Tips Pengasuhan Anak Remaja

PIN

Tips Pengasuhan Anak Remaja.  Duh, si Teteh  enak nih jalan-jalan terus, ngafe, narsis olangan tanpa keluarga, hidupnya rasanya bahagia tanpa dikintilin anak. Tersenyum manis, iya donk!! Menikmati hidup sekarang yang diberikanNya, mempunyai banyak waktu untuk diri sendiri, ngapain lagi kalau ga menyenangkan diri sendiri. Padahal, di balik  poto-poto di instagram pun  kebanyakan hasil jepretan si anak remaja.

Waktu cepat berlalu,  teringat saat anak-anak masih kecil menggemaskan, rasanya tenaga dan waktu orang tua memang sangat terkuras. Mengambil waktu sejenak me time pun rasanya tak  ada. Dan kini, ketika anak sudah menjadi anak remaja, justru banyak waktu banget bisa me time barengan. Anak sudah lebih mandiri dan ga perlu lagi bergantung pada orang tua.

Begitu pun untuk waktu dan tenaga jadi lebih santai, tapi  pikiran makin bertambah. Terkadang dunia remaja yang sulit ditebak, apalagi yang hidup dijaman sekarang. Mereka terkadang punya impiannya  dan cita-citanya sendiri. Masih labil dengan dengan perasaannya, kadang bisa senang banget atau  bad mood secara tiba-tiba. Disinilah orang tua perlu memainkan tarik ulur dengan penuh kesabaran, agar dapat mendekati   dunia mereka yang serba rahasia .

Tiga Kunci  Pola Asuh

Dulu ga kepikiran saat  menjadi orang tua, yang selalu harus siap belajar seumur hidup. Ga ada kuliahnya menjadi orang tua, palingan bisa di dapatkan berdasarkan info orang tua atau naluri seorang ibu. Ditambah lagi seminar2 parenting atau info dari mba google. Tapi, mendidik anak ga segampang membalikkan tangan, ada 3 hal  yang perlu diperhatikan :

1. Kompak

Kekompakan ini sangat diperlukan, butuh kerjasama antara ayah dan  bundadalam hal mengasuk anak-anaknya. Jangan sampe kata Ayah begini, kata bunda begitu. Begitu pun dengan pihak di luar rumah, seperti sekolah bersama gurunya agar tidak terjadi permasalahan dikemudian hari.

2. Konsisten

Sudah menjadi hal yang utama jika konsisten adalah  bagian dari suksesnya sebuah pola asuh, yang engga ada yang instan. Semuanya butuh proses yang kadang bisa panjang, perlahan tapi menghasilkan agar anak pun disiplin

3. Komunikasi

Ditengah  kesibukan  anak-anak dan orang tua, terus berkomunikasi adalah hal yang terpenting, apa saja yang diobrolkan ga harus serius, bisa disambil melakukan pekerjaan atau sekedar ngobrol meski sambil bermain gadget.Komunikasi yang baik harus terus dijalin diantara anggota keluarga.

Imperfeect Parenteen | Myra Anastasia | Tarik Ulur Pengasuhan Remaja| Blogger Lifestyle | Nchie Hanie

Tuh kan, ketiga kunci pola asuh di atas simple sekali, tapi engga dalam realitanya, meski butuh latihan terus. Yuk, terus belajar menjadi orang tua yang saling memahami, kadang kita pun belajar dari anak-anak. Berkomunikasi dengan anak-anak yang kadang debat, diskusi tapi sesungguhnya menghidupkan suasana. Tentu berbeda saat berkomunikasi dengan anak masih kecil  dan remaja, dah ngintipin cara berkomunikasi dengan remaja.

Cara Berkomunikasi dengan Remaja

Sudah baca di atas kan, kalau berkomunikasi adalah hal yang penting banget, karena langgeng tidaknya sebuah hubungan  bisa saja tergantung dari cara komunikasi. Membayangkannya saja, kalau  komunikasi sama orang tua, anak, teman atau rekan kerja  dan lainnya engga lancar, bagaimana? Semuanya sangat membutuhkan dengan caranya masing-masing, begitu pun  komunikasi dengan anak remaja.

