Kalahkan Kankermu Bahagiakan Hidupmu. Bagaimana kehidupan seorang perempuan setelah divonis cancer? Jangan tanya perasaannya, yang jelas sewaktu keluar dari ruangan dokter dengan perasaan yang hancur. Merasa hidup tak lama lagi, membayangkan wajah anak-anak yang masih kecil. Ingin menangis tapi tak bisa, bagaimana nasib mereka nanti?
Hiks, perjuangan Ibu dengan 3 orang anaknya melawan cancer payudara stadium 4. Rumah Sakit Sardjito menjadi saksi betapa kuatnya menjalani rangkaian pengobatan mulai dari Kemoterapi, Mastektomi, Radioterapi dan pemeriksaan rutin lainnya. Selain meminta tolong hanya padaNya, support system yang dibutuhkan, semangat dalam diri pun harus ada. Karena itulah kuncinya.
Dan, mindfulness yang menyelamatkan rasa gundah di hati.
Apakah kamu khawatir dengan masa depanmu?
Tak perlu khawatir dengan masa depanmu, masa depan belum pasti terjadi. Fokus saja dengan apa yang kamu jalani sekarang. Hari ini, ga akan terulang.
Apa yang ada diotakmu sekarang?
Pikiran di otak kita, jika tidak dibebani kenangan dan penyesalan dari masa lalu, biasanya dihantui ketakutan dan kecemasan akan masa depan.
Apakan kamu sering terburu-buru dalam mengerjakan sesuatu, ingin cepat selesai, ingin cepat sembuh, ingin cepat kembali seperti semula?
Cepat itu tidaklah selalu baik. sebaliknya , memperlambat atau berhenti sejenak juga tidak selalu bentuk buang-buang waktu. Tak perlu buru-buru mengerjakan sesuatu. Luangkanlah waktumu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan.
Kata-kata yang sangat nyentil, seolah menyindir diri sendiri. Penuh dengan kekhawatiran bahkan sampai lupa bersyukur dan menyalahkan diri sendiri. Seperti biasa, penyesalan akan datang diakhir. Semakin dilawan penyakit yang ada, maka akan membuat stress menumpuk di pikiran.
Suka dengn ceritanya, seolah aku yang mengalamin. Bolak balik berhenti membaca, air mata deres, tapi penasaran dengan akhir ceritanya. Beneran ya, menulis tuh menyembuhkan, healing. Laff banget, sama kisahnya yang bisa dibukukan, menulis selagi menunggu antrian obat, perjalanan di kereta. So sweet.
Dunia begitu gampang terbalik. Menuliskan pengakuan diri , sosok perempuan ambisius bernama Bela yang menjalani bisnis kafe dan sukses dengan suaminya. Wiraswasta muda dan ibu rumah tangga. Loyal dengan pekerjaannya, sampai menomorduakan anak-anaknya dan silaturahmi dengan keluarganya. Sosok yang aktif di media sosial.
Begitupun kisah Ibadahnya, tak pernah membaca Al-quran, bahkan disaat Ramadhan orang-orang berlomba mengkhatamkan Al-quran, tidak berminat sama sekali membacanya. Saat puasa dan lebaran pun menghabiskan waktunya di kafe yang selalu ramai. Belum lagi kisah gaya hidup yang suka junk food, suka ramen instan , tidak makan buah dan sayur, dll membuat dirinya lelah mengakui pengakuannya yang menguras emosi.
Dan, akhirnya terpilih oleh Tuhan untuk menjadi Pasien kanker payudara stadium 4 dengan penyebaran di tulang belakang. Rasa ketakutan akan kematian, disiksa dalam alam kubur, penyakitnya makin parah, bisnisnya gulung tikar, dan biaya yang begitu besar untuk mengobati penyakitnya. Allah tidak menghukumku, karena merasa mahluk yang paling berdosa, tapi Allah sedang memperkenalkan dengan apa itu HIDAYAH.
Hiks, kembali membaca setengah perjalanan saja sudah berderai lagi air mata. Sejenak ku berhenti, sesekali nyeruput kopi yang ku buat. Melanjutkan perjalanan di buku sambil senyum-senyum karena membahas soal reuni. Ah, reuni memang selalu menggembirakan. Seperti Genk Hore nya Bella, menyatakan bahwa :
Persahabatan kita seperti ember, yang dapat kau tuang dengan air mata..
Bisa juga seperti gas elpiji, yang dapat kau pakai untuk meledakkan emosimu..
Kau boleh jadikan kami lemari baju, untuk menyimpan rahasia terdalammu.
