Memeluk Puncak Gunung Manglayang

PIN puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Memeluk Puncak Gunung Manglayang. Mendengar nama gunung satu ini rasanya udah ga asing lagi di telinga, familiar banget dari aku SD, soale rumah sekitar Bandung Timur setiap hari pemandangan gunung satu ini menjadi daya tarik tersendiri. Gunung Manglayang merupakan  sebuah gunung yang berada diantara   daerah Bandung dan Sumedang, Jawa Barat. Dan menjadi salah satu gunung  gunung terindah di Kabupaten Bandung dan sekitarnya, dengan ketinggian 1818 mdpl ini menjadi salah satu gunung favorite untuk pendakian awal (pemula seperti kami #SahabatDokter)

Minggu jam 6  pagi, meeting point di McD  Bunderan Cibiru, sarapan bareng lalu mulai mengawali perjalanan menuju Puncak Manglayang melalui Cibiru. Tentu saja dari kejauhan Gunung Manglayang dah menantang, aiih pengen dipeluk yaa. Berawal  dari kesenengan jalan-jalan ke hutan, ya sekedar melepas penat dan kejenuhan. Rasanya langsung hilang kalo dah menghirup udara segar dan melihat yang ijo-ijo, akhirnya  yang mengaku  sahabat dokter  ini mulai ketagihan  deh untuk selalu sehat dengan jalan kaki  ke alam. Tatkala mengajak untuk nature walk ke Gunung, dengan senang hati.   Kali ini  adalah pendakian yang keduakalinya setelah Gunung Gambung..

Pendakian melalui Batu Kuda

Kurang lebih 30 menit dari meeting point, 4 sekawan ini mulai memasuki kawasan Bumi Perkemahan Batu Kuda yang merupakan tempat wisata kekinian di Bandung Timur. Disuguhi udara pagi yang sejuk dan berjejer pohon pinus, asli ga kuat pengen bernarsis ria sekalian lewat doang. Karena waktu yang terus berjalan dan tektok ke Puncak Gunung  Manglayang adalah tujuan Kami. Perkiraan 3 KM  menuju puncak dengan waktu tempuh 3 jam tentunya dengan jalan santai.

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Papan petunjuk arah

puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Bumi Perkemahan Batu Kuda, masih muka bantal niy

Sepanjang pendakian dimulai dengan melewati  hutan pinus, dipandu oleh Deden Ganzar sahabat dokter yang memang pecinta alam beneran dan mainanya emang ke gunung terus. Beliau memandu Kami dengan sabarnya dan memberikan petuah-petuah  kalo sedang mendaki. Atau pun memberi tau medan jalan yang treknya lumayan ekstrim. Setelah 1 jam pendakian, akhirnya mulai sampai di medan yang terberat sepanjang jalur pendakian tersebut. Dengan kemiringan  kira-kira 70-80 derajat, trek yang membuat ngos-ngosan, tapi ga menyurutkan niat dan patah semangat untuk mencapai puncak.

Oiya, selama mendaki aku mencoba lepas alas kaki, ternyata benar apa kata dokter dave, berasa enak banget dan ringan rasanya. Alam benar-benar menyatu dengan diri, telapak kaki rasanya dingin  menembus telapak kaki sampe ke ubun-ubun. Perjalanan mendaki pun makin bersahabat dan  seimbang dengan kaki telanjang. Namun, ketika  dibisikin akan melewati jalur bebatuan, kembali memakai alas kaki menjaga keselamatan  diri.

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Pendakian yang ekstrim

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Tempat rehat sejenak

 

Jalur yang penuh dengan bebatuan besar dan cukup sempit, ya  lumayan sulit hanya beberapa akar pohon  kecil yang membantu kami untuk naik. Mulai dari hutan pinus terakhir sampai puncak, selalu menemukan tanjakan yang curam.  Di sepanjang jalur gunung  ga ada tempat pos untuk istirahat,  tapi ada beberapa tempat landai kadang pas tanjakan  yang biasa dijadikan tempat  peristirahatan. Selama pendakian tentu saja menemukan teman-teman baru, sampe berkenalan dengan Sahabat Fery, entah yang mana Fery-nya Mereka adalah rombongan anak-anak muda yang suka jalan, dan sepanjang pendakian menggunakan keyword “Sahabat Fery”  untuk berteriak menyapa dan menyemangati yang loyo-loyo.  Dan Kami pun tertawa berasa ada hiburan, karen mereka menyemangati kalo di Puncak Gunung ada nasi padang, bala-bala, soto, dan makanan lain yang menggoda.