“Sejajarkan posisi dan tatap mata anak ketika

berkomunikasi dengan mereka”  hal 40

Teori yang sering didapatkan tentang cara beromunikasi, mungkin buat anak semasa kecil iya, tapi tidak dengan dunia remaja, tentunya ada beberapa perbedaan yang orang tua perlu lakukan kembali.

Memberi Mereka Ruang

Memberi ruang buat anak remaja, masa yang puber dengan sikap dan rasa yang berubah-ubah. Terkadang tanpa alasan yang jelas terlihat kesal. Ga jarang juga bikin kesyel, ketus, maunya apa sih dan terpancing emosi menghadapinya. Perlunya memberi ruang pada mereka untuk mengatasi pemasalahannya sendiri, sampai menunggu reda dan mau cerita.

Berusaha Menjadi Teman

Menjadi teman bagi anak bukan berarti menurunkan wibawa kita sebagai orang tua. Berkomunikasi dengan cara diajak berdiskusi  dan didengarkan pendapatnya akan lebih senang dibandingkan dengan mengguruinya. Orang tua pun senang, bisa menerima curhatannya yang dialami anak remaja dan menjadi pendengar yang baik.

Jangan Kudet

Ini terpenting juga, menjadi orang tua mesti update  apa yang terjadi dengan dunia remaja, entah itu tentang idolanya biar bisa ngobrol nyambung. Apalagi arus yang sangat cepat di era digital, dan anak remaja serba tahu yang lagi trend sekarang seringnya di dapat di sosmed. Sebagai orang tua jangan sampai kalah infonya, mencari tahu agar bisa didiskusikantentang baik buruk dari tren tsb.

Imperfeect Parenteen | Myra Anastasia | Tarik Ulur Pengasuhan Remaja| Blogger Lifestyle | Nchie Hanie

Berasa banget punya anak remaja nih, bersyukur  emaknya mengerti dan paham dunia digital. belajar dari awal untuk memersiapkan kelak saat memiliki anak remaja. Karena kita tahu kan , mendidik anak tuh  sesuai dengan jamannya. Apalagi di era yang serba digital ini, banyak tantangan memiliki anak remaja.

Tantangan Memiliki Anak Remaja

Memiliki anak tuh asik dan seru, dengan pola asuh mulai dari anak kecil, pra remaja dan remaja tentunya berbeda. Orang tua hanya tampak santai, bahagia saat di sosial media ketika anak-anak sudah beranjak remaja, tapi kenyataatannya di rumah justru jumpalitan mengurusnya. Ga segampang itu, sodaraaa!!

Dan ternyata memang berat pola asuh anak remaja nih. Tuh kan, ga ada berhentinnya menjadi orang tua, upgrade teros sepanjang masa. Menghadapi anak remaja yang penuh dengan intrik dan mencari jati dirinya, bukan anak kecil lagi yang bisa dinasehatin ini itu, selalu merasa paling benar, apdahal sebenernya butuh bimbingan dan arahan dari oranng tua. Makanya dibutuhkan terus komunikasi.

Berbagai masalah yang timbul pada anak remaja, terkadang jaman sekaarang miris banyak permasalahan anak remaja yang rentan akan depresi dan ini tantangan banget buat orang tua yang memliki anak remaja. Dan berikut tantangan lainnya memiliki  anak remaja :

  • Mulai memperhatikan penampilan
  • Bullying
  • Mulai merasakan jatuh cinta
  • Beban pendidikan yang berat
  • Tekanan pertemanan

Imperfeect Parenteen | Myra Anastasia | Tarik Ulur Pengasuhan Remaja| Blogger Lifestyle | Nchie Hanie

Tips Menghadapi remaja dan Permasalahan

Jangan khwatir ya, selama kita dekat dengan anak remaja. Sebagai orang tua bakalan tahu karakter anaknya gimana dan cara mengatasi beberapa permasalahan di dunia remaja .

