Kebahagiaan Itu Tanggung Jawab Diri Sendiri. Pernah ga dalam hidup ini bersandar kebahagiaan kepada orang lain. Berharap setiap jiwa membahagiakan kita, baik itu orang tua, teman, pasangan, sahabat atau rekan kerja. Seiring dengan berjalannya waktu dan juga bertambahnya pengalaman, menyadari betapa berharap dan menggantungkan kebahagiaan pada orang lain sungguh hanya bikin kecewa saja.
Merasakan kecewa karena hadirku tanpa orang tua yang lengkap bagaimana tidak miris dimana seingatku tak pernah merasakan kasih sayang ayahku sendiri. Sesungguhnya yang Maha Adil memberi ku sosok Bapak sambung yang begitu baik. Menginjak remaja, mengenal cinta monyet ku bersandar pada seseorang yang selalu membuatku bahagia sepanjang hari. Bukan waktu yang sedikit mengenalnya, tak pernah merasakan kecewa karena dengannya yang selalu buat hari-hari ceria.
Mengapa kebahagiaan ini tak berujung pada sebuah ikatan yang lebih. Lagi-lagi kebahagian di kubur dalam-dalam, dan aku kecewa. Ternyata mencintai seseorang sepenuh hati itu kurang baik. Mulai dari sini aku belajar untuk memberikan ruang hatiku untuk hal-hal yang mengecewakan.
Lalu bertemu dengan pilihan sendiri soal pasangan hidup yang berjanji dihadapanNya. Menyandarkan hidup dengannya sehidup semati, suka dan duka bersama, hal yang sangat wajar pada sebuah ikatan yang menuju mahligai rumah tangga, meski cobaan dan godaan menerpa bak angin kencang dan tsunami. Sungguh pengalaman hidup adalah guru yang paling berharga.
Kembali saat kebahagiaan disandarkan padanya untuk bersama membenahi kehidupan dan dibalas dengan sebuah pengkhianatan, jangan tanya rasanya bagaimana yang jelas membuatku terdiam namun berperang dengan diriku sendiri. Ketika berharap lebih, melakukan hal yang tidak sesuai dengan ekspektasi diri, kembali kecewa dan marah. Semakin ngambek dan kesal, semakin membenci diri sendiri. Hubungan jadinya penuh dengan pengharapan dan tuntutan. Pernah merasakan hal yang sama?
Entahlah hati ini bukan terbuat dari baja, lambat laut rasanya rapuh dan berserakan seperti puzzel. Butuh waktu dan proses untuk mengembalikannya agar utuh kembali. Ya, banyak belajar pada sebuah buku, mbah google tentang menerima rasa sakit dan berdamai dengan diri sendiri. Delapan tahun lalu mulai mengenalnya dan lebih banyak berinteraksi dengan diri sendiri, belajar terus untuk memahami apa hikmah dari sebuah kejadian yang akan membuat diri katanya naik kelas.
Asam garam kehidupan tak hanya seputar keluarga, namun relationship dengan sahabat dan rekan kerja yang terkadang tergores rasa kecewa, emosi, marah. Mempunyai sahabat yang suka dan duka bersama, namun ketika selalu menusuk dari belakang, ya sudahlah, mungkin ekspetasiku terlalu tinggi terhadapnya yang bisa membahagiakanku terus.
Begitu pun dengan dunia kerja, mendapatkan hal yang setimpal berupa upah besar kecil adalah relatif. Masanya jenuh, menghadapi hal yang selalu terulang dengan hal yang sama membuat malas untuk berkembang, salah satunya harus keluar dari zona nyaman adalah pilihan. Jangan tanya dikecewakan sesama rekan kerja, sudah hal yang biasa. Yang jelas ku memilih untuk selalu happy dan menghindari negative people.
Seperti orang bijak berkata bahwa kita tidak bisa mengontrol keadaan di luar diri kita, namun kita adalah pemegang kendali penuh atas diri kita. So segala emosi, pikiran, keputusan, tindakan yang dilakukan adalah sepenuhnya tanggung jawab diri kita sendiri, bukan orang lain.
