Banyak pilihan rasa, ada kepiting, daging, cumi, udang, dan Mie kuah udah pilihanku,asli super pedas meski bumbunya udah minta tak kurangin.
Festival TIK
Yeay, hari yang ditunggu tiba. Festival TIK (FesTIK) merupakan acara berskala nasional, di mana para stakeholder di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (pemerintah, akademisi, pebisnis, komunitas, dan masyarakat) bisa lebih mendekatkan dunia TIK kepada masyarakat. Acara yang berlangsung pada 19 – 20 September ini memberikan seminar dan workshop dengan pembicara yang ahli di bidangnya. Selain itu ada juga bazaar dan pameran, serta lomba-lomba yang berlangsung pas acara. Rasanya senang sekali bisa menghadiri event besar ini sambil merayakan kegembiraan dan menjadi ajang reuni bersama teman-teman Relawan TIK se-Indonesia.
Ahh Bangga jadi Relawan TIK, bersama babeh kita Pak Fajar Eri Dianto Ketua Umum RTIK Indonesia
FesTIK dibuka dengan begitu meriah, ditambah adanya pertunjukan tari saman khas Aceh dan salawat yang bikin aku merinding karena saking kagumnya. Acara yang digawangi oleh Bapak Eri sebagai Ketum RTIK Indonesia ini berjalan sukses. Ada ambisi dan harapan tentang bagaimana menjadi manusia yang bermanfaat, sekaligus bisa sharing tentang dunia TIK. Selalu salut sama Relawan dari daerah-daerah.
Berkumpul bersama Relawan TIK seIndonesia di Festival TIK Aceh 2017
Di sela-sela kegiatan FesTIK, tiba-tiba ada yang nyahut ketika aku upload video di Snapgram. Ahh, salah satu blogger Aceh menemukan keberadaanku! Akhirnya, kami pun kopdar dadakan. Alhamdulillah, bisa berkumpul dan berbagi cerita sambil ngemil cantik. Makasih ya, manteman blogger Aceh.
Ngerumpi
Hari terakhir di Aceh
Kegiatan FesTIK ditutup dengan Tour keliling Aceh, karena ada beberapa tempat yang sudah dikunjungi, akhirnya berbarengan dengan Relawan sesama Bandung memutuskan hanya ke Pantai Lampuuk destinasi terakhir sore itu.
Letak pantai ini agak jauh dari kota Banda 40 menit waktu yang ditempuh menuju ke sana. Pantai lepas dengan ombakyang tinggi, meski ada yang berenang, berselancar menaklukan ombak tinggi. Namun aku lebih asyik menikmati suasananya sambil berfoto ria.
Yeaay, bahagianya bisa menginjakan kaki di bumi Aceh
Diujung pantai ini terdapat tebing yang keren banget untuk bernarsis ria. Hanya terdiam menikmati dan bercumbu senja di sini begitu sendu, tak ada yang merona, seolah mengerti malam ini malam terakhir di Aceh.
Berada di Tanah Rencong yang memiliki cuaca panas ini membuat kulitku lebih eksotis. Di Aceh, aku berusaha menikmati momen solo traveling sambil bertemu orang-orang baru. Selama di sini, seringnya menggunakan taksi atau ojek online untuk mengunjungi berbagai tempat. Aku salut sama mereka yang sangat ramah, mulai dari driver anak muda, mahasiswa, bapak2 sampai PNS pun ada.
Dan satu hal, setiap akhir melakukan transaksi, mereka jujur. “Kakak, ini uangnya kelebihan.” begitu katanya. Maksud hati sih sekalian ngasih, tapi basa basinya itu loh membeli hati. Lain dengan pengalamanku sebelumnya, mereka biasanya diam saja setelah dibayar.
Waktu di sini begitu slow motion, dengan jadwal yang padat rasanya belum puas tanpa mengunjungi daerah Sabang. Sayangnya, ga ke sana karena keterbatasan waktu. Di samping itu, ada satu tempat wisata, sekaligus peribadatan yang memang ingin kukunjungi, yaitu Masjid Baiturrahman.
Menyapa Mesjid kebanggaan Warga Aceh
Suasana di pagi hari yang sendu, payung elektrik baru beberapa saja yang terbuka
Buat manteman yang memasuki area masjid ini, harus berpakaian sopan, memakai rok, gamis, atau baju yang panjang agar lolos dari penjaga. Memasuki masjid ini rasanya…. No komen, speechless. Aku hanya bisa takjub melihat keindahan dan kemegahan masjid ini.