  • Memperkuat bonding dengan anak
  • Banyak mendengarkan cerita anak
  • Menjadi teman yang berwibawa
  • Janagn sesekali menyepelekan masalah remaja
  • Memberi kepercayaan dan tanggung jawab pada anak

Huhuy, pokonya punya anak remaja tuh, sambil lanjut membaca buku Imperfeect Parenteen, hasil karya Bunda Keke Naima. Sebut saja Myra Anastasia (kasihan namanya ga pernah disebut, nama anaknya mulu yang ngebranding). Sahabat Blogger, ku memanggilnya Chi, berteman dari mulai pertamma kali ngeblog, ketika anak-anak masih kecil menggemaskan. Sering Blogwalking, sekedar ngintipin Cerita harian Keke Nai  di blognya.

Atau pun kertika ada kesempatan bertemu langsung pas ke Bandung atau pas ada event ke Jakarta kami selalu meluangkan waktu untuk ngopi cantik, membahaas semua cerita kehidupan, terutama anak-anak ini. Waktu ngerumpi, ga akan ada habisnyaa, sampai seabreg cemilan gorengan pun habis dimakan. Itulah, terakhir bertemu dengan beliau pagi-pagi di sebuah kedai di Naripan.

Imperfeect Parenteen | Myra Anastasia | Tarik Ulur Pengasuhan Remaja| Blogger Lifestyle | Nchie Hanie

 

Suka banget dengan Imperfect Parenteen merupakan buku yang bolak balik ku baca.  Kemana-mana ada kesempatan , baik itu saat ngopi bareng anak remaja atau  saat liburan staycation selalu dibawa. Sepertinya memang yang beliau tulis adalah hampir sama dengan pola asuhku di rumah.  Selama baca buku ini, merasa ternyata  yang dialami sebagai orang tua memang jumpalitan.  Pokonya buku ini sangat menyenangkan, disajikan banyak tips untuk menghadapi mood swing anak remaja, bagaimana berkomunikasi terhadap hal-hal terkait pubertas.

Lalu bagaimana menjaga hubungan orang tua dan anak saat anak mulai mood swing, juga bagaimana menjaga anak yang sudah mulai mandiri untuk tetap berada di jalur yang baik tanpa terkesan menggurui. Buku ini sudah membuka mata setiap orang tua yang membacanya atau pun anak-anak remaja, bahwa setiap fase perkembangan anak pasti di barengi juga dengan bertambahnya ilmu bagi orang tua, yang akan terus  upgrade belajar bersama anaknya.

Kini, anak-anak sudah remaja, menjadi teman, sahabat. Ada fasenya dimana ku merasa sedih, berusaha menghilangkan rasa sedih sambil  mengenang mereka saat kecil, terharu bahagia bisa membersamai sampai tahap sekarang.  Orang tua kadang suka dicuekkin, asik dengan dunianya sendiri. Di sinilah perlu kebesaran hati, menyiapkan diri dan hati kalau mereka hanya sebatas titipin dariNya yang perlu kita asuh, dididik, dirawat semampu kita.

Tapi bangga juga, mengantarkan anak sampai saat ini dengan mempunyai pilihannya sendiri. Anak remaja menjelang dewasa, tak  bisa lagi dipaksa. Mereka punya impian dan cita-citanya masing-masing, tak  bisa menitipkan impian orang tua harus menjadi ini itu. Tugas kita, hanya mengarahkan dan mendukung saja.

Seperti yang aku alami sekarang menghadapi anak remaja, yang seharusnya menjadi  mahasiswa tahun ini, memilih untuk berhenti dulu.  Dengan segala kerendahan hati orang tua, hanya bisa menjadi pendengar dengan alasan yang memang masuk akal,  mendukung dan mengarahkan saja. Memilih untuk  beristirahat dulu dan meminta untuk dibina berbisnis online lebih serius lagi, seperti yang sudah dijalaninya beberapa tahun ini. Semangat !!