Hal ini mudah banget dimengerti sebagai teori, tapi prakteknya itu loh yang tidak selalu gampang. Bahkan kenyataannya sangat sangat berat awalnya. Ketika merasa tersakiti, sebenarnya memilih untuk tetap tenang dari pada da marah-marah dan menyakiti sekitar. Huhu, butuh waktu dan proses yang panjang untuk bisa memilih dengan sadar apa yang akan lakukan selanjutnya. Dan hanya dengan kesadaranlah, bisa mulai terbiasa untuk lebih bertanggung jawab atas diri sendiri.
“Kebahagiaan itu sangat sederhana, yang membuat rumit adalah nafsu dunia”
Ya, begitulah pepatah indah yang membuat kita sering merasa tertabok karena terlalu rumit memikirkan sebuah kebahagiaan. Tidak bisa dipungkiri, sesederhana apapun bentuknya, bahagia adalah kebutuhan terbesar agar manusia dapat bertahan di dalam hidup yang terus memberinya tantangan.
Tanpa bahagia, hidup manusia seolah-olah tidak pernah bisa melangkah meninggalkan masa lalu dan maju ke arah yang lebih baik. Kalau kata anak jaman now mah move on.
Lalu bagaimana untuk menjalani kehidupan diri sendiri agar lebih bahagia, begini loh caraku:
- Berdamai dengan diri sendiri, harus belajar untuk mendengarkan, memahami, merasakan, dan menghargai diri sendiri. Menyadari kalau kecewa itu bagian dari hidup, dengan memaafkan akan membuat langkah kita menjadi ringan.
- Hiduplah saat ini, di sini-kini. Terkadang kecewa dan marah karena masa lalu dan khawatir akan masa depan, terlalu fokus pada emosi. Coba rasakan ketika emosi-emosi itu muncul dalam pikiran, ngobrol dengan diri. Apa yang saya butuhkan? Apa yang membuat saya marah? Apa ya yang sebenernya saya butuhkan. Dengan begitu kita bisa menjadi lebih tenang dan semakin memahami diri sendiri dan semakin mengerti hal-hal apa saja yang bisa kita kendalikan agar kita merasa bahagia.
- Menjadi jujur pada diri sendiri. Memang paling sulit, pernah ga mengalami marah atau kecewa dengan siapapun, dari pada menyampaikan perasaan yang sebenernya ,seringnya memilih untuk bilang “aku ga papa”, ye kan? Mulai belajar terus minimal tidak membohongi perasaan diri sendiri, begitupun ketika stress melanda, ” Iya, aku lagi stress loh”
- Tahu apa yang kita inginkan. Siapa lagi kalau bukan kita yang mengetahui dan menyadari apa yang inginkan. Terbukalah dan jujur pada diri sendiri, dengan begitu akan lebih memahami bagaimana caranya untuk menyikapi situasi yang ada sehingga kamu bisa fokus pada apa yang membuatmu bahagia
- Memegang erat komitmen untuk terus berkembang. Agak sulit dijalani, namun seiring dengan proses berkomitmen untuk bisa terus bertumbuh, berjanji kepada diri sendiri bahwa akan terus berupaya dan mengembangkan diri. Meskipun perlu adanya perubahan dengan keluar dari comfort zone, why not?
Begitulah pelajaran hidupku sampai saat ini yang kudapat dari orang terdekat dan sekitar. Fokus kepada hal-hal yang ada di dalam kendali kita sebagai manusia, contohnya pemikiran, reaksi kita, tujuan kita, dan segala sesuatu yang berasal dari dalam diri kita sendiri. Lantas, hal apa saja yang tidak ada di dalam kendali kita? Misalnya tindakan orang lain, perasaan dan pemikiran orang lain, opini orang lain terhadap diri, semuanya “interesting point of view”
Dengan begitu, aku menjadi lebih baik dan lebih bisa mengendalikan diri. Selamat berproses menjalani hidup. Sekali lagi, yang pada akhirnya, kebahagiaan adalah pilihan dan tanggung jawab kita masing-masing. Mengharapkan orang lain untuk membahagiakan kita adalah tindakan yang bodoh, bagaikan mengisi air ke lubang tanpa ujung, ga akan pernah puas.