Jika persahabatan adalah martabak, kau boleh jadi coklat yang memaniskan, keju yang melezatkan atau margarin yang asin. Saling melengkapi. Kerinduan pada teman-teman yang lama diabaikan karena kesibukan.
Ah, kembali ku terharuu..
“Saat membaca, Bela akan menjalani operasi keduanya, Genk Hore mengirimkan sebuah pesan” Kirimi, jadwal operasi, saat kamu sedang di menja operasi, saat itu kami sedang membaca doa untukmu..”
“Jika kamu merasa nyeri atau kesakitan, katakan saja sembuh, sehat, sehat, baik-baik saja. Katakan itu pada otakmu, maka otak akan mengirimkan sinyal kesembuhan dan kebaikan untuk tubuhmu. Semakin kamu mengeluh, otak pun akan mengirim sinyal rasa sakit. Kendalikan dirimu, Bela..”
“Sakit yang kita rasakan di dunia, itu tak seberapa dibandingkan siksa kubur dan neraka. Maka dengan rasa ikhlas sakit itu, Allah akan meringankan beban dan dosa kita di dunia. Perbanyak istigfar selagi kamu bisa.”
Bagaimana kisah Bela menjalani operasi? Tak sanggup menceritakan..
Sumpah, keren banget kisahnya. Menulis itu menyembuhkan .
Jika sakit adalah cobaan, maka Tuhan sedang mencoba membuatmu menjadi manusia yang luar biasa.
Membaca kisah dibuku Mindfulness ini, jadi teringat dengan sahabat-sahabat yang ga kalah hebat semangatnya dalam perjuangan melawan cancer payudara. Berasa didongenin oleh sahabat blogger Mba Indah Savitri dan Ibu Lisda salah satu pasien kanker yang kutangani di klinik. Kisah merenya nyata, bukan membaca buku, hadir di depan mata dan aku menjadi bagian penyemangatnya. Pernah menuliskan Kisah Bu Lisda, rasa haru dan bangga dengan kedua sahabatku ini. Terlaff.
Banyak banget hikmah dari kisah Bella dalam buku itu, jangan sampai lupa penyesalan akan selalu datang diakhir, buatlah diri lebih berharga, mulai peka dengan diri sendiri, cintai diri sendiri.
Belajar untuk mengucapkan hal yang baik-baik saja pada otakmu. Maka otak pun akan mengirim sinyal kebaikan pada tubuhmu. Belajar mindfulness, berkesadaran kalo hidup disaat ini, kini.
Teman WFH, buku bacaan yang asik cukup 1.5 jam membacanya sampe akhir dan berusaha mengobok-obok emosiku. Buku karya dari si penulis Septy Probowati, sungguh apik. Melalui tulisan, si penulis membagikan pengalaman berharga dalam perjalanan penyembuhan penyakit. Dimana melalui tulisan jiwanya merasa jauh lebih sehat dan bahagia. Sungguh, terharu ku membacanya, manusia tak luput dari kesalahan dan dosa.
Ah, masih banyak buku yang antri menunggu giliran dibaca. Oh, iya buku bacaan sebanyak ini mendarat di rumah, hasil dari challenge menulis bareng Stiletto untuk menyebarkan positive vibes ketika pandemic ini.
Suka dengan tema bacannya, aku banget. Mindfulness ini buku kedua yang ku pilih setelah Unexpected Love yang menceritakan kisah cinta yang tak terduga, mencintai seorang pria beristri. Jleeb ceritanya.
Makasih Stiletto. Bangga banget dapet seabreg temen baru nih, nambah follower dan pengalaman.
Selagi masih sehat dan ada, yuk sapa temanmu! Nikmati kegembiraan bersama mereka! Silaturahmi dengan keluarga dan kerabat!
Semoga kita semua selalu diberikan kesehatan lahir dan batin. Aamiin.
Comments (47)
Lina Sophy
May 14, 2020 at 11:53 AMJadi penasaran pengen baca bukunya teh Nchie. Kapan2 aku cari lah, untuk para pejuang cancer semangat 💪
Nurul Sufitri
May 15, 2020 at 11:43 AMWah, baru baca tulisan mbak Hanie aaja aku udah ikutan sedih. Namanya penyakit ganas seperti ini rasanya hidup berakhir di depan mata. Mana anak2 masih ekcil dll ya. Bingung juga seandaianya aku jadi dia. Entah mau bercerita kepada sahabat atau diri sendiri aja. Hiks 🙁 Bacaannya cakep2 nih buat relaksasi di rumah kelar masak hehehe 🙂
Hidayah Sulistyowati
May 15, 2020 at 1:48 PMTeteh Nchie, selamat sekali lagi tas, udah dapat hadiah buku karena konsisten nulis challenge. Bukunya seperti reminding buat semua perempuan agar tidak asik dengan diri sendiri ya. Sumpah jadi pengen baca bukunya, siapin tisu dulu kayaknya
Idah Ceris
May 15, 2020 at 1:49 PMBahwa kehadiran penyakit, tuh, menyadarkan dan menjadikan manusia dekat dengan Sang Pencipta ya, Teehh. Pasti buku ini sangat menginspirasi, nih.