Imperfeect Parenteen | Myra Anastasia | Tarik Ulur Pengasuhan Remaja| Blogger Lifestyle | Nchie Hanie | Crowne Plaza Bandung

Selamat berpetualang terus wahai anak-anak remaja, dan selamat buat kita sebagai orang tua yang selalu membersamai anak. Tak ada alasan lagi untuk sibuk bekerja maupun di rumah aja, ga ada waktu buat mereka. Bisa, selagi ada kemauan!!

Ah, mengharukan menjadi orang tua itu ya, Chi! Semoga kita bisa terus produktif,  menghasilkan berbagai konten yang bermanfaat bagi pembacanya. Makasih banyak ceritanya  di Imperfect Parenteen mewakili  yang ada dipikiranku yang tak terungkapkan dalam sebuah buku, mendukung terus apapun yang dirimu lakukan, Chi. Sukses!!

Dan sukses buat kita semua, stay safe and healthy!!

Ohiya, Tips ini aku tulis ini hanya sebagian kecil saja dari buku Imperfact Parenteen , masih banyak lagi cerita yang lebih menarik dan seruu. Kalau penasaran dengan ceritanya, bisa adopsi bukunya melalui instagramnya @ke2nai 

Gimana yang punya anak remaja, mana suaranya, sharing yuk hal yang paling berat menghadapinya?

Comments (37)

  1. nurulrahma

    July 3, 2021 at 5:17 PM

    Kompak, konsisten, komunikasi. Ini KOENTJI yg perlu ortu terapkan ya Teh
    Punya anak remaja tuh emang sesuatuuuu
    Remaja Masih cenderung labil dengan dengan perasaannya,

    anakku juga gitu teh, mood swing aseliiik, kadang bisa senang banget atau bad mood secara tiba-tiba. Yappp, orang tua perlu memainkan tarik ulur dengan penuh kesabaran, agar dapat mendekati dunia remaja

  2. Sri Widiyastuti

    July 4, 2021 at 10:40 AM

    iya teh, komunikasi dengan anak remaja mah susah susah gampang yaa, susah kalau saling emosi, gampang kalau komunikasi lancar dan bersahabat. alhamdulillah selama ini saya juga menerapkan ke anak gaya komunikasi yang bersahabat dengan anak. jadi pengen baca deh bukunya mbak myra. kayaknya cocok buat panduan saya mendampingi anak remaja

  3. Mpo Ratne

    July 4, 2021 at 9:55 PM

    Kesel dan geram sebagai anak kalau orangtua kudet tapi sok tahu. Dari situ dapat pelajaran penting bahwa belajar tidak mengenal usia

  4. Annisa Tang

    July 4, 2021 at 11:12 PM

    Teteh awet muda banget. Nggak nyangka loh sudah punya anak remaja. Ngurus anak remaja biasa lebih susah daripada balita, salut nih buat para orang tua yang punya anak-anak remaja penurut dan berprestasi.

  5. Mechta

    July 4, 2021 at 11:13 PM

    Wow…ini buku baru mba Myra ya.. Pasti keren deh, secara seting baca juga tema parenting di blognya, enak banget penyampaiannya. Bisa nih kurekomkan ke sahabat yg kemarin sempat mengeluh pusiiing dengan anak remajanya. Terima kasih sharingnya, Teh..

  6. Ida Tahmidah

    July 5, 2021 at 6:05 AM

    Sering baca blog nya Mba Mira alhamdulilah sekarang sudah dibukukan…. penting memang menjadi teman untuk anak-anak remaja kita supaya mereka bisa bebas berkeluh kesah ke kita ya….

  7. Nia Haryanto

    July 5, 2021 at 9:32 AM

    Bunda Kenai emang keren. Parenteen-nya bagus. Gak heran kalo dibukukan. Bisa jadi reminder untuk banyak orang tua. Dan memang ya, punya anak remaja itu nano-nano pisan. Aku masih banyak belajar. Tiap hari masih aja nemu yang ‘Wow’. Mana masih ada 2 lagi nih anakku yang bakal remaja.