Karena setiap orang unik dan berproses dengan caranya masing-masing, sehingga mustahil untuk meminta orang bisa tunduk dan ikut 100% kemauan kita. Yang bisa kita lakukan adalah menerima orang lain dan diri sendiri apa adanya, dan memberikan diri sendiri apa yang kita butuhkan.
Give yourself what you need. Hanya diri yang benar-benar paham dirimu sendiri kan, maka berikanlah dirimu apa yang kamu mau, bukan dengan meminta pada orang lain. Tentu saja definisi bahagia tiap orang berbeda-beda. Tapi, ada baiknya mulai dari sekarang belajar menciptakan dan merasakan kebahagiaan yang bersumber dari diri sendiri.
Yes, memilih hidup untuk berubah menjadi lebih baik dengan menerapkan “Bahagia itu sesungguhnya datang dari diri sendiri, bukan dari apa atau siapa. Bahagia ya bahagia saja, tidak perlu menunggu hal lain, apalagi orang lain”
Tulisan ini kolaborasi dengan Bandung Hijab Blogger
Dan satu lagi, tidak lupa bersyukur. Bila ada seorang yang sangat menentukan kebahagiaanmu, itu adalah ANDA sendiri. Mulailah dari dalam diri sendiri, dari pikiran dan hatimu, dan mulai saat ini juga. YUK!
Comments (89)
Nathalia DP
February 17, 2020 at 11:35 AMNuhun remindernya teh… Bahagia itu pilihan ya, cuma kita yang berhak menentukan… Sedih atau kecewa sama orang boleh, tapi bukan berarti kita enggak bisa bahagia…
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:26 AMBetuul banget Lia, ambil hikmahnya ajaaa yaa..
Larasati Neisia
February 17, 2020 at 12:59 PMTerima kasih buat tips bahagianya teh. Kita bisa milih sebenernya mau hidup bahagia atau nggak. Karena bahagia mah kita yang menciptakan sendiri, bukan orang lain. Eh.. ini kayak percakapan di film apa gitu ya. Hihi.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:26 AMMasamaaa Nes.
Itu kalo nonton NKCTHI pasti tauu
April Hamsa
February 17, 2020 at 3:41 PMYang poin kedua “hiduplah di saat ini” heuheuheu jujur kadang suka berandai2 ah andai bisa balik ke beberapa tahun lalu, dll. Ini keknya aku blm bisa move on dan maafin diri sendiri ya mbak? Tapi biasanya pas kondisi lg drop, capek, keinget gtu, wkwkwk labil.
Tapi ya bener jg kita gak akan jd sedih kalau diri kita pribadi enggak mengizinkan ya mbak 😀
NurulRahma
February 19, 2020 at 11:50 AMHahaha, benerrr ini Pril.
Aku juga masuk barusan sering gagal move on, sih.
Pediiih
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:28 AMSmangaaat buat semuaanyaaaa
April Hamsa
February 20, 2020 at 10:58 AMWah ternyata BloggerHijab Bandung kolabs tulisan ini yaaaa. Btw itu bagus banget quote di posternya utk jd lebih bahagia lagi di tahun 2020 ya mbak, semoga aku jg bisa gtu 😀
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:27 AMAamiin
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:27 AMSamaaa Maak, butuh waktu lama kaupun, melewati beberapa prosees, asalkan kita sendiri yang memilih untuk mau berubah
Inna Riana
February 17, 2020 at 8:29 PMaih makk maknyess adem bener tulisannya. iyah bener, aku dulu tergantung orang lain kalo menyangkut urusan pengen bahagia. skr alhamdulillah udah bebas lepas tanpa beban n fokus pada kebahagiaan diri sendiri 🙂
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:28 AMAlahmdulilaah yaaaa.
