Kehidupan ini bersifat dinamis, ini yang perlu kita ketahui . Apalagi seiring dengan perkembangan jaman dan hidup ini tentunya ingin menjadi lebih baik dari hari ke hari. Setiap jiwa pasti pernah merasakan paling sial di dunia, begitu pun aku dimasa-masa pernah down banget hal yang sama dirasakan. Bahkan , sesekali terlintas menyalahkan orang lain, namun belajar terus memahami tentang diri sendiri. Bahwa kita ga bisa merubah orang lain, tapi bisa merubah diri sendiri.
Menyadari jika semua orang yang hadir dalam kehidupan kita adalah anugerah. Memberikan hal yang menyenangkan jelas membuat diri bahagia atau sebaliknya. Hal yang kurang menyenangkan tentunya bakalan selalu dikenang dan sulit untuk dimaafkan, yang akhirnya membuat sakit hati , menumpuk lama dari hari ke hari yang menimbulkan luka batin. Kehadiran mereka memberikan kontribusi kepada diri dan membuat diri menjadi lebih aware. Semoga kita semua masih bisa melihat sisi positif dari diri kita bagaimana pun keadaannya.
Memaafkan diri sendiri berarti berani menghadapi yang terjadi di masa lalu, berani mengakui kesalahan, dan terus maju dengan bahasa jaman now ayolah move on. Ya, ada saatnya melakukan kesalahan dan menyesal, tapi ketika itu selesai, harus melangkah. Meski memaafkan ga semudah membalikan telapak tangan, butuh waktu dan proses. Tapi buat apa menanggung beban yang akan menghalangi kita melangkah maju.
Kapan dapat berdamai dengan diri sendiri? Kapan pun, tapi setiap orang tentunya memiliki waktu yang berbeda-beda, berdamai dengan diri sendiri bukanlah hal yang singkat untuk dilakukan, ada hal yang lebih penting mengingatkan diri bahwa diri memang pantas untuk dimaafkan.
Ini cara belajar untuk memaafkan diri sendiri, yuk lakukan 4 langkah berikut :
1. Sadari
Meluangkan waktu untuk hening, menengok ke dalam diri. Sadari… sekarang ini, pilih satu kejadian dalam ingatanmu, yang bikin kamu sebal, marah, karena kejadian itu nggak sesuai keinginanmu. Sadari perasaan apa yang muncul. Sadari pula reaksi tubuhmu seperti apa.
2. Terima
Memberi ruang untuk segala rasa yang datang. Kalaupun mau menangis, menangislah. Ungkapkan segala perasaan yang ingin dikeluarkan. Memberi ruang untuk segala rasa yang datang, yang dimaksud adalah perihal kondisi di dalam diri. Memberi ruang untuk rasa marah, bukan berarti melampiaskannya membabi buta ke luar diri.
Bisa jadi orang yang sedikit-sedikit marah itu karena kurang menerima rasa marah.
3. Ramah
Kalau temanmu lagi musibah, tentu kamu bersikap ramah kepadanya, kan? Memberikan waktu dan mendengarkan kelu kesahnya lalu menasehatinya, sambil mengucapkan, “sabar, ya!” . Nah, bersikaplah ramah seperti itu kepada dirimu sendiri. Berikan welas asih kepadanya denganpenuh cinta.
4. Tersenyumlah
Menerima apapun kejadian di masa lalu dengan penuh senyuman. Yang sudah terjadi ya sudahlah. Yuk, kita sambut datangnya bahagia di sini-kini dengan tersenyum. Berikan pelukan hangat buat dirimu sendiri dengan mengatakan sepenuh hati, “Aku mencintaimu…”
Empat langkah di atas menjadi PR buat diriku juga, belajar setiap saat ketika sedang merasakan perasaan yang ga nyaman. Biasanya aku melakukan dengan duduk diam, hening sambil mengistirahatkan pikiran. Lalu ada pertanyaan, emang bisa ya mengistirahatkan pikiran? Bisa, selama ada niat dan kemauan untuk terus belajar dan latihan.
Yuk, latihan tipis-tipis duduk diam sambil hening, mulai mengistirahatkan hati dan pikiran :
- Tarik napas, dalam hati sepenuh hati katakan, “Terima…” Embuskan napas, dalam hati sepenuh hati katakan, “Kasih…” Lalu, dalam hati sepenuh hati katakan, “Terima kasih…”. Arahkan perhatianmu hanya pada tarikan dan embusan napasmu.
- Pikiranmu pasti akan mengembara, memikirkan ini dan itu. Itu pasti dan nggak apa-apa. Saat kamu sadar pikiranmu sibuk ke sana ke mari, senyum saja dan pelan-pelan ajak kembali pikiran ke napas. Kembali sadari napas. Mungkin kamu agak jengkel karena kamu jadi menyadari pikiranmu sibuk memikirkan ini dan itu. Teruskan latihan dengan sabar, ya.
- Luangkan waktu 2 menit aja dulu. Mungkin 2 menit itu terlalu sebentar, ga apa-apa. Dimulai dari hanya 2 menit, tapi kita lakukan setiap hari selama seminggu. Kalau sudah konsisten setiap hari, baru durasi ditambah. Pelan-pelan saja. Lama-lama kita naikkan jadi berlatih 10 menit setiap hari.
