Jalan-Jalan Ke Dalam Diri Selama Bulan Ramadhan Ini. 29 hari berlalu begitu saja, sesuai dengan list yang terskedul dengan komitmen diri sendiri. Alhamdulillah bisa melewatinya dengan senang hati meski penuh tantangan dan godaan yang menggelitik. Terkadang menahan lapar dan dahaga sudah biasa, namun yang paling luar biasa adalah bagaimana mengontrol emosi, amarah, hawa nafsu yang kebanyakan menggoda dari pihak sekitar.
Bulan Ramadhan tahun ini, jujur sangat berat di lalui namun dijadikan untuk intropeksi diri , mengelola rasa sendiri, meredam amarah yang terkadang sering hadir. Berusaha untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, meski tidak untuk orang lain minimal buat diri sendiri. Melepaskan perlahan-lahan segala sesuatunya dengan ikhlas dan penuh kesabaran. Tak ada yang susah, jika berusaha dilakukan pasti bisa, meski melalu proses.
Apa yang telah dilakukan di bulan Ramadhan ini? Ya Jalan-jalan ke dalam diri !
KOMITMEN DIRI
Memasuki Bulan Ramadhan rutinitas yang biasa dilakukan baik itu pekerjaan, ngeblog atau apapun tetap dilakukan, tak ada alasan malas karena puasa. Diri ini membuat komitmen, Minggu I &IV waktunya rehat berbuka dengan keluarga. Minggu II & III hampir setiap hari melakukan skedul Bukber di Luar entah itu atas undangan sebagai Blogger, komunitas dan manteman lainnya. Alhamdulillah semuanya bisa dilewati sesuai dengan jadwal. Ya sebagai Blogger harus update donk di sosmed, mungkin bikin enek orang lain ini Bukber dimana-mana banyak acara banget. Ya, meski ga semuanya diambil tetep harus memilah mana yang sekiranya cocok di hati 😀
MENGELOLA RASA
Godaan yang paling terberat adalah menahan hawa nafsu diri sendiri baik itu emosi yang hadir dalam diri ataupun dari sekitar. Yang terkadang disinilah ujian hati untuk mengelola rasa. Menahan rasa kecewa yang teramat dalam, menyimpan segala rasa yang terpendam rasanya sulit diungkapkan. Rasa amarah yang pengen diekspresikan, mungkin tak ada gunanya. Karena marahku adalan “diam” . Sudah mengenal diri sendiri yang tidak bisa bercerita pada sesama, meski ada yang nyaman dan terpercaya untuk tempat berkelu kesah. Namun namanya manusia terkadang paling gampang dibolak-balikan hatinya. Tak selamanya yang dipercayai bisa menerima keluhan kita.
Lagi dan lagi belajar dari sekitar, untuk tidak selalu berharap pada manusia. Cukup aku denganNya yang memahami tentang kehidupan yang akhir-akhir ini begitu misteri. Lelah rasanya mengelola rasa ini, namun harus bisa memeluk amarah, merangkul diam dalam heningnya malam-malam Ramadhan ini.
MEMBACA BUKU
Menjalani ibadah puasa di siang hari, diiringi dengan beberapa rutinitas sehari-hari. Saatnya mencari ketenangan di malam hari. Kebanyakan melek hampir tiap hari, begadang kalo ada artinya kan ga papa. Ya selain mendekatkan diri denganNya, dengan memanjatkan doa dengan puji2anNya , membaca tatkala menjelang tengah malem disela-sela ngedraft postingan adalah kebiasaan Ramadhan kali ini. Yang selalu menjadi sahabat adalah buku-buku yang membuat yakin dan menenangkan diri.
- La Tahzan!
Jangan bersedih! Buku ini adalah hadiah dari salah satu Blogger Produktif yang menarik lebih lama (baca:blogger sepuh). Masih tertera tanggal 17 April 2011 datang dari Surabaya, untuk menemani hari-hariku terutama tatkala diri tertimpa kesedihan yang mendalam. Di kehidupan permasalahan yang selalu ada menguji umatnya sampai tahap mana bisa menjalaninya. Rasanya adem, ringan, tenang tatkala membacanya. Meyakinkan jika dalam kesulitan terdapat kemudahan, nikmatnya rasa sakit, beberapa wejangan tentang mengatasi kesedihan yang menerpa di kehidupan ini.