NurulRahma
February 17, 2020 at 9:59 PM“Bahagia itu sesungguhnya datang dari diri sendiri, bukan dari apa atau siapa. Bahagia ya bahagia saja, tidak perlu menunggu hal lain, apalagi orang lain”
Sepakaaattt banget Teh.
Memang bahagia itu kita yg mengusahakan yaaaa
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:28 AMIya banget Maak.
Rafahlevi
February 18, 2020 at 1:24 AMKelima pointnya bikin aku auto nyadar bahagia itu gak nunggu diberi dari siapapun. Bahagia itu dibentuk dan diciptain diri kita sendiri. Semuanya pilihan kita. Thanks teh nchie… aku sukka bacanya. Membuatku makin berfikir positif dan semangat.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:29 AMAsiik..masamaa ..
Ayo smangaat anak mudaaa..
Uniek Kaswarganti
February 18, 2020 at 8:38 AMBenar sekali teteh cantik, bahagia itu bisa banget didatangkan dari diri sendiri. Jika orang lain berperilaku yang membahagiakan kita, itu adalah bonus kehidupan yang harus disyukuri. Yuugghh piknik biar enggak lupa bahagia. 😉
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:29 AMHayuuu.. kita pikniik, nextt ke Semarang daaah..
Tanti Amelia
February 18, 2020 at 1:52 PMYes, you are happy or not because OF YOU DECIDE TO HAPPY OR NOT
aku selama ini seringnya “berdamai” dengan gambar – dan nyantai .. tadinya aku orang yang perfeksionis dan agak workaholic
setelah kecewa kecewa dan kecewa, kuputuskan untuk menikmati hidupku sajalah, berteman dengan suami – anak anak – bahkan mencoba “berteman” dengan musuh .. jiaaa..ciyus ini!
Caranya?
Caranya dengan meninggikan mereka, inhale exhale sebelum ketemu – siap dicuekin siap jadi tong sampah di sudut… but before it happened, the most important thing is aku udah melempar senyuman dan sapaan termaniiisssss… ternyata sesudah itu kulakukan, aku lega… kayak sedekah uang sekarung rasanya hahahhaa
Bagaimana dengan wajah masam mereka?
Itu karena MEREKA SENDIRI MEMUTUSKAN BERMUKA MASAM, maybe because beban hidup mereka jauh lebih berat dari hidupku. And u know what, i don’t care. Berjalannya waktu membuktikan, bahwa mereka emang punya masalah sendiri – so aku ini hanya imbas saja, so youre right, bahagia itu is ur own decission and it is your own responsibility
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:30 AMAahh Makneeeng.. Lope..lopeee
Keke Naima
February 18, 2020 at 5:58 PMSetuju. Membahagiakan diri sendiri memang perlu banget. Malah harus. Makanya saya tidak pernah menganggap itu sebagai bentuk keegoisan. Orang lain mungkin saja bisa membahagiakan kita. Tetapi tetap kitanya juga harus bertanggung jawab dengan kebahagiaan sendiri
Keke Naima
February 19, 2020 at 3:30 PMSekarang saya juga belajar untuk bisa bersikap bodo amat. Bukan berarti anti sosial. Tetapi, kalau apa-apa terlalu dipikirkan malah bikin cape hati 🙂
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:31 AMIyeess, bodo amat, allowance saja..
Yang penting bikin hati kita happy
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:31 AMIya Chii, keegoisan hanya sebuah definisi saja. Kita yang melakukannya yaa..
Eri Udiyawati
February 18, 2020 at 6:24 PMTulisan yg mengena banget. Langsung menampol hatiku ini. Iyaz karena aku juga pernah merasakannya. Bersandar pada seseorang, berharap dia akan membawaku dalam kebahagiaan, nyatanya dia malah menggoreskan luka dan membuatku sakit dan kecewa. Butuh waktu untuk mengobatinya kala itu.
Dan kini mulai belajar untuk mencintai diri sendiri dan bahagia. Karena bahagia itu sejatinya dari kita sendiri. Ya, setuju banget, bukan karena apa atau siapa. Bahagia ya bahagia.
