Sensasi Ngopi Bareng KAI #2 di Lodaya Malam. Wangi aroma kopi di Gerbong Restorasi Lodaya Malam membuatku terjaga. Sebagai penikmat kopi, rasanya seneng banget bisa kenal dengan Dua Barista dari Komunitas Kopi Nusantara. Ya, mereka teman seperjalanan dalam acara Ngopi Bareng KAI dari Bandung menuju Solo Balapan. Setelah dipertemukan oleh PIC Bandung Mas Yo dan Kang Arif sebagai Korwil Bandung pun mengantarkan aku dan dua barista sampai ke Gerbong Restorasi. Tak lupa memperkenalkannya dengan Kondektur yang bertugas saat itu Kang Yosep dan Kang Azri beserta Prama Prami dan Satpam.

Memilih duduk dipojokan, sambil menanti waktu yang pas buat bagi-bagi kopi gratis sesuai dengan diskusi Prama yang bertugas malam itu. Kami pun bertiga ngobrol berkenalan, bercerita panjang lebar soal keluarga dan kehidupannya, tak lupa tentang kopi dan komunitasnya. Seru abis ngobrolnya, yang satu junior yang satu senior, dari segi usia jelas jauh banget, tapi dalam hal ngobrolin soal kopi, kompak banget.

Fahmi E Mutaqien dan Imam Mukhlish, itulah nama KTP duo barista. Tapi, ku memanggil nama kecilnya saja, sebut saja Ami dan Mang Imo, biar berasa kedekatannya dan chemistrynya dapet. Jadi pas waktunya mereka beraksi di bar restorasi kan lebih asyik, begitu pun dengan crewnya Lodaya Malam yang masih muda mudi, menambah semangat

Me and Duo Barista

Waktunya beraksi…
Kedua barista pun mulai persiapan, ngopi bareng KAI sekarang lebih simple, mereka membawa perlengkapannya. Barista Ami menyuguhkan kopi dari Sumatera tepatnya Jambi sedangkan Mang Imo menyeduh kopi dari Jawa Barat tepatnya daerah Manglayang. Sambil mereka meracik dengan caranya masing-masing, salah satu crew Lodaya Malam mengumumkan pembagian kopi gratis ini.

Ami lagi ngeracik kopi buat disuguhkan

Mang Imo dan penumpang pecinta kopi dan suka nulis juga di blog

Serentak penumpang pun datang silih berganti ke gerbong restorasi, untuk mendapatkan free kopi ini, cukup memperlihatkan aplikasi KAI Access. Mereka antusias sekali terhadap gelaran festival “Ngopi Bareng KAI”. Bukan sekedar ngopi biasa, tapi mereka pun sambil berinteraksi dengan baristanya, baik itu soal jenis kopi sampai pada penyajian kopi yang tanpa gula. Lalu kenapa kopi ini lebih baik dikonsumsi tanpa gula? tanya salah satu penumpang. Menurut barista muda nih, katanya biar bisa merasakan cita rasa kopi yang sesungguhnya, kalo rasa kopi itu ada yang manis dan asem. Masalah manis hanya selera saja.

Setelah memanjakan penumpang, tak lupa saatnya nyeruput kopi bareng crew Lodaya Malam, ah seolah lupa waktu, jika saat itu sudah menjelang tengah malam. Ngobrol hangat bareng Kondektur, Prama, Prami dan Crew lainnya menambah keramaian malam itu. Minum kopi itu selalu menghangatkan suasana, meskipun siapa mereka hanyalah teman selewat tapi berasa banget kebersamaannya. Kopi yang diseduh malam itu begitu laris manis, seratus cup sudah dibagikan.

Suasana malam jadi ceria dan seru

Tak lupa Masinis dan wakilnya pun ikut  nyeruput kopi

Ngopi Bareng KAI #2 – Enjoy Your Journey With Indonesian Coffee

Kembali menduduki singgana sambil ngobrol lagi bareng dua barista dan saling berbagi cerita tentang pertemuan pertama siangnya di booth kopi Stasiun Bandung. Ternyata ya, tak kenal maka tak sayang. Seperti acara Ngopi Bateng KAI ini, mungkin ada yang belum tahu juga. Jadi di awal 2018 lalu, Ngopi Bareng KAI #1 dilaksanakan,mkarena begitu antusias dari masyarakat begitu tinggi, maka PT Kereta Api Indonesia (Persero) kembali menggelar acara serupa dengan tagline “Ngopi Bareng KAI #2 – Enjoy Your Journey With Indonesian Coffee”.