La Tahzan Nchie!!
- Sejenang Hening
Buku yang di tulis oleh Adjie Silarus dan semenjak bertemu dengan beliau dalam kesempatan challenge acara Blogger. Luar biasa bermanfaat sekali setelah mengikuti acaranya. Menyadari kini berada dalam keriuhan di dunia maya dan nyata, sebagai makhluk sosial yang terkadang lupa dengan diri sendiri yang mewajibkan memenhi tuntutan panggilan pekerjaan, keeksisan di dua dunia. Di sinilah dalam era keriuhan, butuh keheningan sejenak yang mengajarkan kita untuk kembali mengenal diri sendiri.
Merangkul diam untuk sejenak hening
Membaca buku sejenak hening ini, menjalani setiap hari dalam hidup dengan sadar, sederhana dan bahagia. Karena diri butuh kebahagiaan, siapa lagi yang berhak membahagiakan diri kalo bukan diri sendiri. Karena bahagia itu tercipta karena merasa dicintai dan bisa mencintai. Terima kasih untuk kehadiran yang selalu mencintai dalam diam seperti cintaNya hadir memberi pelukanNya menenangkanku dalam setiap kesedihan.
- Sadar Penuh Hadir Utuh
Buku ini masih karya dari Adjie Silarus. Yang selalu mengingatkan terkadang kita perlu duduk sejenak merangkul diam, tidak terperangkap masa lalu dan tidak juga pikiran mengembara ke masa depan. Kehidupan yang diwarnai dengan suka duka, datang dan pergi permasalahan, membuat diri menyadari untuk setiap langkah dan gerak ini harus belajar memahami diri. Melakukan sisi “being” untuk melepaskan dan merelakan datang-pergi, diam dalam hening, belajar bersabar menunggu, menerima, bersyukur, legowo kata orang jowo mah. hal yang paling penting adalah hiduplah saat ini, di sini- kini.
Hiduplah untuk saat ini-kini dengan sadar penuh hadir utuh
- Happy Breathing To You
Masih tulisan Adjie Silarus, tentang menciptakan kebahagiaan dalam hidup melalui “mindfullness” dengan sederhana. Menyadari nafas yang hadir dalam diri, bersyukur dengan apa yang ada. Memang sangat sulit dilakukan butuh waktu dan proses, namun dengan latihan mindfullness insyaallah setidaknya bisa membantu segala permasalahan dalam diri dan bagaimana cara mengatasi diri sendiri.
Nikmati hembusan nafas yang hadir, happy breathing!
Nah, keempat buku diatas selalu menjadi teman dikala penat menyertai, mengup-grade diri seakan setelah membaca berulang-ulang menjadikan pribadi yang lebih bijak dalam menyingkapi riuhnya kehidupan ini. Terkadang ada kalanya merasa lelah hidup ini, namun nyatanya tetep harus dijalani dengan penuh senyuman. Tak baik mengeluh, hanya berbisik pada hati tetep semangat. Tanpa sadar air mata yang berbicara di saat kata-kata tak mampu terucapkan.
Mendadak melow di malam terakhir ramadhan ini, menyapa malam dengan keheningan, merangkul diam untuk sejenak duduk hening. Nikmat apalagi yang dibutuhkan, apa yang mesti dibanggakan? apa yang kita sombongkan? berusaha melepaskan tidak menggenggam erat apapun. Menyadari semuanya adalah titipanNya baik itu materi, anak, pasangan, keluarga dan sahabat suatu saat pasti ditinggalkan dan meninggalkan.