Semoga kita selalu menjadi orang yang jujur pada diri sendiri. Sungguh, ini masih berat bagiku.
Meywa
February 18, 2020 at 9:18 PMIhhh suka banget tulisannya apalagi part “bahagia ya bahagia saja, tidak perlu menunggu hal lain, apalagi orang lain” setuju pisan teh
riawani elyta
February 18, 2020 at 9:20 PMbahagia punya versi yang berbeda pada setiap orang ya. jadi nggak perlu pake sendal orang lain. cukup bahagia dengan cara kita sendiri
Niken Nawang Sari
February 18, 2020 at 9:52 PMBerdamai dengan diri sendiri menurutku adalah yang paling susah Teh, soalnya kayak perang batin sama diriku sendiri. Sampai sekarang aku masih terus mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri agar hidup lebih bahagia Teh. Terima kasih atas tips-tipsnya, kayak diingetin lagi agar selalu bahagia.
Suciarti Wahyuningtyas
February 18, 2020 at 10:12 PMNah, aku suka nih dengan kata-katanya “kebahagiaan itu tanggung jawab diri sendiri” karena bahagia itu kita yang menciptakan, kalau mau ngikutin nafsu dunia mah bisa gak bahagia. Karena pasti merasa gak puas, lihat si A bisa begitu dan B juga bisa tapi kita stuck dengan mikirin hidup orang lain.
Mutia Karamoy
February 18, 2020 at 11:15 PMIya mbak, aku setuju nih dengan point-point nya, berdamai dengan masa lalu…memang sulit banget kadang masa lalu tanpa kita sadari masih tersimpan rapi di otak dan sampai sekarang aku masih suka mimpi tentang masa lalu, kalau kata suamiku, aku masih belum bisa berdamai…sekarang aku sudah berusaha sedikit demi sedikit melupakan trauma masa lalu dan menjadi diri sendiri, karena bahagia atau tidak memang kita yang tentuin ya mbak.
Dedew
February 19, 2020 at 7:39 AMMasya Allah, auto ngesave tulisannya Teh, jadi reminder banget, bahagia harus diciptakan jangan dinantikan..terima kasih, aku nangiis..bahagia dan sehat selalu, Teeh
indah nuria
February 19, 2020 at 9:06 AMjangan lupa bersyukur dan ingat kalau kita sangat beruntung! Seringkali memang berdamai dnegan diri sendiri yang susah ya teh..dan terlalu keras dengan diri sendiri jugaaa
Dian Restu Agustina
February 19, 2020 at 9:39 AMSeteju..Teh, dalem banget ini..jleb bener inget diri jadinya. Give yourself what you need! Bahagia itu datang dari diri sendiri, bukan dari apa atau siapa. Bahagia ya bahagia saja, tidak perlu menunggu hal lain, apalagi orang lain. Betuuul!
ginanelwan
February 19, 2020 at 10:07 AMSaya sangat setuju dengan pemikiran mbak Nchie. Bahagia itu sederhana, dan kalau saya bilang bahagia itu pilihan. Kita yang memilih mau bahagia atau tidak. Thanks for your sharing mbak
yola widya
February 19, 2020 at 12:33 PMBetul teh, kita sendiri yang punya kendali akan kebahagiaan
Rina Susanti
February 19, 2020 at 1:59 PMBetul banget teh…kita yg nentukan bahagia, jgn banyak pikiran macam2, tong loba kahayang nu teu kahontal , bersyukur …insyaallah bahagia hehe
Helena
February 19, 2020 at 2:11 PMhidup saat ini, penting banget ini. Bersyukur dengan yang dimiliki hari ini dan menikmati setiap momen hidup supaya ga khawatir mulu. Makasih tipsnya Teh Nchie
Mpo Ratne
February 19, 2020 at 4:17 PMTerkadang bikin bahagia diri sendiri itu gampang dan mudah cuma kita mikir terlalu yang keras dan harus travelling ke tempat yang mewah.
Santai saja bertanya diri sendiri karena hati kecil kita tidak pernah berbohong.