Kegiatan yang dilakukan dalam rangkaian memperingati HUT ke-73 KA ini diselenggarakan  selama dua hari yaitu Senin-Selasa, 10-11 September 2018 dan dibuka oleh Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro, di Loko Cafe (area Stasiun Yogyakarta). Untuk menyelenggarakan acara tersebut, KAI bekerja sama dengan Komunitas Kopi Nusantara.
Edi Sukmoro dalam sambutannya mengatakan bahwa Ngopi Bareng KAI merupakan wujud dukungan KAI untuk memperkenalkan kopi lokal Indonesia.  Begitupun kegiatan ini diharapkan dapat memberikan edukasi serta wawasan seputar kopi di Nusantara sehingga mampu meningkatkan daya saing kopi asli Indonesia di masyarakat luas.

Acara Ngopi Bareng KAI #2 ini, masyarakat dan pengguna jasa KA dapat menikmati kopi gratis yang KAI siapkan sebanyak total 50.000 cup di 15 stasiun di 12 kota dan di 36 nama KA. Kelima belas stasiun tersebut adalah Stasiun Gambir, Pasarsenen, Bandung, Cirebon, Tegal, Purwokerto, Semarang Tawang, Semarang Poncol, Solo Balapan, Yogyakarta, Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Madiun, Malang, dan Jember.

Banyaknya jumlah kopi yang KAI sajikan untuk masyarakat mendapatkan apresiasi dari Museum Rekor Indonesia dengan predikat sebagai “Pemrakarsa dan Penyelenggaraan Pembagian Kopi Terbanyak di Kereta Api dan Stasiun. Untuk itu, Museum Rekor Indonesia akan menyerahkan piagam penghargaan kepada KAI di kawasan Pintu Selatan Stasiun Tugu Yogyakarta dalam rangkaian acara pembukaan tersebut. Di samping itu, untuk memeriahkan acara, KAI juga menghadirkan penyanyi Cita Citata di tempat yang sama.

Untuk menyuguhkan kopi gratis di stasiun dan kereta api, KAI merangkul 200 barista lokal profesional yang akan meramu dan menyuguhkan kopi gratis kepada para pecinta kopi di stasiun dan di kereta api jarak jauh dan menengah. Masyarakat dan pengguna jasa KA yang ingin mendapatkan kopi gratis ini cukup menunjukkan aplikasi KAI Access yang sudah terinstal dan terdaftar di ponselnya kepada petugas di area festival di stasiun dan di kereta api.

Festival Kopi di Stasiun Bandung

Sebelum perjalanan ke Solo Balapan bareng Lodaya Malam,  menyempatkan diri dateng ke Festival kopi yang berada di halaman Stasiun Bandung. Bertemu dengan PIC Bandung yang akan memandu kegiatan Ngopi Bareng KAI #2, lalu diperkenalkan dengan barista dan  booth festival kopi  nusantara ini. Kurang lebih ada 20  booth kopi dari Komunitas Kopi Nusantara, kopi yang mereka suguhkan tentunya berasal dari daerah Jawa Barat, seperti apa yang dikatakan oleh Kang Arif sebagai Korwil Bandung. Intinya kegiatan ini, pengen mengenalkan jenis kopi yang ada di Jawa Barat khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Beneran nih berkeliling dari satu stand ke stand kopi lainnya, cita rasanya emang berbeda. Cara penyajiannya pun mereka suguhkan dengan ciri khasnya. Yang menarik perhatianku adalah stand “Rayuan Kopi” menawarkan untuk icip-icip dengan sebuah rayuan yang pastinya gombal pake banget. Ada “Pejuang Kopi” dimana ada abah-abah sebagai dedengkotnya beserta mojang cantik yang menjelaskan bahwa mereka adalah pejuang kopi, artinya mereka memperjuangkan kopi-kopi lokal juga ga kalah enak.  “Stasion Kopi” pun ga mau kalah dengan memperkenalkan produknya, selain icip-icip tentu mereka pun menjual produk andalannya.