Kualanamu, oh Kualanamu
Bandara Kualanamu ini merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta. Terpukau aku saat pertama kali melihatnya, orang bilang seolah miniaturnya Bandara Changi. Saat aku mengelilingi bandara ini, banyak banget restoran dan toko oleh-oleh. Arsitekturnya yang megah membuat Kualanamu semakin memukau. Selain itu, terdapat juga galeri foto-foto bertema khas Sumatera Utara.
Perjalanan kali ini belum usai. Masih ada misi untuk mengunjungi kota yang konon memiliki lalu lintas yang semrawut, Medan. Jalan-jalan satu malam mengelilingi Ring Road City Walk ditemani Relawan Medan, aku hanya bermodalkan GPS dan chit-chat. Asli, sangat menikmati traveling kali ini, mulai dari merasakan kereta api bandara Railink , sampai mencoba naik becak dengan menerobos setiap lampu merah. Ahh, sesuatu pokoknya! Abang becak, makasih banyak ya, sudah mengantarkanku ke tempat tujuan.
Alhamdulillah, bisa mengunjungi seorang sahabat dengan membawa sekeranjang harapan dan senyuman penyemangat. Dia sahabat pena yang lama tak jumpa, kamu tau persahabatan yang terjalin lama menimbulkan ikatan batin yang begitu kuat, baik-baik ya, kawan! Semua akan indah pada waktunya, tak menyangka bisa berdiri di sini di depanmu. Ah, Medan, Aku sudah menepati janjiku! Tak akan aku kembali lagi ke sini, ku menantimu di Kota Kembang, Sob!
Rasanya aku begitu menikmati liburan kali ini. Bagaimana tidak? Awalnya, sempat membatalkan pergi ke Aceh karena harga tiket pesawat yang fantastis. Namun, berkat temanku itu…. Ah! Akhirnya, bisa ke destinasi impian pakai poin yang aku punya di aplikasi Traveloka.
Tentang loyalty points
Sekadar berbagi informasi buat manteman. Poin Traveloka ini baru bisa didapat kalau manteman sudah daftar jadi anggota di aplikasi Traveloka, ya. Kalau ada program loyalty points begini, pesan tiket maupun hotel ga akan rugi, malahan jadi untung karena bisa dapat poin.
1 poin Traveloka bernilai Rp100. Jadi, nanti tinggal dicek saja, apakah harga tiket atau hotel yang mau ditukar setara dengan jumlah poin. Kalau ternyata poinnya kurang, manteman bisa membayar sisanya dengan metode pembayaran lainnya. Cara penukaran poin untuk tiket pesawat maupun hotel pun mudah. Manteman bisa melakukan langkah-langkah ini:
- Masuk ke akun Traveloka sebelum melakukan transaksi
- Pastikan jumlah poin aktif sudah mencukupi untuk: pesan tiket pesawat (2.500) dan hote (1.000)
- Tukarkan poin di halaman pembayaran (pilih saja salah satu metode pembayaran, setelah itu akan muncul tulisan “Redeem”)
Yuk travel terus dengan traveloka poin
Setiap langkah kaki ini adalah perjalanan hati
So, hayu atuh kumpulkan lebih banyak poin untuk liburan murah selanjutnya! Hmm, sejujurnya aku masih ada sisa poin untuk ditukar dengan tiket pesawat atau hotel sih. Tapi bingung euy, mau ke mana ya? Ada saran?
Comments (43)
cputriarty
September 29, 2017 at 1:00 AMKok aku serasa pergi keliling Banda Aceh dan Medan ya, meski jauh memandang dari kota Santri central java.Makasi teh udah diajak berkelana meski via tulisan yg detail dan indah😘
Hafidzah Cumlaude
September 29, 2017 at 4:41 AMToss, Mbak. Sama, saya juga merasa gitu. Teh Nchie nyeritainnya lengkaaap..
nchiehanie
September 29, 2017 at 6:33 AMahhh..hayu atuh, besok-besok aku bawa jalan2 yaa
nchiehanie
September 29, 2017 at 7:55 AMatulah, pagi2 dah muji niy MAk Tanty..