Puncak Gunung Manglayang

Setelah melalui trek yang lumayan berat, akhirnya sampai juga di Puncak Manglayang.  Rasa lelah mendadak hilang setelah melihat plang tanda puncak manglayang berhasil ditaklukan. Yeay, speechless,hanya raut wajah yang memancarkan senyuman  ceria dari setiap pendaki termasuk Kami Sahabat Dokter. Ga sia-sia ikutan olah raga freeletic setiap sabtu pagi di DF Clinic,  tahap awal untuk melatih kekuatan kaki yang pada akhirnya bisa memeluk puncak manglayang ini.

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Yeay, puncak..puncaak!

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Lalala..yeyeye..

Menggelar fly sheet, memasang hammock, ahh Den Ganzar yang berpengalaman sudah tahu perlengkapan mendaki, sampai kompor  untuk memanaskan air pun dibawa. Waktunya nongki dan ngopi cantik sambil ngobrol santai dan menikmati alam  di ketinggian 1818 mdpl. Perbekalan yang terplanning, makan siang, cemilan, air 2 liter  cukup untuk mengisi tenaga. Kebersamaan  sederhana yang menyatukan hati dan saling memberikan semangat kehidupan dan sekiitar alam semesta mendukung. Keramaian  di puncak ini medadak sepi tatkala satu persatu rombongan sahabat fery turun gunung, bener-bener sunyi, senyap.

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Nongki2 cantik sambil ngobrol asyik next pendakian, tentunya harus latihan dulu

puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Nah ini dia grupnya  Sahabat Fery, ternyata berhasil kenalan dengan yang namanya Fery, ealah anak muda bersinglet

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Hmm, ini motonya mesti manjat pohon dulu, Dok!

Mari sejenak  bersantai,  mendengarkan suara khas  hutan, desiran angin, merasakan  dingin menusuk kulit. Tak ada obrolan, hening masing-masing. Membiarkan diri sesaat terlelap sambil memasuki alam bawah sadar, hanya  merasakan kehangatan diri. Berterima kasih pada diri atas kesempatan kali ini  bisa memeluk puncak Gunung Manglayang. Aku senang, aku bahagia, aku mencintai diri sendiri dan aku memaafkan diri sendiri. Obrolan dengan diri sendiri, seolah mencharge aku harus kuat dan selalu tersenyum. Mendadak selintas berpikir, bagaimana nanti turun gunungnya ya? Hwuuaa, buyar dan terbangun kembali dari ayunan hammock .

Waktunya Turun Gunung

Sebagai Sahabat Den Ganzar, yang  memberikan wejangan tentang kode etik pendaki. Tidak boleh meninggalkan sampah apalagi membuang sampah sembarangan, harus jaga sikap, jangan terlalu lama istirahat karena tektok berpacu dengan waktu. Hanya boleh mengambil gambar alias berfoto. Baiklah, Den! Packing buat turun gunung, tak lupa menanam Matoa yang sudah dibekal  plus sebagian dimakan buahnya sama Sahabat Dokter yang bawel. Kembali berfoto, tanda Kami telah meninggalkan jejak di Puncak Manglayang.

Trek pertama turun gunung  kembali menantang, mendelosor, prosotan di bebatuan,  jalan gelantungan ranting mewarnai perjalanan Kami. Sesekali terpeleset, menjadi bahan tertawaan yang membuat lemas. Harus fokus, karena sekali salah menginjak batu dan ga seimbang bisa-bisa fatal dan ga boleh lari-lari ketika turun. Khawatir nanti lutut bisa cedera. Setengahnya perjalanan asli membuat paha ini kaku, padahal kan kalo melewati turunan kaki mestinya kaya per, tapi kali ini berasa banget tegang di bagian paha.

puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Disela-sela  turun gunung ada aja yang bikin ketawa

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Kaki-kaki yang cantik n ganteng, makasih ya dah nemenin ke puncak manglayang

Indomie, indomie telur menjadi penyemangat untuk cepat sampai di Bumi Perkemahan Batu Kuda. Oiya kembali dalam perjalanan turun ini menanam pohon, kelak buat anak cucu kita, ucap dokter Dave. Menjelang sore, menikmati semangkuk  mie instan dan segelas  teh manis hangat.

Nah, buat Warga Bandung yang masih belajar hiking, atau senang  jalan-jalan ke alam,  gunung manglayang adalah pilihan yang cocok. Hanya dengan  3- 4 jam normal perjalanan pendakian akan sampai di Puncak. Dimana ada 3 jalur pendakian untuk sampai menuju puncak Manglayang, yaitu :

  • Jalur Batu Kuda di Cibiru.  Jalur ini merupakan jalur pendakian yang termasuk ke wilayah Kabupaten Bandung. Dari sini  ga  akan melewati Puncak Prisma, biasanya digunakan para pendaki agar bisa lebih cepat sampai ke Puncak Utama tanpa harus melewati Puncak Bayangan. Daan, jalur ini terkenal dengan medannya yang terjal, namun sepanjang pendakian dimanjakan dengan hutan pinus.
  • Baru Bereum di Kiara Payung Jatinangor, jalur yang termasuk wilayah Kabupaten Sumedang. Dengan menggunakan jalur pendakian dari Barubeureum  akan melewati Puncak Prisma atau Puncak Bayangan.
  • Palintang di Ujung Berung/Cilengkrang. jalur ini jarang  digunakan karena terlalu jauh menuju Puncak Utama, karena harus melalui Gunung Palasari  terlebih dahulu.