  8. indah savitri

    July 5, 2021 at 10:33 AM

    kereeen pisan nih bukunya mba Chie Myra.. aku pun jauh dari soso orang tua sempurna, tapi selalu menikmati proses yang berjalan yaaa teh. Nikmati dan belajar bareng

  9. nurulrahma

    July 5, 2021 at 11:48 AM

    Aaakk, punya anak remaja serasa naik roller-coaster ya Teh
    Begitulaahh, parenting remaja memang assoy gebooyyy
    Kudu dinikmati dan ikhlas ya Teh

  10. Zia

    July 5, 2021 at 12:35 PM

    Vito masuk fase remaja nih, Teh. OMG perasaan masih anak kecil aja. Wkwkwk. Ini catetan penting buat aku karena udah mulai harus memperkaya ilmu parenting anak remaja. Makasih udah sharing loh, Teh. :*

  11. Nurul Sufitri

    July 5, 2021 at 12:44 PM

    Wow, buku mbak Myra ini teh nya? Keren banget dong, isinya parenting terutama buat remaja. Anak2ku udah kelas 8 dan 11 nih. Memang ya udah beda zaman beda juga gaya hidup dan perlakuannya. Kalau pola asuh yang baik dan seimbang (eeaa kayak gizi seimbang hehe) mah dari dulu mirip2 aja ya, cuma zaman now bisa kita perbaharui sesuai kemajuan, apalagi mereka generasi Z. Anak2 kita semakin percaya diri, mudah beradaptasi, mudah bisa utak-atik apa aja sendiri ada teknologi dll. Kitanya aja meni riweuh, aku aja video dll diajarin anak2 hahaha 😀

  12. Desri Desri

    July 5, 2021 at 1:59 PM

    Hmm waku wajib baca nih teh, meskipun masihlama usia remajanya tapi buat bekal nanti, minimal ngga kaget banget hehe karena jamannya udah beda banget ya, anak remaja jaman sekarang sama jaman aku dulu teh.

  13. Tanti Amelia

    July 5, 2021 at 3:36 PM

    whaaa aku kok yang rada sedih ya mendengar keputusan kakak Olive untuk berhenti sejenak, peluk sayang dulu ah dari jauh..

    Tapi – you’re right,
    we have to support them – apa pun decission yang mereka buat – as long itu hal yang positif. Semangat sukses yaaa kakak Olive, psst.. jangan kelamaan cari duit mulu, enak soalnya hahahaha

  14. Yeni Sovia

    July 5, 2021 at 4:01 PM

    Kayaknya lebih susah ya Teh ngasih tahu anak remaja daripada anak usia dini. Bener nggak sih teh? Klo anak usia dini mah masih mau gitu ya langsung nurut ama kita klo dikasih tahu atau dipelototin dikit hahaha. Tapi anak remaja mah ga bisa ya digituin. Yang ada mereka berontak

    Aku juga masih PR buat aku nih teh gimana bonding aku ama anak itu harus kuat biar nanti ketika mereka remaja, lebih gampang buat diarahin dan jadi temen mereka kalau udah ada bondingnya ya. Semoga kita bisa mendidik anak anak kita menjadi anak yg sholeh dan mendidik diri menjadi orang tua yang baik untuk mereka ya teh

  15. Katerina

    July 5, 2021 at 4:24 PM

    Dulu waktu anak-anak masih kecil aku pikir saat mereka, setidaknya sudah ABG, urusan menjaga mereka lebih ringan. Padahal, justru makin bertambah usia, apalagi pas remaja, makin berat. Beratnya karena banyak hal harus dikomunikasikan dengan baik dan tepat, dan apa yang kita sampaikan/himbaukan/sarankan/anjurkan harus konsisten, jangan berubah-ubah, apalagi dari kitanya (perbuatan) ternyata gak sesuai dengan yang kita omongkan. Itu kenapa kompak pun bukan hanya sebatas hubungan tapi juga pada apa yang kita ajarkan.

    Sekilas ulasan dari buku Mbak Myra yang teh Hanie rangkum di sini, menjadi pelajaran penting yang sangat baik untuk dipraktekkan.

  16. nyi Penengah Dewanti

    July 5, 2021 at 7:06 PM

    MasyaAllah Teh. Bukunya ndaging banget bakalan butuh buat ngasuh anak nantinya nih. Makasih reviewnya teh. Ini penerbitan gramedia bukan?

