Aku harus bisa mengaji . Terlahir dan dibesarkan dalam pendidikan keluarga yang tidak islami, mungkin saat itu kurang terlalu paham. Yang ku dapatkan dari keluarga adalah tentang berbuat baik pada sesama. Sedari kecil miskin ilmu keagamaan, bahkan mengaji pun tidak pernah karena memang tidak biasa diajarkan. Sampai pada suatu ketika usia Sekolah Dasar, selalu iri pada temen-temen yang mengaji di mesjid, pandai membaca al-qur’an, rasanya sedih dan malu pas di suruh mengaji aku ga bisa.
Apalagi jaman sekolah dulu kalau pelajaran agama suka bergilir di suruh membaca ayat-ayat al-quran. Pas giliranku, dengan menggelengkan kepala, menjadi cemoohan teman dan dinasehati untuk belajar. Sementara orang tua saat itu kurang memahaminya.
Pokonya Aku harus bisa mengaji!
Akhirnya, mau tidak mau aku mendalami sendiri dengan diam-diam membaca buku-buku islami dan bagaimana hidup secara islami, belajar mengaji, membaca dan menghafal juz’amma, serta membaca terjemahannya . Masa abege kala itu dihabiskan dengan explore diri, harus bisa mengaji yang lambat laun bertemu dengan seorang teman main di rumah yang jadi sahabat sampai saat ini. Sahabat yang lahir dari keluarga yang fanatik islami, banyak belajar dari beliau, kucuri ilmu mengajinya, dan merengek minta ajarin aku mengaji.
Menjelang dewasa mulai memahami dan belajar sendiri bahwasannya seorang muslim harus berusaha mewujudkan kehidupan ini dengan cara meniatkan segala hal yang dilakukannya adalah sebagian dari ibadah. Seperti yang ada dalam pedoman kitab suci al-qur-an. Islam pun mencakup keseluruhan termasuk dalam kehidupan sehari-hari, bahwa perbuatan harus bersandar kepada hukum-hukum islam. Baik itu hubungan dengan Allah, dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Dan dengan bisa mengaji, mengkaji akan mengetahui, memahami apa makna yang ada di dalam kitab suci al-qur’an
Dalam hal ini hubunganku dengan diri sendiri, merasa tak sempurna rasanya kurang pandai mengaji dan mengkaji al-quran. Sejujurnya, timbul rasa iri dan cemburu pada mereka yang pandai dan mendalami al-quran. Orang lain saja bisa kenapa aku tidak?
Kata hatiku berbisik bisa, bisa, bisa! Belajar mengaji dan mengkaji harus dengan ketekunan, penuh kesabaran, jika merasa kesulitan jangan putus asa, ikhlas menikmati prosesnya semata-mata hanya karenaNya. Satu hal lagi punya rasa semangat belajar sendiri yang akhirnya bisa. Sampai orang tua pun kaget, ini anak ko bisa mengaji, dari mana?
Jadi teringat sebuah pertanyaan, “Bisa mengaji ga?” Itulah saat berkunjung ke rumah Camer untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Dan mau tidak mau setelah mempunyai anak menjadi Mom Stay at Home, semakin digenjot belajar mengaji dengan mengikuti pengajian rutin di sebuah Majelis Ta’lim, kebetulan ke mesjid hanya lima langkah dari rumah. Lagi-lagi bersyukur bisa mengaji dan mulai mengajari dan memberikan pemahaman kepada orang tua untuk melakukan hal yang sama. Alhamdulillah kedua orangtuaku bisa mengaji meski diusia senja, bahkan pandai lengkap dengan tajwid2nya.
Terkadang merasa ga sih, jika sedang shalat hanya sebatas menunaikan kewajiban saja, hafalan-hafalan dengan fasih tanpa memahami apa artinya. Pantas saja ketika berdoa berasa hampa, saat membaca al-qur’an pun tidak merasakan apa-apa. Baru menyadari akan pentingnya mengkaji maknanya melalui al-qur’an dan hadist lalu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya :
- Habluminallah, hubungan dengan Allah yang memerintahkan umatnya untuk menyembah dan beribadah hanya kepadaNya. Ibadah dalam kaitan yang diperintahkan diantaranya melakukan sholat, membaca al-qur’an, naik haji.
- Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, berkaitan dengan segala aktivitas dan tingkah laku setiap individu harus berdasarkan islam, mulai dari cara berpakaian, cara bersikap, bertutur kata dll
- Habluminanas, Allah memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik satu dengan yang lainya dan saling tolong menolong
Seperti saat ini, rasanya usia yang semakin cantik (baca tua) begitu membawa diri untuk lebih mendekatkan diri denganNya, memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi sesuai dengan perintahNya. Semoga saja bisa belajar dan belajar lagi mengkaji, tidak sebatas membaca-Nya dengan tartil dan melafalkan sebatas di mulut. Tapi, lebih memahami dan mengerti ayat-ayatNya.
