Mengapa Harus Rapid Test? Halo, apa kabar di daerahmu di jaman Adaptasi Kebiasaan Baru? Menyambut new normal 2 bulan lalu, segala kegiatan mulai dilakukan kembali, baik itu yang mulai bekerja dan beraktivitas di luar, layanan public mulai dibuka, hotel dan tempat wisata alam pun menjadi incaran para wisatawan. Begitupun beberapa tempat wisata keluarga aman dan nyaman menawarkan liburan sesuai dengan protokol kesehatan.
Baru saja menikmati udara segar di luar sana meski hanya keperluan yang memang urgent dan sesekali bersantai makan bareng keluarga, teman, sahabat dan rekan kerja. Mendambakan suasana yang bebas dari khawatir memang agak sulit selama AKB ini. Tetep harus waspada dimana pun, menghindari kerumunan itu yang sering ku jaga.
Begitu pun suasana di tempat tinggalku, mesjid yang di pinggir rumah yang hampir 4 bulan tidak ada aktivitas mulai dibuka kembali pas new normal. Kegiatan pengajian anak-anak dan buibu mulai ramai, ahh jadi berasa hangatnya. 17 Agustusan kemaren pun mengadakan lomba-lomba, merayakan tahun baru islam dan pawai obor.
Depan rumah mulai berisik lagi sama anak-anak dengan kegiatannya bermain. Anak-anak remaja yang lagi masa-masanya menggemaskan selalu ramai, bahkan sampai ada acara kemping pun dapat kabar berita dari anak dan tetangga lainnya.
Dan, aku hanya merasakan kebahagiaan mereka, menyaksikan euforia yang kompak dibalik jendela atau di status wasap. Bukannya tak ingin ikutan berpartisipasi, tapi rasanya lebih nyaman di dalam rumah saja mengerjakan sesuatu yang membuat senang versi aku. Setiap orang tentunya berbeda cara releasenya, memahami dan saling menghormati satu sama lain itu kuncinya.
Pagi Itu..
Toa mesjid berbunyi, kresek..kresek, tandanya ada pengumuman. Biasanya sih kabar duka kalo jam pagi, ternyata memang benar. Mengumumkan meski dengan suara yang terputus-putus, memberikan info kalau di lingkungan RT ada yang terpapar virus dan postif.
Langsung seketika wasap tetangga dekat mencari kebenaran berita di Mesjid. Lalu keesokan harinya, dapat kabar juga dari tetangga ada satu keluarga juga terpapar dan persis sebelah rumah banget. Jangan tanya perasaan gimana? Yang jelas percaya kalo virus yang mendadak ngehits di dunia ini bukan hanya di TV saja. Ternyata makin ke sini makin menyerang circle terdekatku.
Seperti yang diungkapkan sahabat blogger Miss Korea si Bibi Titi Teliti yang memang bertetanggaan tatkala saling wasapan,
“Perasaan ketika mengetahui tetangga kena covid , awalnya merasa terkejut karena semakin terasa bahwa covid beneran nyata dan bukan sekadar berita di timeline belaka. Mulai menyerang orang terdekat kita. Ada juga perasaan kayak tak berdaya, karena dalam hal ini kita gak bisa berbuat banyak. Hanya bisa sekadar mendoakan dan bantu2 sedikit dari segi logistik
Yang dilakukan untuk menjaga kesehatan saat ini lebih kencengin lagi untuk minum vitamin, sayur, buah dan banyak minum air putih. Rajin cuci tangan dan nyuci baju, menjaga kebersihan rumah.”
___
Panik, cemas, khawatir, serba salah, mendadak berat kepala, nyut-nyutan, berdenging, saat itu aku menjelang aktivitas di luar rumah. Teringat dok David di Klinik Lineation, mulai konsultasi mengabarkan keparnoanku dan suasana di tempat tinggalku. Dengan santainya beliau menjawab jaga kesehatan, minum vitamin D3 wajib, saling support sama mereka, supply makanan kontribusi energi yang dibutuhkan mereka. Meleleh.