Suasana menjelang senja pun makin seru, live music dengan lagu-lagu yang diiringi oleh band  dan pegawai KAI yang turut serta meramaikan acara ini. Selain itu ada “Fun Cupping”  siapapun boleh mengikuti, termasuk para peserta dan pengunjung. Coffee Cupping menurutku adalah proses mengobservasi rasa kopi. Sejenak melihat penikmat kopi mulai menyeruput rasa, sambil mengeluarkan suara. Ternyata proses pencicipan (cupping) adalah di dalam lidah, di sini akan merasakan karakteristik dasar rasa kopi ada yang asem, manis dan pahit. Proses standar coffee cupping adalah dengan mengendusnya dalam, lalu menyeruput dengan kuat sampai kopi yang diseruput bisa terlempar  sampai ke  seluruh langit-langit mulut.

Menjelang naik KA Lodaya Malam, menyempatkan bertemu dengan Kepala Stasiun Bandung Bapak Iful yang akan membuka acara Ngopi Bareng KAI #2, beliau berharap semoga acara Ngopi Bareng KAI  sekarang sukses dan bisa menyuguhkan acara yang lebih megah lagi dari sekarang. Amiin.

Bapak Iful Ka Stasiun Bandung

Persiapan naik KA Lodaya Malam

Bandung – Solo Balapan PP Solo Balapan – Bandung

Ah, ga berasa pikiran jalan-jalan sendiri, sementara dua barista sudah terlelap di kursinya. Akhirnya Tiba di Solo Balapan jam 4 dini hari, perjalanan 8 jam lebih ga kerasa, meski harus melek. Dan di stasiun sudah menanti Mas Ozza PIC Solo yang sebelumnya  sudah aku kabarin. Senyum riangnya, menyambut Kami wajah-wajah yang lusuh, kemudian ngobrol cantik ditemani teh manis hangat yang menambah kehangatan suasana pagi Solo yang begitu adem.

Bareng Mas Ozza PiC Solo

Jadi perjalanan Ngopi Bareng KAI ke Solo Balapan  ini pulang pergi, hanya istirahat 3 jam saja di Mess PT Reska Multiusaha. Lodaya Pagi jam 7.20 menanti kembali komplit dengan crew yang sama, namun beda Kondektur karena mereka bertugas secara bergantian. Seperti yang dikatakan Kang Yosef yang sudah 10 tahun hidup di jalanan rek KA, begitu menikmati.

Meski sesaat di Solo Balapan tapi penuh kehangatan, jadi teringat lagunya Didi Kempot neng Stasion Balapan. Mas Ozza langsung ngakak tuh, matursuwun loh sudah menjamu kami sampai mengantarkan kembali ke Gerbong Restorasi Lodaya Pagi. Sambil konfirmasi dengan crew PT Reska Multiusaha yang  kembali bagi-bagi kopi gratis di KA.

Perjalanan Bandung – Solo Balapan dan sebaliknya berkesan banget buat aku yang baru pertama kali mengikuti trip ini. Dengan duo barista yang kocak, selalu aja ada cerita dan obrolan, disambil dengan tidur ayam tapi telinga mendengar. Begitupun dengan crewnya yang kompak, mulai dari cleaning service, prama prami, satpam dan kondektur selalu siaga dan cepat tanggap. Salut banget dengan cara kerja mereka yang terus melayani penumpang dengan senyuman.

Duo Prama yang kalo di poto potogenik, panggil saja Dani dan Pika

Mereka lucu, akrab, dan melayani semua penumpang yang datang ke restorasi ataupun berkeliling gerbong bersama Prami

Duo Barista yang Loba Gaya, tapi seruu meramaikan perjalanan selama di KA Lodaya Malam dan Pagi

Entah ini gelas yang keberapa selama perjalanan Ngopi Bareng KAI  #2

Karena  dengan menikmati rasa kopi yang asem, pahit bahkan manis layaknya menikmati kehidupan ini, meski pahit tetep dinikmati.

Terima kasih buat semuanya yang telah menggoreskan kenangan dalam perjalanan ini, sukses buat KAI, sukses buat Manteman semuamya. Love..