RUTE GUNUNG MANGLAYANG | puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Kami melalui Batu Kuda, ealaah tanjakan curam

Jalur-jalur tersebut akan membawa pada sisi puncak gunung yang berbeda dan tentunya dengan tingkat trek pendakian yang berbeda pula.

Buat para pendaki pemula atau pecinta jalan kaki ke alam  seperti Kami, ada beberapa hal yang harus diperhatikan kalo ingin hiking di gunung Manglayang via Batu Kuda ini, ini  ya :

  • Dari jalan raya cibiru atau cagak cileunyi menuju batu kuda, ga  ada kendaraan seperti angkot hanya ada  ojek motor.
  • Sepanjang jalur pendakian melalui Batu Kuda, ga ada sumber air. Sumber air terakhir ada di wisata perkemahan batu kuda, kalo mau ke Toilet puas-puasin di sini
  • Membawa perbekalan makanan dan minuman secukupnya dan perlengkapan sesuai  standar pendakian
  • Medan jalan yang terjal, bebatuan dan licin, disarankan memakai sepatu khusus buat ke Gunung ya, dan lebih baik tidak mendaki saat turun hujan.
  • Memakai warna baju yang cerah (disarankan baju quick dry kalo keringetan dan basah bisa lebih cepet kering) agar kece kalo di poto tak lupa alis tetep dilukis biar ga gundul. Mendaki juga kan harus tetep kece. (hahhahaa)

Nah begitulah cerita Kami Sahabat Dokter, meski bukan pendaki  tapi tepatnya  pecinta jalan kaki ke alam kebersamaan, kesolidan dan keselamatan selama pendakian  ke puncak gunung dan turun kembali adalah yang utamanya, sedangkan  berhasil   memeluk  Puncak Gunung Manglayang adalah bonusnya.

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Foto Model beda generasi

Makasih Deden Ganzar Sang Pendaki Ulung yang udah setia dan sabar  nemenin, banyak belajar dari Belio tentang cara mencintai alam. Ga kapok kan, kita  mah Emak2 Ga rempong, so simple!

Makasih juga buat Dokter David yang selalu bawel ngingetin olah raga  untuk hidup sehat dengan berpikir positif, mau mati busuk ato kanker? *jleb

| puncak manglayang | gunung manglayang | sahabat dokter david | blogger bandung

Ciis, tetep alis Kami masih  utuh, ga luntur sepotong (hahhaa)

Okey, sekian pengalaman perjalanan Kami meski tektok seharian ke Puncak Manglayang, tapi seruu.  Buat Manteman yang  mau lihat poto-poto  pendakian terjal  atau mau join bareng jalan-jalan ke alam, boleh gabung di Nature Walk Bandung  . Next trip ke Gunung  mana lagi eeaa?

FB : Nature Walk Bandung

IG : @naturewalkbandung

 

Comments (32)

  1. Lily

    September 12, 2017 at 9:32 AM

    Weeiisss KEYENN bangett tulisannya ini mak nchiee.. love it so much 😍👍🏻👍🏻👍🏻. Terus berjuang, tidak putus asa, tetap semangat dan maju terus ya Nchie.. Tuhan memberkatiiiii . Thankk youu so much my jungle friends .. 😄 Dokter David dari DF Linetion Centre , Nchie and Ganzarrr Deden . See you on the Top #sahabatdokter #naturewalkbandung

    • nchiehanie

      September 12, 2017 at 1:29 PM

      Amiin, tengkyu Lily my jungle friend

      Mari berjuang lgi menuju Ciremai, rajin2 freeletic yaa, smangat, merdeka!

      Haiyyagh!!

  2. Farida

    September 12, 2017 at 10:14 AM

    Hihihi.. Tetap cantik kok walau naik gunung 🙂

    • nchiehanie

      September 12, 2017 at 1:27 PM

      Makacih..makacih ammiin, alhamdulillah

  3. Yurmawita

    September 12, 2017 at 12:02 PM

    Teteh enchie meskipun naik gunung tetep cantik ya ..

    • nchiehanie

      September 12, 2017 at 1:26 PM

      hahahahaa..Maak
      haduduu,gimana ya, dari ononya,yang penting ber-alis, huhii

      Yang komen juga tetep cantik donk!