Nurul Fitri Fatkhani
February 19, 2020 at 7:33 PMSetuju Teh, segala emosi, pikiran, keputusan, tindakan yang dilakukan adalah sepenuhnya tanggung jawab diri kita sendiri, bukan orang lain.
Baca dari awal sampai akhir merasa diingatkan untuk terus bersyukur dan berdamai dengan diri sendiri. Nuhun Teh …
Jiah Al Jafara
February 19, 2020 at 6:10 PMSetuju dengan catatan bahagia buat diri sendiri. Kita tuh memang kudu bahagiain diri sendiri dulu, berdamai dan jangan lupa bersyukur
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:32 AMBetuul banget Jiaah, kuy ahh..
Nia K. Haryanto
February 19, 2020 at 7:49 PMHuhuhu…. berasa ditampar deh sama tulisannya. Aku sering banget gak bisa diri sendiri yang sekarang. Aku kadang berharap begini begitu. Andai ini andai itu. Walopun mungkin terlihat baik-baik saja, kadang hati merasa gak bahagia. Ihiks… kudu belajar banyak untuk bisa berdamai dengan diri sendiri. 🙁
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:33 AMSemangaat Teh Nia..
Ayo belajar bareng2 yaaa, akupun belajar terus nih.
Bibi Titi Teliti
February 19, 2020 at 8:12 PMNchiiiie, setuju bangeeeet!
Happiness is a state of mind ceunah, jadi emang harus diri sendiri yang menciptakannya!
Ayok kita ngopi sambil curhat-curhat lagiiiiih!
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:33 AMHahhaaa, ayook mauu donk, kapan, kapaan..
menerima samapah kok, tak buang jauh2
Dian Radiata
February 19, 2020 at 8:53 PMSetuju banget ama tulisan ini mbak.. Bahagia itu kita yang tentukan, kita yang ciptakan. Bukan orang lain. Jadi jangan pernah menggantungkan apalagi berharap kebahagiaan dari orang lain.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:33 AMIyessss
Lina W. Sasmita
February 19, 2020 at 9:55 PMJadi ingat slogan temanku “Stay awal front negative people” supaya tetap waras katanya haha. Tapi benar Teh, kalau jauh dari orang-orang negatif itu bisa bikin tetap bahagia.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:34 AMIya bangeet, kuy ahhh
hahahaa..
lendyagasshi
February 19, 2020 at 11:33 PMAku selalu berpikir, orang sebijak teh Nchie, pasti gak lahir dengan instan. Ada masa lalu yang pasti teteh lalui begitu berat sehingga membuat teteh mnjadi berkilau seperti teh Nchie yang aku kenal saat ini.
Haturnuhun yaa, teh…selalu menginspirasi melalui tulisan.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:42 AMHuhuuyy, leeen..
Setiap orang punya permassalahnnyaaa masing2. Tinggal bagaimana kita menyongkapinyaa..
andyhardiyanti
February 19, 2020 at 11:52 PMThanks for sharing dan mengingatkan kami, teh. Benar yaa, kebahagiaan itu ya tanggung jawab kita sendiri. Kebahagiaan itu kita yang ciptakan. Kalau mikirin komentarnya orang yaa jadinya makin mumet. Hahahah
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:47 AMHhhiiii, Andyyy..
Iya niih..
Reyne Raea
February 20, 2020 at 2:07 AMSetuju banget Mba, kita yang berkuasa atas diri kita, kita pula yang berkuasa atas kebahagiaan atau kesedihan kita. dan tahu apa keinginan kita itu worth it banget buat saya 🙂
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:48 AMasiik kan yaaa, berkuasaa atas diri sendiriii
Monica Anggen
February 20, 2020 at 2:32 AMSetuju banget sama tulisan Kak Nchie. Kebahagiaan kita adalah tanggung jawab diri kita sendiri, bukan orang-orang terdekat, juga bukan siapa pun. Kitanya mesti pintar ya, Kak untuk membuat diri bahagia supaya hari-hari yang dijalani jadi menyenangkan, dan pastinya bisa jadi lebih produktif.