winda - dajourneys.com
May 15, 2020 at 2:58 PMuh keceeee, di rumah aja jadi rajin baca buku ya teh, apalagi banyak begini bacaannya 🙂 kalau bicara kanker, satu kanker survivor yang saya kagumi, mbak Indah 🙂
Mugniar
May 15, 2020 at 9:03 PMIni jleb banget ya
“Sakit yang kita rasakan di dunia, itu tak seberapa dibandingkan siksa kubur dan neraka. Maka dengan rasa ikhlas sakit itu, Allah akan meringankan beban dan dosa kita di dunia. Perbanyak istigfar selagi kamu bisa.”
Tapi ini benar .. hiks.
Campur aduk ya rasanya membaca buku itu Mak.
Diiiah
May 15, 2020 at 9:37 PMPas lihat judunya Mindfulness, kirain buku motivasi gitu
Eh ya buku motivasi juga ding, ya, tapi lebih ke penemuan hidayah
Pingin ikut baca deh jadinya
Risa Mutia
May 15, 2020 at 9:59 PMSempat deg2an baca judul awalnya karena beberapa kerabat dekat meninggal karena kanker sehingga tahu persis perjuangan seorang survivor kanker. Anyway bukunya pasti keren ya, jadi terinspirasi mo baca buku lagi, hehe… Selama ini cuma sempatnya baca berita doang.
Lusi
May 15, 2020 at 10:27 PMSahabatku paling deket juga kena kanker. Waktu pertama tau, dia telpon aku malam2 trus kita nangis bareng. Ibunya sudah meninggal juga karena kanker. Alhamdulillah dia sekarang sehat wal afiat meski payudara harus diangkat. Bahkan lebih fit dibanding aku.
riawani elyta
May 15, 2020 at 11:11 PMdua tanteku juga kena kanker sampai wafatnya, selalu mengharukan kisah para pejuang kanker ini, banyak fase harus mereka lewati dalam perjuangan untuk sembuh
Demia
May 16, 2020 at 4:59 AMwaaa aku jadi kepo deh teh sama buku bukunyaaa, udah lama banget aku nggak baca buku ih hehehe, mau mulai baca buku lagi aaaj
Tetty Hermawati
May 16, 2020 at 6:14 AMTeh bacanya kok aku gimana gtu ya, soalnya aku pernah ky merasa takut atau cemas berlebihan gtu, padahal aku ga sakit apa2, tapi kok ky yg merasa takut besok gimana, takut ada apa2. Padahal ini kalau beneran diuji penyakit kanker, ‘ancaman’ beneran di depan mata, gimana ya harus menata perasaan kalau aku yg diuji sakit
TIAN LUSTIANA
May 16, 2020 at 7:09 AMBukunya bagus yah, jadinya ingin baca juga teh. KEhadiran penyakit bikin hidup lebih dekat dengan Allah Subhanahuwa ta ‘ ala .
Nia Nurdiansyah
May 16, 2020 at 7:50 AMCepat itu tidaklah selalu baik. sebaliknya , memperlambat atau berhenti sejenak juga tidak selalu bentuk buang-buang waktu. Tak perlu buru-buru mengerjakan sesuatu.
Aku pun ikut makjleb baca bagian ini Teteh… Tampaknya selera buku kita sama yaah, banyak unsur2 mindfulness yg jd pencerahan…jadi mau intip buku2nya Stileeto ah di IG ada kan yaa
andiyani achmad
May 16, 2020 at 11:47 AMsepupuku ada yang kanker payudara, fighting selama 7 tahunan akhirnya dipanggil allah swt. tulisan teh nchie ini sebagai reminder untuk selalu dekatkan diri pada allah apapun situasi dan kondisi kita
Zia
May 16, 2020 at 2:39 PMSemangat terus ya teh Nchie, keep inspiring pokoknya mah. Btw, buku-buku dari Stiletto ini memang oke deh, Teh. Aku punya beberapa buku terbitannya.