Perasaan nano nano ini punya siapa ya? Karena aku paham banget dengan tubuh dan diriku. Mendadak lupa untuk menenangkan diri dengan tools Access yang pernah dipelajari. Hahaa, saking syoknya. Begitulah jiwa ini yang terkadang di luar kontrol tanpa disadari.
Inisiatif Rapid test satu RT, gerecep banget . Mendengar rapid test pun tingkat keparnoan dan khawatir meningkat dua kali lipet. Bukan masalah prosesnya, tapi khawatir menungggu hasilnya. Berusaha menenangkan keluarga dan diri sendiri wajib tenang duluan. Akhirnya setelah mendaftarkan diri, kepikiran juga semaleman sampai cemas berlebih. Biasanya cuma baca-baca aja di berita soal rapid test, eh malah ngalamin. Ini loh pengalaman rapid test di lingkungan tempat tinggalku.
Jumlah orang yang positif terinfeksi virus corona di Indonesia makin hari bertambah terus, termasuk disekitarku . Untuk mencegah penyebaran virus corona lebih luas lagi, melakukan rapid test. Rapid test menjadi salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi terinfeksi virus dalam tubuh manusia.
Rabu, 16 September 2020, bertempat di halaman Mesjid diadakan rapid test.
Ngelirikin dulu pas kebagian awal-awal masih sepi
Apa itu rapid test ?
Rapid test corona merupakan salah satu jenis pemeriksaan untuk mendeteksi adanya infeksi virus corona di dalam tubuh. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai skrining awal infeksi virus pada orang yang berisiko tinggi.
Rapid test menggunakan sampel darah untuk mendeteksi kadar antibodi imunoglobulin terhadap virus dalam tubuh. Rapid Test atau tes cepat COVID-19 bertujuan untuk mendeteksi kasus secara dini sehingga dapat melakukan tindakan yang tepat untuk menghentikan penyebaran virus tsb.
Siapa yang membutuhkan rapid test ?
Rapid test corona direkomendasikan untuk:
- Orang tanpa gejala (OTG), terutama yang mempunyai pernah melakukan kontak minimal 7 hari dengan pasien positif COVID-19 atau memiliki risiko tertular dari penderita. Misalnya, petugas kesehatan.
- Orang dalam pemantauan (ODP)
- Pasien dalam pengawasan (PDP)
- Orang dengan profesi yang mengharuskannya melakukan kontak dengan banyak orang,
Berhubung merasa berinteraksi dengan beberapa orang diluar dan memang di lingkungan ada yang positif meski belom pernah berinteraksi, rasanya memang membutuhkan hanya untuk memastikan dan menghilangkan kekhawatiran.
Bagaimana prosedur rapid test dilakukan?
Di tempat tinggalku, datang dengan membawa KTP dan mengisi data-data di formulir yang diberikan. Lalu di cek suhu sambil dikasih no antrian. Dan menanti dengan protokol kesehatan jaga jarak. Tanpa menunggu waktu lama langsung duduk menghadap Nakes yang bertugas.
Prosedur pengambilan darah begini :
- Tenaga medis membersihkan area pengambilan darah dengan cairan antiseptik untuk membunuh kuman dan mencegah infeksi.
- Mengingatkan untuk rileks tidak tegang
- Darah diambil dengan menyuntikkan jarum steril di ujung jari.
- Ketika jumlah darah sudah cukup, jarum akan dilepas dan bagian yang disuntik akan ditutup dengan perban.
- Prosesnya mirip dengan tes golongan darah.
- Darah yang keluar dari penusukan berupa darah kapiler dan akan diteteskan pada alat rapid test.
- Hasilnya akan keluar dalam waktu 15 menit.
Setelah 15 menit, bagi yang tidak dipanggil namanya berarti no reaktif negatif. Tapi untuk memastikan langsung menanyakan pada petugasnya dan alhamdulillah hasilnya sekeluarga no reaktif negatif. Bagi yang hasilnya reaktif positif, penanganan lebih lanjut untuk swab test (PCR).
Apa yang harus dilakukan kalau hasil rapid test corona positif?