Latihan mengistirahatkan pikiran ini adalah latihan bersyukur, latihan berhenti menginginkan, latihan merasa sudah cukup. Semuanya sudah baik adanya. Dulu belajar di mulai dari 2 menit, lalu 5 menit dan sekarang bisa sampai 30 menit bahkan 1 jam. Semua latihan berdamai dengan diri sendiri, memaafkan diri sendiri aku pelajari dari Buku Mengheningkan Cinta, tulisan salah satu sahabat yang memang expert di Mindfulness.
Lalu, kalau sudah latihan memaafkan diri sendiri, apakah rasa bersalah itu bisa muncul lagi. Tentu saja bisa, makanya jika dibutuhkan lagi, latihan lagi terus dan terus sampai membuat diri merasa nyaman dan lebih baik. Setiap orang punya caranya masing-masing untuk menyembuhkan luka batinnya, apa pun caranya yang penting menikmati proses dan memahami hikmah dengan mengambil sisi positif dari kejadian tersebut.
Saat sudah berdamai dengan diri sendiri, maka akan mampu untuk mengingat kesalahan tersebut tanpa merasa marah ataupun sakit hati. Bahkan akan merasa lebih lega, nyaman, dan bersemangat setelah memaafkan diri. Apabila mengalami kesulitan untuk berdamai dengan diri sendiri, jangan sungkan untuk mengunjungi ahlinya seperti psikiater, psikolog atau konselor.
Sudahkah hari ini memafkan dirimu sendiri?
Comments (28)
Bibi Titi Teliti
July 6, 2020 at 12:30 PMWaktu abis lahiran Fathir aku sempat merasa jadi orang yang paling menderita tuh, bawaannya sedih dan pengen nangis terus.
Mungkin pengaruh hormon juga yah, untung ada si tetangga yang selalu setia menemani hahahaha.
Beneran harus sadar dan belajar menerima diri sendiri, waktu itu akhirnya bisa pulih kembali karena mulai suka nulis curhat di blog sih hehehe
Suciarti Wahyuningtyas
July 6, 2020 at 12:38 PMTersenyumlah karena senyum itu ibadah, benerkan teh? Tapi memang sebelum memaafkan orang lain yang terpenting kita harus bisa memaafkan diri sendiri dulu karena sebenarnya perang yang susah adalah pada diri sendiri.
nia nastiti
July 6, 2020 at 2:44 PMDamai banget Mak baca postnya. Untung bacanya sekarang pas memang sudah lebih slow karena bener banget memaafkan diri sendiri bikin kita legowo menjalani semua hal lainnya. Cocok jadi trainer terapi nih Mak Nchie 😀
Isnia Nuruldita
July 6, 2020 at 6:19 PM4 hal kecil namun berdampak besar untuk bisa menaklukan diri sendiri :’)
Hangat sekali bacanya berasa disemangatin sama diri sendirin
Nurul Sufitri
July 7, 2020 at 1:26 PMMemaafkan kesalahan orang lain lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri. Terbayang2 apa yg telah diperbuat. Jadi mana bisa tersenyum? 😏😅 Namun seiring berjalannya waktu, sepertinya bisa sih.
Juliastri Sn
July 7, 2020 at 9:01 PMBerdamai dengan diri sendiri memang lebih baik supaya jiwa lebih tenang, nyaman dan bahagia..
Desy Yusnita
July 8, 2020 at 6:31 AMBener deh, kadang kita tuh sulit memaafkan diri sendiri karena ngga sempurna. Ujung-ujungnya jadi ga iklas dalam melakukan sesuatu atau parahnya nih malah jadi takut mau melakukan sesuatu. Jadi katak dalam tempurung deh. Memang kita perlu waktu untuk diri kita sendiri, teh. Setuju.
Dedew
July 8, 2020 at 7:36 AMTerima kasih Teh, aku pernah diajarkan psikolog saat seminar di sekolah bocah tentang teknis pernafasan ini tapi lupa dilakukan rutin..aku save tulisanmu ya mau coba rutin..
Nia Nurdiansyah
July 8, 2020 at 8:53 AMNuhun diingetin Teteh, aku juga lagi belajar memaafkan diri sendiri nih, penyesalan suka bikin kita jadi judes sama diri sendiri, pas tadi di atas ditulis kudu ramah, aku langsung… Oke, harus mulai ramah ke diri sendiri
Ade UFi
July 8, 2020 at 9:52 AMSaya kalau baca tulisan Mba Nchie ini adem looh.. berasa diterapi. Karena saya pernah megalami PPD dan sepertinya masih membekas sedikit saat ini. Jadi kalau baca tulisan Mba Nchie seperti diobati
Rach Alida
July 8, 2020 at 10:15 AMHalo mba Nchie. Makasih informasinya. Jadi penasaran buat mencobanyaa. Kadang memang membutuhkan waktu untuk memikirkan dan merenung dulu agar kita bisa menerima diri sendiri . Btw, apik design blog barunya mba 🙂
Milda Ini
July 8, 2020 at 11:45 AMthanks for you sharing Mba, I will try your tips every day with gratefull and keep in my mind. I will to be kind woman and do all of best
Hidayah Sulistyowati
July 8, 2020 at 1:36 PMJadi teringat saat-saat terpuruk, dan dulu gak ada yang bantu namanya masih jadi anak mahasiswa ya. Alhamdulillah waktu yang menyembuhkan, dan memang memaafkan diri sendiri adalah penting, agar bisa melangkah maju. Teknik pernapasan yang sering aku lakukan saat bangun tidur. Bikin relaks, dan memberikan kesempatan untuk berterima kasih pada diri sendiri.