Diah Agustina
May 16, 2020 at 6:52 PMIbu dari temanku juga ada yang mengalami kanker payudara mbak, pertama di diagnosis hancur banget hari nya dan temanku pun sering menangis kalau curhat
Alhamdulillah dengan semangat nya, beliau bisa survive walau umurnya tidak berlangsung lama
Lisdha
May 16, 2020 at 7:04 PMpersahabatan seperti ember, seperti tabung gas..
suka kagum sama tulisan perumpamaan yg macem gini.
kisah2 survivor gini mmg inspiratif ya mbak hani 🙂
Lina W. Sasmita
May 16, 2020 at 8:44 PMBaca-baca kisah dan pengalaman orang lain seperti ini jadi menambah empati dan simpati ya Teh. Selain itu kita jadi bersyukur bahwa telah banyak yang Allah anugerahkan kepada kita namun kita tidak pandai bersyukur.
Echaimutenan
May 16, 2020 at 9:04 PMbuku barunya banyak sekaliiiiii
luar biasa bisa mengingat terperinci dan menuliskannya. aku ga bisa menceritakan yang pernah dialami. takut keinget nanti sedih
sehat2 ya ma
Rina Susanti
May 16, 2020 at 9:07 PMSalut sama survivor …butuh mental kuat untuk bangkit dan bisa optimis. Semoga kita selalu sehat . Dan teman2 yg diberi cobaan kanker bisa sabar dan melaluinya
Gioveny
May 16, 2020 at 10:05 PMYa ampun aku selama masa corona ini belom nyentuh buku kecuali bukunya si kecil lho teh. Jadi termotivasi ni untuk baca buku lagi
Naqiyyah Syam
May 16, 2020 at 10:16 PMJadi ingat ada buku yang belum aku baca jadi pengen segera punya waktu untuk membaca buku yang aku inginkan
Efi
May 16, 2020 at 10:25 PMBesok ku rada selow. Baca buku ini aaaah. Gank Horenya Bella ini terlaff, ya. Ga usah buru-buru dan berhenti bukan berarti membuang waktu. Jadi belajar bersabar karena pasti Tuhan sedang menyiapkan rencana terindahnya
Reyne Raea
May 16, 2020 at 10:25 PMkadang, bahkan membayangkan saja saya udah merasa sesak, betapa para pejuang kanker itu sungguh luar biasa, semoga Allah selalu memberikan kekuatan kepada mereka semua 🙂
Nia Haryanto
May 16, 2020 at 10:28 PMWah bagus bukunya. Ngingetin kita untuk selalu bersyukur, optimis, dan semangat. Dan tentunya menikmati hidup. Duh, kepengen baca bukunya jadinya. Biar gak ngeluh melulu. 🙁
Ira duniabiza
May 16, 2020 at 10:53 PMKisah haru biru… sungguh memberi banyak pelajatan buat kita untuk tetap semangat dan pantang menyerah… Mba nichie asyikk dapat segambreng.. bakal jaid teman setia banget ya mba.. bacaan2 bermutu dari stiletto..
Dewi Sulistiawaty
May 16, 2020 at 11:17 PMDua tanteku juga mengidap kanker payudara Teh. Tante satunya gak bisa diselamatkan karena sudah stadium akhir baru diketahui dan diobati. Sedang tante satu lagi alhamdulillah, sehat hingga saar ini, krn cepet diketahui. Semoga kita semua slalu sehat ya. Amiin
lendyagasshi
May 16, 2020 at 11:20 PMMenginspirasi sekali, teteh…
Tapi memang buku-buku terbitan Stiletto ini selalu sarat makna. Bukan buku yang nge-heiitts karena “Siapa penulisnya” seperti pada penerbit mayor.
lendyagasshi
May 17, 2020 at 11:28 AMBagaimana untuk tetap dikelilingi orang-orang yang baik dengan positive vibes, ini penting untuk masa-masa penyembuhan yaa, teh..
Aku salut sama orang-orang baik yang diberi ujian “lebih” oleh Allaah untuk tetap kuat dan malah makin menginspirasi.
indah nuria
May 16, 2020 at 11:42 PMBukunya banyaaak bangeet teh geuliis. Memang mengealahkan kanker untu adalah satu perjuangan tersendiri. Dan perjuangannya itu seumur hidup lho say..soalnya setelah selesai treatment, we have a new different world ahead!
Arda Sitepu
May 16, 2020 at 11:42 PMAku penasaran dengan bukunya mbak, apalagi judulnya sudah buat aku bersemangat. Btw belakangan aku juga berusaha untuk mengalahkan kanker mbak biar selalu hidup bahagia tanpa keluh kesah dan rasa kecewa terhadap banyak hal.