Jika hasil rapid test corona menunjukkan hasil reaktif atau positif, penanganan lebih lanjut akan tergantung pada kondisi pasien itu sendiri.
- OTG dan ODP harus melakukan karantina mandiri di rumah dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat maupun physical distancing. Pasien bisa menghubungi layanan kesehatan online untuk berkonsultasi dengan dokter.
- PDP yang memiliki gejala ringan harus melakukan isolasi mandiri di rumah.
- PDP yang mengalami gejala sedang harus melakukan isolasi diri di rumah sakit darurat.
- PDP dengan gejala yang makin parah, harus melakukan isolasi di rumah sakit rujukan agar bisa menjalani pemeriksaan konfirmasi dengan swab test (PCR).
Berapa harga rapid test?
Harga rapid test yang ditawarkan berbeda-beda. Beberapa teman pun pada japri menanyakan berapa harganya, yang aku tahu harga rapid test Klinik Utama Lineation standar 150k. Ditempat lain ada yang 250k, 600k tergantung dimana ditestnya dan paketnya.
Sementara pasien dengan hasil tes cepat corona yang negatif tetap perlu melakukan pemeriksaan ulang dalam 7-10 hari. Bila hasilnya negatif untuk kedua kalinya, barulah pasien dianggap bebas dari infeksi virus corona. Tetep waspada yaa!
Dan kini, kembali sepi, kegiatan mesjid sunyi senyap, jalanan depan rumah pun anyep. Sudah selayaknya kembali ke rumah, merenungkan ternyata virus satu ini memang nyata adanya dan kena kepada siapa pun tanpa memandang siapa siapa. Lalu apa yang harus dilakukan? Meski sebagian besar pandangan masyarakat menatap miris, menjauhi bahkan hinaan.
Bukan salah siapa-siapa, tak usah dicari dari mana datangnya oleh-oleh virus ini. Yang penting semoga masyarakat sekitar makin sadar dan lebih meningkatkan kebersihan diri dan sekitar, mematuhi 3M, hindari kerumunan banyak orang, Tunda dulu travellingnya, plis stay di rumah aja kalau memang ga urgent terkecuali alasan pekerjaan bagi mereka yang mencari nafkah. Kalau sudah ada yang terpapar, toh kita semua yang kena juga, untuk sementara isolasi mandiri.
Setidaknya, sejenak kecemasan menghilang dan saling support seperti apa yang dikatakan sahabat putih abu-abu sekaligus tetangga juga, selama ini hanya ngobrol via wasap aja saling memberikan informasi terupdate. Saling berbagi cerita dan perasaan
“Awalnya gak bisa dipungkiri ada rasa cemas was was takut dsb, lumrah kali ya namanya juga manusia pasti ada sisi paniknya . Tapi Alhamdulillah akal sehatku mulai bekerja apalagi setelah browsing baca2 bagaimana kalau ada tetangga yg terkena covid kuncinya cuma satu JANGAN PANIK, JANGAN STRESS . Karena pemikiran2 negatif itu akan menurunkan imunitas tubuh kita.
Alhamdulillah warga sekitar pun tidak panik berlebihan malah kita tetap mensuport tetangga yang terkena salah satunya dengan cara warga bergiliran mensupply kebutuhan makanan maupun kebutuhan lainnya. Warga bergiliran menggantungkan makanan dan kebutuhan lain dengan disimpan dipagar rumahnya. Pastinya suport tetangga juga akan menjadi obat agar mereka tidak semakin down dan tetap bersemangat untuk sembuh.
Yang terpenting tetap menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan, memakai masker disaat kita sangat perlu untung keluar rumah, jaga jarak dan tetap stay at home.”
Dalam situasi begini, kembali di rumah lagi, hal yang terbaik. Meski hasilnya no reaktif negatif bukan berarti bisa keluyuran bebas. Saling menjaga satu sama lain. Sang maha penyayang lagi memberikan ujian pada warga RT 09. Karena dibalik ujian yakin ada hal yang terindah dikemudian hari.