Dan, hanya kesendirian!! Teringat akan pesan sahabat yang selalu menempel dalam ingatan ” bukankah kamu dilahirkan ke dunia ini sendiri? nanti pas meninggal pun sendiri, jadilah selalu pribadi yang mandiri ya”
Dengan penuh syukur, menikmati Ramadhan kali ini meski dalam kekurangan. Saat ini-kini masih bisa bernafas menghirup udara dalam kesesakan dada, kelelahan jiwa. Menyadari lebih nyaman sendiri, tapi tak pernah merasa sendirian. Yang Maha Pencipta, semoga selalu dikuatkan diri ini dalam menjalani awal kehidupan yang lebih baik lagi. Semoga hati ini dibersihkan dari kedengkian, dendam dan iri hati.
Terima kasih telah membawaku jalan-jalan asyik ke dalam diri, semoga menjadi manusia yang lebih baik dan mendewasakan diri. . Terima kasih atas pelajaran hidupNya selama Ramadhan ini, melepaskan segalanya dengan penuh senyum dan bersihnya hati menyambut hari yang Fitri, Semoga terlahir kembali diri ini dalam kesucian hati. Akankah kau pertemukan kembali aku dengan Ramadhan tahun depan? Wallahu’alam 😀
Selamat Merayakan Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Comments (23)
Dwi (nining)
July 5, 2016 at 5:14 AMNice thoughts Teteh cantik, bukan ganteng 😀
Dan iya, kadang dalam keheningan kita baru tersadar…ooh ini oooh itu.
Selamat berlebaran Teh, maaf lahir & batin.
nchiehanie
July 5, 2016 at 10:40 PMho oh bener banget..
masama mba nining cantik
Tanti Amelia
July 5, 2016 at 12:02 PMmet Iedul Fitri teh Nchie semoga bisa bertemu ramdhan tahun depan
nchiehanie
July 5, 2016 at 10:40 PMAmiin Maak..
Iya masama.n
Sari Novita
July 8, 2016 at 11:29 PMLa Tahzan…my favorite book…bulan Ramadan ini pun aku banyak dipertemukan dengan berbagai rasa dari yang kecut, manis, asem sampai bahagia…thanks utk tulisannya
Keke Naima
July 13, 2016 at 12:32 AMkayaknya Ramadan ini saya lebih banyak menyepi 🙂
Son Agia
July 13, 2016 at 11:33 PMSaya juga pernah baca buku La Tahzan. Salah satu buku fenomenal itu 🙂
nchiehanie
July 20, 2016 at 7:24 PMiya best seller
Jiah
July 14, 2016 at 1:13 PMTypo, sejenang hening
Aku ngebut ngaji, hihihi alhamdulillah kelar.
Maaf lahir batin
nchiehanie
July 20, 2016 at 7:25 PMhahaha..kirain lagi bikin jenang jiaah, mau donk..
ngajinya ga tamat akuuu
Ira guslina
July 14, 2016 at 2:23 PMIya mba.. ramadan memang paling pas buat mengukur diri ya. Dan biasanya baru berasa itu stelah ramadan berlalu. Kok begini kok begitu..
Aniwei sama mba saya juga kalau lagi melow sering buka2 buku La Tahzan itu… hii
nchiehanie
July 20, 2016 at 7:26 PMaseek yaa, bikin melow maksimal ajaa
Mbak Avy
July 16, 2016 at 12:31 PMminal aidzin wal faidzin..mohon maaf lahir batin ya teh
nchiehanie
July 20, 2016 at 7:26 PMmasama mba avy, maaf lahir batin juga yaaa
Dedy
July 16, 2016 at 9:27 PMAamiiinnn….
nchiehanie
July 20, 2016 at 7:26 PMmakasiih yaa
WowNgetren
July 18, 2016 at 6:33 PMselamat hari kemenangan mbak
nchiehanie
July 20, 2016 at 7:27 PMmakasiih yaa
Marilu
July 19, 2016 at 3:32 AMI sehreacd a bunch of sites and this was the best.
cumilebay
July 20, 2016 at 1:32 PMRamadhan telah usai, semoga keimanan kita makin bertambah dan meningkat. Bukan malah kendur hahaha
nchiehanie
July 20, 2016 at 7:28 PMamiiin
Konsultasi Kesehatan
July 23, 2016 at 2:49 PMSemoga Ramadhan di tahun depan dapat bertemu kembali .. ammiin
nchiehanie
July 23, 2016 at 10:54 PMamiin