Cory Pramesti
May 17, 2020 at 12:57 AMWaduh-waduh aku jadi pengen baca buku Mindfulness ini teh.. Selalu kagum deh sama orang2 yg sanggup berjuang melawan penyakitnya gitu. Membuat hati dan pikiran ini sadar akan pentingnya bersyukur ☺️😇
Ida Raihan
May 17, 2020 at 12:58 AMKanker selalu menjadi momok yang mengerikan ya Mbak, salut sama para penyintas yang terus berjuang. Semoga Allah memberi kekuatan dan kesehatan kepada mereka semua.
Lama belum baca buku aku tu.
Yuni Handono
May 17, 2020 at 2:13 AMWaah buku-buku keren ini mbak….patut dibaca oleh siapa pun yang saat ini butuh motivasi saat kelamaan berada di rumah. Duuh ketika membayangkan cancer saya pun sudah menciut duluan…terlebih bagi sosok Bela yang divonis cancer stadium 4 disaat bisnisnya makin sukses. Duh gak kebayang deh bagaimana hancurnya perasaan Bela…..jadi pengen punya buku ini dan ikut membacanya.
Milda Ini
May 17, 2020 at 5:21 AMberuntunglah kita jadi blogger sehingga bisa menyembuhkan banyak hal tak terduga, dan kadang suka curhat nggak jelas atau malah ngebahas entah apa saja yang tak dterpikikan oleh orang lain
bundadzakiyyah
May 17, 2020 at 6:54 AMKeren nih bukunya mbak, pasti sangat menginpirasi ya
Bulek saya juga meninggal karena kanker payudara. Sayangnya beliau enggak mau dioperasi hingga akhir hayatnya. huhuhu. Sedih banget melihatnya dan sekaligus banyak pembelajaran yang kudapat dari beliau
Lidya
May 17, 2020 at 10:34 AMDengarnya aja udah bikin takut ya teh, apalagi yang mengalami kalau gak sabar-sabar amat bikin stres. Aku dulu gak tau kalau kanker payudara itu juga bisa menurun pantesan tetangga aku dari nenek ibu sampai anak kena
Rani Yulianty
May 17, 2020 at 11:40 AMWaah antrean buku yang mau dibacanya banyak teh, jadi dapat banyak pelajaran dan hikmah setelah membaca buku minfullness, semoga kita semua sehat dan bahagia ya, teh
Rach Alida
May 17, 2020 at 11:55 AMJadi ingat kisah nenek fan mamaku yang berjuang melawan kanker mba. Smoga yang sakit dberikan kesembuhan ya. Aamiin
Uniek Kaswarganti
May 17, 2020 at 12:34 PMIkutan trenyuh Teh baca postinganmu itu. Selama ini mengikuti perjalanan riwayat kesehatan Mb Indah Nuria aja udah bikin gregel. Apalagi baca buku Mindfulness ini ya, serasa ikutan teriris-iris hati. Banyak pelajaran dan hikmah dari penuturan kisah survivor kanker seperti ini.
Noorma
May 17, 2020 at 11:37 PMObat paling manjur ketika orang dakit adalah rasa bahagia. Katanya sih gitu ya mak .. semoga kita semua bahagia selalu agar terrhindar dari oenyakit
Prita HW
May 17, 2020 at 11:48 PMJadi pengen baca juga mbak. Bukunya bs didapetin dimana ya?
astin astanti
May 18, 2020 at 6:51 AMNguras kepedihan banget isi bukunya. Tapi intinya memang kita harus menyediakan ruang untuk JEDA. Bagaimapun semua butuh untuk dipahami dengan pikiran yang tenang dan tidak tergesa gesa ya. Waaahs erunya dapat buku segambreng gitu, aku mau nyoba ikutan menulis lagi aaah, hehehee
Lubnah lukman
May 18, 2020 at 9:36 AMYaa Allah, pasti mengaduk-ngaduk rasa ini pas baca buku ini, sesama wanita pasti turut merasakan hal demikian apalagi jika dilihat dari perannya sebagai ibu yang memiliki anak-anak… jadi pengen baca buku ini mba…
Sapti nurul hidayati
May 20, 2020 at 2:16 PMSelalu salut dengan para penyintas. Perjuangannya sungguh patut diacungi jempol. Kanker itu penyakit yang unik. Cara penyembuhan antara satu dengan yang lainnya beda-beda. Teegantung pola pikir dan dukungan keluarga. Semoga kita sehat-sehat semua…aamiin.
artha
May 20, 2020 at 11:16 PMyg diterbitkan stiletto apik2 ya mbak. saya jd pengen ikutan baca juga. nanti caro deh moga2 masih kebagian stok. kanker itu kan penyakit yg juga nyerang mental, kalau gak kuat…bisa down