  4. Alaika

    September 12, 2017 at 1:35 PM

    Waaah, turut bersemangat membaca tulusannya, cyin! Serasa ikutan mendaki! Haha

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:39 AM

      Huaaaa..hayu next trip ikoot yaa

  5. Akarui Cha

    September 12, 2017 at 6:00 PM

    Oalaaahhh naik gunungnya one day trip. Aku baper bacanya soalnya aku belum pernah nyobain naik gunung. Semoga ada kesempatan.

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:39 AM

      Iya tektok seharian, ga lama ko masih bisa pp

  6. andyhardiyanti

    September 12, 2017 at 7:21 PM

    Wuihhh..serunya yang pada jalan-jalan. Pohon pinusnya cantik banget itu Teh..

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:38 AM

      iya, bangeet andy

  7. nufazee

    September 12, 2017 at 10:15 PM

    teteeeh aku jadi ikutan mendaki gegara baca postinganmuh, sumpah apapun meski mendaki, alis yang stabil dan konsisten adalah yg paling penting haha. Semangat sehat ^^

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:38 AM

      hayuu ikut sini, tak tunggu di puncak yaa

  8. April Hamsa

    September 13, 2017 at 9:59 AM

    Wah kebayang ke gunung, menjauh sejenak dr keramaian kota. Pasti rasanya damai banget 😀
    Btw ngos2an gk mbak naiknya? hehe

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:38 AM

      iya bener maak..

      me time

      ngos2an pastinya donk, banyakin atur nafas aja

  9. Donna Imelda

    September 13, 2017 at 5:48 PM

    Envu ih, masih fit banget dengan kegiatan alam seperti ini, aku sudah pelan-pelan melipir hehehe. Dengkul sudah tak kuat euy

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:37 AM

      hihii..ada masanya ya Mak Dona, ini lagi menikmati sisa umur selagi sehat, kuat dan mampu.

  10. Deden Aliyusuf

    September 13, 2017 at 6:30 PM

    Next trip.. Gunung Puntang – Puncak Mega 2223mdpl..
    Treknya 2x lipat lebih berat dan lebih panjang dari manglayang..
    Puncak mega.. salahsatu puncak dari pegunungan terbesar di bandung raya (malabar).. tempat ditempanya pendaki yang kuat.. “puncak mega, awal dari langkah panjang sang pendaki”

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:36 AM

      Whuaaaa..aseeek

      Ikoot Den..

  11. Helena

    September 14, 2017 at 2:43 AM

    Jarak 3 km aku biasa naik ojek, werrr…5 menit sampai. Lha kalau naik turun begini, lewat jalan berbatu, entah bisa 3 jam apa gak. Btw enak juga ya naik gunung dengan dokter. Kalau ada apa-apa di atas sana bisa tertangani.

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:35 AM

      iya, harus latihan banyak olah raga dulu mak, biar kuat.

      Hahahaa..bawa dokter pribadi, jadi aman

  12. lianny hendrawati

    September 14, 2017 at 9:00 AM

    Paling capek saat mendakinya ya, begitu sampai segala lelah hilang.
    Aku jalan dikit aja udah ngos-ngosan haha 😀

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 11:58 PM

      iya betul Mak, langsung fresh nyampe puncak, berasa dapet energi baru

      hahhaaa.. ayo olah raga jalan kaki aja setiap hari, lumayan!

  13. niee

    September 14, 2017 at 10:33 AM

    waahhh. seru banget teehh. sayang di kalbar gak ada gunung.

    • nchiehanie

      September 16, 2017 at 7:34 AM

      sinii pindah bandung..

  14. Miranti

    September 18, 2017 at 5:56 AM

    Kebayang seruu bangett.. Hebat euy naik gunung PP, kudu kuat stamina ya teh

    • nchiehanie

      September 25, 2017 at 7:49 AM

      nah itu dia, stamina full

  15. shona vitrilia

    September 19, 2017 at 2:24 PM

    uiiii seru banget teeeh… aku belum pernah naik gunung euy *maluk

    • nchiehanie

      September 25, 2017 at 7:49 AM

      hayuuu

  16. Pendakian Nature Walk Bandung menuju Puncak Gunung Burangrang

    October 17, 2017 at 2:26 PM

    […] menuju Puncak Burangrang sebenernya lebih gampang dibandingkan dengan Puncak Gunung Manglayang. Tapi karena beberapa hari ini musim hujan tanah basah dan licin membuat kaki ini beberapa kali tak […]

  17. Cara Mengatasi Pegal-Pegal dan Cidera Otot | Fisioterapi | Lineation Centre

    October 18, 2017 at 9:43 PM

    […] pengalaman yang kedua,  setelah pulang dari pendakian untuk Memeluk Puncak Manglayang aku merasakan nyeri pada paha yang luar biasa, mungkin dikarenakan jalanan yang terjal dengan […]

Leave Your Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.