  17. Bang Aswi | @bangaswi

    July 5, 2021 at 7:24 PM

    Bener, mendidik anak dan menjadi orangtua itu gak ada sekolah atau kuliahnya. Hanya berdasarkan pengalaman kita sebagai anak, melihat orang lain, atau membaca beberapa pengalaman orang lain di media massa/online, lalu dipraktikkan sendiri. Gak mesti sama, selebihnya adalah uji coba sendiri ^_^

  18. Bibi Titi Teliti

    July 6, 2021 at 9:35 AM

    Setuju banget sih sama kunci pola asuhnya, terutama komunikasi
    Apa pun asal dikomunikasikan dengan baik Insya Allah ada alan keluarnya, gak perlu saling ngotot dan keukeuh yaaah

    Dan berhadapan ama remaja emang beneran harus tarik ulur yaaah ehehehe Semangaaat!

  19. Mia Yunita

    July 6, 2021 at 11:24 AM

    Anakku bulan Juli ni pas 17 tahun usianya. Jadi tiap usia belasan,saya perhatikan apa saja perubahan yg terjadi selain fisik & pemikiran serta minatnya. Kalo minat, saat ini dia lagi gemar merakit robot Gundam. Baru 3 robot sih. Tapi ini bikin saya yakin dia tu bisa fokus pada hal² yg benar² dia minati

  20. Ratna Dewi

    July 6, 2021 at 1:09 PM

    Semakin nambah tahun, semakin canggih teknologi, pengasuhan pun semakin punya banyak tantangan apalagi buat remaja. Mungkin nanti pas Aqsa besar, tantangannya juga akan lain lagi dan lebih berat. Makanya orang tua harus terus belajar dan mengikutin informasi teknologi.

  21. Ophi Ziadah

    July 6, 2021 at 5:03 PM

    Duh tips-tips yang dibagi sama Mak Myra di buku Imperfect parenteen ini beneran related banget gak sih buat yg lagi nagdemin anak remaja dan pra remaja.
    Huhuhu kayak lagi membaca kisah sehari2kuh sebagai emak2 para teen di rumah.
    Its challenging…

  22. Indah Nuria

    July 6, 2021 at 6:57 PM

    Kalau baca buku seperti ini pasti seru ya teh, banyak sharing catatan dari kejadian sehari – hari ya

  23. Keke Naima

    July 6, 2021 at 7:22 PM

    Teh Nchie terima kasih banyaaaak. Beneran gak nyangka bukunya diulas di blog.

    Kangen banget, deh, ke Bandung. Kongkow bareng, trus sekian jam yang kita obrolin tuh seputaran dunia remaja, ya. Beneran bikin emaknya jungkir balik. Tetapi, dunia mereka memang seruuuu hahaha.

  24. Aswinda Utari

    July 6, 2021 at 10:14 PM

    Wah, kemana aja aku baru tau kalo mba Myra tyt nulis buku ini.

    Keren sekali siih. Selama ini cm kadang suka baca status fb n blognya.

    Bener banget kalo punya anak remaja itu tantangannya justru belum usai krn cobaannya baru lagi ya. Blm lg kalo liat pergaulan remaja sekarang. Heu. Kudu banget kita rajin komunikasi n bisa jadi teman mereka

  25. Mpo Ratne

    July 7, 2021 at 3:23 AM

    Yang terberat sebenarnya egois diri yang tidak mau belajar perkembangan sang anak dan teknologi

  26. Ainhy E

    July 7, 2021 at 6:39 AM

    Belajar dan belajar itu tugas kita sebagai manusia apalagi sebagai orang tua yg memiliki anak, seperti nya bukunya sangat diharapkan banyak kalangan Mba krn banyak orang tua merasa punya kegagalan dlm membina dan membimbing anakanya ke hal yg lebih baik, anak memiliki fase pertumbuhan di mana iya akan menjadi raja, tawanan, sahabat.
    Mungkin seperti itu😁