Rach Alid
February 20, 2020 at 4:00 AMSepakat mba untuk menjadikan diri iji bahagia dengan pilihan sendiri. Dan memang juga penting jadikan diri berdamai dengan diri seendiri
Dewi Adikara
February 20, 2020 at 4:40 AMSebuah catatan penting yang harus disebarkan nih. Setuju banget, bahagia itu sederhana terkadng orang bisa lupa saat nafsu dunia menghampiri dan tidak berhasil mencapainya.
Siti Hairul
February 20, 2020 at 5:36 AMSetuju banget teh. Kebahagiaan itu kita yang bertanggung jawab penuh. Tapi kadang kita menyadari nya setelah usia mulai kita beranjak naik hahaha. Soalnya dulu aku belum sadar banget ttg tanggung jawabku terhadap kebahagiaan diri sendiri.
Wiwied Widya
February 20, 2020 at 6:09 AMYup, setuju banget. Bahagia atau nggak itu ditentukan oleh diri sendiri. Dan semuanya dimulai dari pikiran. Kadang seseorang atau satu peristiwa sebenarnya hanya sekali datang dan menyakiiti hati, yang lantas bikin kita sakit hati berkepanjangan justru pikiran kita sendiri. Karena selalu mengingat perbuatan buruk seseorang atau peristiwa buruk yang kita alami.
artha
February 20, 2020 at 7:09 AMbukan orang lain pencetus kebahagiaan kita. tapi diri ini sendiri. kalau masalah kerja gaji kecil, asal tempatnya menyenangkan saya rasa bukan masalah. kan katanya kerja itu kegiatan agar gak stress
Lusi
February 20, 2020 at 8:10 AMMakasih renungannya Nchie. Nchie salah satu blogger jadul yg terus bertahan & selalu bersikap positif. Nggak kayak aku gampang baper wkwkwk. Tapi bener banget jangan menyandarkan kebahagiaan pada orang lain. Apalagi di umuran aku nih temannya makin habis, sebagian sibuk dg keluarga, sebagian memang ternyata cuma mau manfaat saja. Ketika aku sudah tidak bernilai ekonomis, ya udah ditinggalin. Insya Allah ikhlas aja aku mah sekarang, sok atuh yg mau dekat. Yg menjauh ya lambaikan tangan aja sambil tersenyum ala miss universe.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:55 AMYa begitulah Mak, circle pertemanan sampe sekarang pun mulai mengerucut.
HAhhaaaa, belajaar terus akutu biar ga baper juga nih..
Pokoee semangat hidup buat kita2 yang usia cantiik , tetep diberi kewarasan yaa..
Hidayah Sulistyowati
February 20, 2020 at 8:18 AMSetuju banget Teteh cantikkk, bahagia itu kita yang menentukan. Dan aku pun meski pernah mengalami punya teman yang negativ thingking orangnya, bersyukur aku dilatih bapakku menjadi orang yang tidak mudah patah hati. Tetap berbagi senyum meski dia nggak balas, dibaikin aja ntar lama kelamaan bakal lumer.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:53 AMHahhaa, iyaa nih bapakku juga ngajarin untuk untuk ga mudah patah hati, kek hati baja hahaaa
Ida
February 20, 2020 at 10:22 AMIya Teh setuju bahagia mah jangan mengandalkan orang lain…krn kita yg merasakannya. Alhamdulillah banyak peristiwa dalam hidup jd guru utk lebih arif dalam menyikapi semua permasalahan kehidupan..Jd dibalik sesuatu peristiwa pasti ada kebaikan utk kita..
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:52 AMAamiin ya Teeh.
Okti Li
February 20, 2020 at 10:57 AMSetuju pisan lah Teh. Bener banget. Yg bisa menentukan bahagia atau tidak ya kita sendiri. Jangan membandingkan dengan orang lain karena setiap individu beda pemikiran.