Makasih MAaak
lendyagasshi
September 29, 2017 at 9:11 AMAssiikk…ketemu sama Cut Dek Ayi…
Aku jadi pingin mengunjungi tanah kelahiranku karena keindahan cerita teteh.
**tapi hanya Abi yang punya point Traveloka, sepertinya…hiiks~~
Tetep optimis berlibuurrr…
Bismillah.
nchiehanie
September 29, 2017 at 7:26 PMhauahhahaa..ayo optimis berlibur Len..
Rezeki mah dari mana aja ya
Dian Safitri
September 29, 2017 at 12:36 PMAsiknyaaaaa…..
Aceh dan Medan selalu ada di list aku. Duluuu waktu SD pernah ke salah satu kota di Aceh dan Medan. Ingin sekali bisa kembali lagi. Semoga Traveoka Poin ku akan membantu mewujudkan impian ke sana.
nchiehanie
September 29, 2017 at 7:25 PMamin..amin..
didoain Maak,
hayu atuh perbanyak lagi poin nya eeaa
Eni martini
September 29, 2017 at 4:13 PMSirik ih, lihat dikau traveling mulu,wkwkwk
nchiehanie
September 29, 2017 at 7:24 PMhahhaaa..emaak…
hayu atuh ntar janjian di prapatan yaa
dey
September 29, 2017 at 10:16 PMuhuks, mau komen yang di Medan aja ..
nchiehanie
September 30, 2017 at 12:25 AMwakakakakak…ohh komen abang becaknya yaa teh
Nova Violita
September 29, 2017 at 10:29 PMTernyata dalam kapal nya bagus banget ya…mba.., kekuasaan Tuhan..kapal Segede itu bisa di bawa Ama air ngamuk he2..
Suka liat ..foto2 siluetnya..keren..
nchiehanie
September 30, 2017 at 12:26 AMiya,,banget
dijadiin museum dah, tapi didalamnya aga gemana getoh
Miranti
September 30, 2017 at 6:11 AMPenasaran banget sama museum tsunami. Pengen kapan2 travel ke ujung sumatera sana, baru mentok sampe medan aja. Btw, jadi pengen cek poin traveloka ku juga deh hehe
nchiehanie
September 30, 2017 at 7:14 PMhihiii..ayo cek poinnya, sapa tau bisa di redeem tiket pesawat buat ke Aceh
Okti Li
September 30, 2017 at 7:09 AMDari jauh hari Nuron udah infokan acara FesTIK ini. Sayang ga bisa ikut karena bentrok… Tahun lalu di Majalengka juga ga ikut karena lagi ada acara. Tahun depan moga bisa ikutan ah…
Ajak daku ya Teteh….
nchiehanie
September 30, 2017 at 7:16 PMHayu teh, taun depan ke kendari or samarinda eeaaah…
Cek poin..cek..cek poin, nabung2 hahahaa..
Iya, tuh kemaren balik ke medan bafeng Nuron juga, duh emak2 dijagain anak ganteng wkwkkk
Alaika Abdullah
September 30, 2017 at 7:51 AMAsyiknya yang main ke kampungku. Mudah2an lain kali ke Aceh bisa bareng aku ya, Nchie. Kita ke Sabang dan diving di Rubiah Island-nya. Becanda dengan ikan dan penyu. 🙂
nchiehanie
September 30, 2017 at 7:17 PMAmiin..mbaaa insyaallah..
Daaan kitah langsung ke nol kilometer yaa..
Zia
September 30, 2017 at 3:07 PMBetul, Teh, semakin banyak traveling semakin happy. Hehehe. Aku belum pernah menginjakkan kaki ke tanah Aceh. Denger cerita teteh jadi pengen ke sana juga. Kayaknya nanti kalo pulang ke kampung suami ke Riau, mau minta jalan-jalan ke Aceh, masih satu pulau, walaupun mayan jauh juga sebenernya. Destinasi wisatanya juga oke-oke, ya.
Untung di Bandung bisa sedikit terobati keinginnanya dengan kuliner Aceh, mie Aceh aku suka banget, liat foto makanan di sini jadi ngiler. Hahahaha.
Makasih udah sharing ya, Teh.
nchiehanie
September 30, 2017 at 7:18 PMIya, masama Zia..
Ayo mudik, skalian ke Aceh,didoain yaaaa..