  27. Rach Alida Lidbahaweres

    July 7, 2021 at 7:53 AM

    Sepakat sekali kalau tiga hal ini penting sekali agar mendidik dan menjaga anak remaja menjadi berjalan baik. Nahan diri egoisme ortu juga penting

  28. Uniek Kaswarganti

    July 7, 2021 at 9:31 AM

    Punya anak remaja tuh kalau secara fisik kita sudah ga kelelahan lagi. Beda dengan yang masih punya anak kicik, memang secara fisik amat menguras tenaga. Nah kalau udah remaja gini, tantangannya beda lagi. Ortu sebaiknya bisa menjadi teman, sekaligus leader untuk anaknya tanpa menjadi diktator. Tu kan suliiitt 😀

  29. Dian Restu Agustina

    July 7, 2021 at 10:20 AM

    Related banget sama aku ini…ada dua anak remaja di rumah dan tantangan penagsuhan pun bertambah. Buku yang keren ini, dari judulnya saja bikin penasaran, imperfect parenteen..wah
    Thanks sudah dikasih bocoran isi buku ya Teh. Keren memang Bunda Keke Naima alias Teh Myra

  30. Lidya

    July 7, 2021 at 2:39 PM

    Iya kadang yg komen ga tau di baliknya ya teh hehehe. Aku kemana2 ya seklaurga tapi kadang di foto ga nongol semua. Apalagi yg remaja udah susah difoto kan sekarang.
    Jadi ortu kalau ada sekolahnya & pasti ilmunya enak, tapi kita harus belajar terus ya tiap saat

  31. Dian

    July 7, 2021 at 5:02 PM

    Punya anak remaja pasti lebih menantang lagi dalam prngasuhannya ya teh
    aku sudah punya buku ini teh, belum baca
    hehe
    beli yg langsung tiga paket buku itu
    nggak selah beli, emamg bagus bukunya

  32. nyi Penengah Dewanti

    July 7, 2021 at 7:35 PM

    Buku rekomendasi banget untuk orangtua nih.
    Semoga laris manis ya Teh, yang penulisnya karena membawa manfaat bagi banyak orang

  33. Utie adnu

    July 7, 2021 at 8:37 PM

    Anakku yg cowok ini teh ….dah mau mulai masuk SMA.. alhamdulillah masih jadi teman curhat nya.. temenan juga d media sosial sering like n coment itu aja sih Cara Aku Sama anak2 ku ini

  34. Cindy Vania

    July 7, 2021 at 8:42 PM

    Aku baru tahu mba Myra bikin buku ini 😍 dari dulu selalu suka sama gaya parentingnya mba Myra. Suka kucontoh dari artikel2 di blognya

  35. lendyagassi

    July 7, 2021 at 11:28 PM

    Selamat kak Myra, atas bukunya.
    Suka banget baca resensinya di blog teh Nchie.
    Sungguhan, awalmya gak kebayang menjadi orangtua yang asik untuk anak remaja itu gimana siih…
    Sering kita lupa bahwa posisi kita dulu pernah menjadi remaja, yang inginnya dimengerti dan didengarkan. Bukan mendengarkan omelan demi omelan setiap waktu.

  36. diane

    July 7, 2021 at 11:43 PM

    Ngacung ni teh…secara ada 2 anak remaja yang karakternya beda2 ..jadi ya beda juga ngadepinnya ya…Sip banhet nih pencerahannya teh…

  37. Syarifani mama twins

    July 9, 2021 at 9:45 PM

    Denger dari pengalaman teman yang punya anak remaja itu tantangannya lebih berat ketimbang usia anak-anak.
    Ketika mereka kecil, orang tua lebih capek ke fisik karena harus selalu mendampingi anak-anak.
    Ketika dewasa, orang tua lebih ditantang ke psikis. Betul, orang tua anak remaja harus lebih banyak mendengarkan dan mengarahkan ketimbang mengintruksi.
    Semoga saat remaja nanti aku bisa jadi teman curhatnya anak-anak. Sanggup tahan emosi jauh lebih baik dari sekarang.
    Buku yang wajib dibaca nih!

Leave Your Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.