Tetap semangat Teh, sehat selalu.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:52 AMAamiin, sehat selalu jugaa buat Teeh Okti dan keluargaa
Inda Chakim
February 20, 2020 at 10:59 AMMakasih banyak teh sudah berbagi perjalanan hidup yg amat berharga. Baca tulisan dikau bikin aku merenung dan menengok dalam diri sendiri “Sudahkah menerima diri sendiri?”.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:51 AMLAngsung merenung yaaa..
eka rahmawati
February 20, 2020 at 11:10 AMJadi inget sama salah satu dialog di film NKCTHI. Salah satu pemainnya Kale, bilang jangan pernah menggantungkan kebahagiaan dengan orang lain, bahagialah karena dirimu sendiri. hehehehe
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:51 AMBetuul bangeet, makanya ada pelemnya yaaa..
Nurjanah
February 20, 2020 at 11:22 AMMenginspirasi sekali teteh ku.. Terimaksih sudah Mau berbagi ,,,😇
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:50 AMMasamaaa Nuur..
Nurul Fitri Fatkhani
February 20, 2020 at 1:15 PMKalau dipikir-pikir bener juga ya, Teh. Kebahagiaan itu sederhana, kita sendiri yang bertanggung jawab dan menciptakannya.
Gak perlu lah ya, melihat keadaan orang lain.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:50 AMdan menunggu orang lain untuk dibahagiakan ya Teh, kuy ahhh
Kurnia amelia
February 20, 2020 at 8:39 PMMakasih teh atas tulisannya huhu jadi reminder lagi nih yang kadang kita selalu menyalahkan keadaan kenapa kita ga bahagia padahal bahagia itu kita yang buat ya. Sekarang sih aku lebih banyak bersyukur dan berfikir positif aja biar hidup ga terlalu banyak ngeluh.
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:49 AMIya Mel, smangattt yaaa..
yesi haerunisa
February 21, 2020 at 6:00 AMKebetulan masih baca buku Filosofi Teras dan beneran relate sama tulian teh nchie. Thanks for sharing ya teh 🙂
nchiehanie
February 26, 2020 at 11:49 AMmasamaaa yeees..
helga
February 21, 2020 at 9:09 AMsetuju banget.. orang lain emang gak berhak tanggung jawab sm perasaan kita.. jadi kita sendiri yg ngatur sendiri.. ini udah aku terapin dari lama banget hihi suka tulisannya thanks for sharing ya tetehkuww
Nada
February 23, 2020 at 5:09 PMBerdamai dengan diri sendiri, beneran PR banget. Kadang apa2 nyalahin diri sendiri huhu makasih banyak teh jd reminder buat aku nih hehe
Meywa
February 23, 2020 at 9:26 PMKayaknya kata-kata “bahagia itu sederhana” ada benenrnya juga ya teh ..bahagia itu emang kita yg ciptakan. Bahkan mungkin saat kita suntuk bisa sekedar mampir ke cafe atau main sama anak, udah bisa bikin mood happy lagi.
Mega
February 24, 2020 at 1:54 PMSetuju teteh geulis. Give your self what you need. Mau bahagia atau engga, diri inilah yang menentukan. Gak perlu mengandalkan orang lain, suka sekali. Self reminder untuk aku yang sedang menata kembali semuanya dari 0. Bismillah 2020 dan selamanya harus makin bahagia
Dian Andari Yuan
February 25, 2020 at 7:16 AMBener, Mak. Kebahagiaan itu tanggung jawab diri sendiri. Kan Kita yg ngerasain, ya. Rugi banget kalau gara2 orang lain hidup kita gak bahagia. Hehehe. Semangat terus, Mak Nchie😘😘
Ruly Rosmalina
February 25, 2020 at 10:17 AMSTRIKE! Tepat banget menghujam kalbu ini.. Hahahha
Tapi gimana kalau kita tau dimana kebahagiaan kita, tapi situasi kini ga bisa mengakomodir? Tsah malah curcolll.. Hahaha, maapin maapin 😛
arenapublik
March 17, 2020 at 5:42 AMistilah berdamai dengan diri sendiri itu yang berat ya mba 🙂 tapi itu emang, kita sendiri yang milih
nchiehanie
March 18, 2020 at 2:40 PMIyesss