Makasih Teteh… udah diingatkan lagi, kadang gak melakukan relaksasi karena keburu pengen nyiapin sarapan
Uniek Kaswarganti
July 8, 2020 at 9:08 PMDi masa lalu, ketika masalah besar sedang melanda, puncak dari proses mengadu dan mengeluh selalu kulakukan selepas sholat, Teh. Habis sholat, terus nangis. Nangis aja selepas-lepasnya. Luruh semua perasaan. Meski masalah tidak langsung hilang, legaaa banget rasanya sembari membangun kembali semangat. Alhamdulillah sekarang udah enggak nangisan lagi. 🙂
diane
July 8, 2020 at 2:31 PMAlhamdulillah..insyaallaah aku udah memafkan diriku sendiri teh…dan berdamai dengan semua yang ada di sekitar..Jadinya ya hanya bersyukur aja sama yang sedang aku hadapi sekarang teh…Biar happy lah hidup ini…hahahah
Indah Juli
July 8, 2020 at 2:53 PMMenurutku, hal yang paling berat dilakukan itu adalah memaafkan diri sendiri dan menerima keadaan dengan ikhlas. Tapi ku mencoba terus menerus, berlatih memaafkan, karena jika kita sudah bisa memaafkan diri sendiri, pasti bisa memaafkan orang lain, ya kan.
Lidya
July 8, 2020 at 3:44 PMNah susah-susah gampang nih memaafkan diri sendiri kalau kesadran gak berasal dari kitanya ya teh. walaupun susah tapi kalau kita sadar & ikhlas Insya Allah bisa.
andyhardiyanti
July 8, 2020 at 3:50 PMTerima kasih sharingnya, Teh. Wajib banget nih dicoba langkahlangkahnya. Pasti makin tenang dan semangat menjalani hidup, kalau sudah berhasil memaafkan diri sendiri.
herva yulyanti
July 8, 2020 at 4:36 PMsalfok sama tampilan blognya teh balu mampir lagi jadi pangling ini menarik sekali teh 🙂
alhamdulilah aku sendiri sudah mulai bisa berdamai dengan diri dengan caraku sendiri dilepaskan saja dan utamanya minta kepadaNya
Ida Raihan
July 8, 2020 at 9:11 PMKarena melupakan hal yang tidak mengenakkan adalah mustahil, maka berdamai dengan diri sendiri adalah hal yang bisa dilakukan meskipun membutuhkan proses panjang ya. Makasih sudah diingatkan Kak.
April Hamsa | Parenting Blogger keluargahamsa.com
July 8, 2020 at 11:05 PMKadang kalau waras udah hepi2, tapi kadang rasa bersalah terhadap diri sendiri itu muncul pas lagi dlm kondisi down hehe 😀
Emang ya musuh terbesar dan susah dikalahkan maupun dimaafkan itu ya diri sendiri hehe
TFS tipsnya
nchiehanie
July 28, 2020 at 8:48 PMHihiii iyaa..
Itulaah tugas kitaa, biar lebih sadar diri
Nia Haryanto
July 8, 2020 at 11:16 PMAlhamdulillah, sekarang aku sudah lebih banyak memaafkan diri sendiri. Sejak ikut acara dr Dave dulu itu di acara Blogger Day. Dan iya, sejak itu rasanya hidup lebih ringan. Walopun kadang kala, kalo PMS biasanya, suka dateng lagi deh penyesalan itu. Dan benci diri sendiri. Fyuh… inhale exhale…
nchiehanie
July 28, 2020 at 8:48 PMAsiik.
Hahaha yang nangis ga eureun2 ya teh.
Iya lebih aware aja ama diri, kalo dah cape ato perasan ga nyaman benahin dulu
Wiwied Widya
July 9, 2020 at 12:03 AMYup, berdamai dengan diri sendiri itu butuh proses panjang ya. Tapi ini kayak prasyarat supaya kita bisa lebih menikmati hidup, nggak terlalu terbayangi masa lalu dan nggak perlu mengkhawatirkan masa depan.
nchiehanie
July 28, 2020 at 8:46 PMNah itu, berhenti mengkhawatirkan masa depan
Fokus sekarang
Climate4life
July 12, 2020 at 10:08 PMTrims pencerahannya mba… paling tidak jika berhasil memaafkan diri sendiri sebagian beban hidup berkurang deh
nchiehanie
July 28, 2020 at 8:46 PMIyess