Comments (25)
Ika Puspitasari
July 27, 2017 at 4:17 AMAku pengen, nggak cuma bisa mengaji tetapi juga bisa mengkaji isi Al Qur’an. Selama ini aku merasa cuma bisa mengaji tetapi nggak bisa memaknai isinya
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:43 PMNah itu dia mak, yuk ahh kita sama2 belajar..
Emak Gaoel
July 27, 2017 at 8:06 AMSemangat, mak! Aku yg dulu kecil aja madrasah, sekarang ikut kelas tahsin lagi. Mulai lagi dari awal, karena merasa kurang. Harus belajar sama guru, supaya tahu yg benar dan yg salah. Kita ini fakir.
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:41 PMiya fakir..dan terus..terus kudu belajar ya, ga ada abisnya..
yuuk, semangaat 2017 maak
Liswanti
July 27, 2017 at 9:30 AMSemangat teteh. Aku pun sama kok, terus belajar dan lebih mengerti serta memahami ayat-ayatnya. Saya iri dengan teman yang hapal dengan ayat-ayat dan maknanya. Kalau usia bertambah kadang suka lupa. Makanya sekarang ini saya perbanyak mendekatkan diri kepada Allah SWT
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:40 PMhahahaha iya yaa, semakin sepuh semakin berkurang daya tangkapnya, tapi seruu kalo belajar sama buibu, banyak ketawanya..
Yuni
July 27, 2017 at 9:59 AMPenting yaa buat bekal di dunia maupun akhirat.
Makin produktif ngeblog ni teh, aku iri……hihihi
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:39 PMiya, bener banget..
Haahhaa..lagi semangat nulis niy
Khairiah
July 27, 2017 at 11:10 AMAku ingin masuk pesatren walaupun udah tua biar bisa lebih mendalami agama
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:38 PMwaah..aku juga pengen, dari dulu pengen banget sekolah ke pesantren, sama ortu ga diizinin
Noe
July 27, 2017 at 1:41 PMWah, ditanya kayaj gitu sama camer rasanya gmn ya. Aku gk pernah ditanya 😀
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:36 PMhahahaaa..iya noe..
Ya, aku jawab bisa donk, tapi ga jago banget!
Oline
July 27, 2017 at 2:45 PMSemangaaat ya mak Nchie..
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:35 PMiya donk ma narend..
Rach Alida Bahaweres
July 27, 2017 at 2:47 PMMba Nchie semangat ya. Aku juga semangat nih agar anakku bisa lancar mengaji
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:35 PMsemangat 2017 donk…
iya hayuu,sama2 belajar..
Okti
July 27, 2017 at 4:23 PMSetelah Fahmi bertanya An Nas itu artinya apa? Serasa digampar saya kelakaban buru2 nyari2…
Ngajar anak hafalan Al Quran tapi emaknya ini gak tahu kan memalukan ya?
Mau gak mau saya juga wajib belajar …
nchiehanie
July 27, 2017 at 8:34 PMhahahaaa..iya teh bener bange mending jaman sekarang tinggal gugling, enak yaa..
Yati Rachmat
July 28, 2017 at 10:34 PMHihihi…apalagi bunda yang umurnya masih seumur jagung (baca:renta) pengennya udah baca artinya, lalu baca huruf arabnya tuh, ayat yang pendek bisa hafal. Eh, ternyata susah banget masuknya ke gudang perbendaharaan ilmu, hehe… Sekarang ini udah hampir sebulan ngapalan Al Mulk yang 30 ayat koq gak apal-apal. Aarrgghh… untungnya cucu bunda juga gak apal, jadi kita tos aja. Terus belajar.
April Hamsa
July 29, 2017 at 5:26 AMPengen ikutan kelas ngaji lagi,tapi di sini jauh #alesan
Mungkin nunggu anak2 agak gedhean kali ya jd bisa ditinggal2. Kalau skrng pakai Al Quran dgn tajwid dan nonton youtube dulu buat belajarnya TFS
Helena
July 29, 2017 at 8:56 AMMakasih remindernya Teh. Sekarang makin tertantang belajar agama buat ajarin ke anak juga
Eni Rahayu
July 30, 2017 at 3:17 AMThx for share teteh. Bersyukur ya bisa menemukan sahabat yg bisa kita contoh dan mempengaruhi kita
lendyagasshi
July 30, 2017 at 7:28 AMIkut ngaji yuuk, teh Nchie..
Ada beberapa kajian sunnah di Bandung.
MashaAllah.
Nikmatnya tinggal di kota seramah ini.
Keke Naima
September 6, 2017 at 5:20 PMIya nih di usia cantik gini memang harus sering ngaji 🙂
nchiehanie
September 9, 2017 at 9:13 PMyuk..yuk..