Jalan-Jalan KeNai
September 30, 2017 at 8:13 PMTeh Nchie mainnya jauh, nih. Udah sampai Aceh aja. Saya kapan, ya? 😀
nchiehanie
October 2, 2017 at 9:21 PMhahhaahaha.. kata si Bos mah Emak2 Jerambah
Atulah kan silaturahmi eaaa
Helena
September 30, 2017 at 10:42 PMaku merinding lihat museum yang isinya nama-nama korban tsunami. Ini bukti kebesaran Allah. By the way buat berkeliling ke Aceh butuh waktu berapa hari ya? Yang puas ke tempat wisata inti aja.
nchiehanie
October 2, 2017 at 9:22 PMhiiiii..iya banget Andy. Aku aja pas masuk lorong ituuh suasananya begitu mencekam banget
Kayanya 3 hari cukupan tuh
Rach Alida Bahaweres
October 1, 2017 at 5:07 PMTeteh, aku jadi pengen juga ke Aceh dan berkeliling kota Aceh. Waktu itu ke Aceh tapi hanya mampir sebentar saja. Pas ke Kualanamu memang sempat fefotoan
nchiehanie
October 2, 2017 at 9:23 PMHayuu yuukk… reomended pokonya yang mau liburan ke Aceh
Meski panas tapi banyak kenangan terutama tsunami hiks
Ida Tahmidah
October 3, 2017 at 1:50 AMWah seru dan asyik… jalan2 memang selalu menyenangkan hehe…
nchiehanie
October 3, 2017 at 7:55 PMbangeet teteh,sekalian represing
Tian Lustiana
October 3, 2017 at 8:52 AMgagal fokus sama ayam tangkapnya, enak banget ya keliatannya
nchiehanie
October 3, 2017 at 7:55 PMhmm..enaak tiaan! ditambul aja makannya tuh..
oRiN
October 3, 2017 at 2:45 PMCita2 pisan ini ke Aceh.. mudah2an suatu hari nanti bisa ke Aceh. Siapa tau diajakin sama teh Nchie gitu wkwkwk
nchiehanie
October 3, 2017 at 7:56 PMAmiin..Amin..
Diajakin traveloka aja teeh
YSalma
October 5, 2017 at 5:35 PMMama Olive memang keren, mengunjungi kota impian dengan point dr Traveloka, pada mupeng banget ituh.
Aceh mempunyai semuanya yaa wisata alam, sejarah dan budaya tentunya kuliner khas.
nchiehanie
October 7, 2017 at 12:43 AMIyaa hayu balik lagi ke Aceh ahh..
Mau ke sabang xixixi..
Yang keren traveloka donk Mbaaa
Mugniar
October 9, 2017 at 8:24 AMwow beruntungnyabisa ke Aceh dalam rangka FesTIK, Teh. Saya juga kepengen, lho ke Aceh. Makin kepengen saat baca postingan ini. TFS yaa
nchiehanie
October 11, 2017 at 6:47 PMyuk2…kopdar di Aceh eeaa
Begini Rasanya Naik Kereta Api Bandara Kualanamu
October 11, 2017 at 12:53 PM[…] Seperti kata pepatah, sekali mendayung dua tiga pulau terlewati. Begitupun kini setelah Mengulik Destinasi Impian Aceh kenapa ga sekalian ke Medan aja ya. Dari pada nunggu transit yang kebetulan waktu itu kebanyakan […]
vanisa
October 15, 2017 at 11:39 AMkeren banget mesjidnya teeh, serambi mekah indah bangeet
Dee - HDR
October 16, 2017 at 6:02 PMTravelling emang bikin nagih ya, Teh! Btw, aku pun juga ngumpulin poin loyalty Traveloka, mayan kan kalo bisa ditukar sama hotel atau tiket pesawat, jadi lebih hemat 🙂
nchiehanie
October 17, 2017 at 9:28 AMAyo..ayo ngumpulin, ntr traveling bareng ya
Paket Wisata Traveloka Gunung Bromo
October 23, 2017 at 10:26 PM[…] Semoga semesta mendukung rencanaku ini untuk berpetualang mengejar sunrise di Bromo. Percaya jika suatu impian dengan tekad di hati begitu kuat suatu saat nanti bakalan terwujud, seperti pengalaman saat Mengulik Destinasi Impian Aceh. […]