Terima kasih banyak buat jajaran pengurus RT yang gerecep banget menangani kasus ini, bahkan sampai memberikan free rapid test serentak di lingkungan RT. Bapak-bapak rajin dengan jadwalnya menyemprot dan siapapun yang masuk pintu gerbang melewati pos satpam wajib disemprot, dihujani dengan cairan disenfektan.
Buat mentemen yang diluaran sana tetep stay safe yaaa. Mari kembali produktif di rumah aja! Meyakini apa yang kita lakukan saat ini adalah demi kepentingan bersama, saling menjaga satu sama lain. Plis stay at home dulu berjamaah!
Comments (57)
Jiah Al Jafara
September 17, 2020 at 10:10 AMDi kampungku ada beberapa orang yang kena. Karena beda RT, jadi gak tahu sih ada pada Rapid test atau gak. Mungkin yang keluarga dekat atau yang berinteraksi aja. Alhamdulillah ini sudah sembuh. Well semoga covid-19 segera pergi. Jangan lupa tetap patuhi protokol kesehatan
Lidya
September 17, 2020 at 4:31 PMPasti deg-degan ini ya teh sebelum rapid test takut kenapanapa. Alhamdulillah hasilnya baik-baik aja. Sehat selalu buat semua teh
Jiah Al Jafara
September 19, 2020 at 8:04 PMPas tesnya mungkin bisa nahan diri. Nunggu hasilnya itu yang bikin deg-degan. Semoga kita semua tetap sehat ya
Zia
September 20, 2020 at 1:15 PMSehat-sehat ya teh. Untuk yang aktif keluar apalagi disekitar tinggal ada yang suspek positif udah wajin test rapid dan swab. Yang penting protokol dan jangan panik ya teh.
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:09 PMMakasih Ziaaa
Ruli retno
September 17, 2020 at 4:46 PMStay safe juga ya teteh, kaya gini selalu mengingatkan kita bahwa kematian begitu dekat dan nyata. Kembali ke rumah, ke pangkuan keluarga memang tempat ternyaman, eaaaa
Bibi Titi Teliti
September 17, 2020 at 9:10 PMDi masa-masa kayak gini bener-bener butuh untuk tetap tenang dan jangan mudah panik yah Nchiiie. Semoga kita semua selalu dilindungi dan diberikan keselamatan serta kesehatan yaah
Nanik Nara
September 18, 2020 at 8:35 AMJadi resepnya tetap tenang dan jangan panik ya.
Padahal udah tahu resepnya ini, tapi kalau mendadak dapat berita tetangga terpapar virus ini, shock juga ya mbak.
Stay safe ya mbak. Semoga kita terhindar dari virus ini.
Tuty Queen
September 18, 2020 at 9:00 AMsip teh, jangan panik berlebihan justru jadi tambah stress ya harus cari kegiatan lain yang menyenangkan seperti Nganva hahaha
cicifera
September 18, 2020 at 11:56 AMwah teh nchie apa kabarnya? aku kemarin juga nyobain rapid test teh, soalnya mau nyebrang pulau sebentar ^^ aku rapid drive thru di deket bandara, Alhamdulillah sehat, hasilnya negatif. semoga kita selalu dilindungin dari virus ini ya teh dan semoga pandemi ini cepat berlalu, Aamiin..
Reyne Raea
September 19, 2020 at 12:46 AMJujur saya baru ngeh loh cara rapid test itu Mba, biasanya cuman dengar aja.
Yang saya tahu tuh swab test, kata orang sakit karena hidungnya disogrok.
Lah ternyata rapid pun ga kalah horor, saya mah takut sakit dan darah, astagaaaaa… semoga virus ini segera pergi, bahkan test aja kita udah horor, belum takut ama hasilnya, baru ditusuk-tusuk hiks
Nathalia DP
September 19, 2020 at 6:16 AMYa ampun, covid makin dekat aja ya 🙁
Alhamdulillah, semoga hasil rapid test kedua juga non reaktif ya teh…
Sapti nurul hidayati
September 19, 2020 at 8:18 AMDesa sebelah tempatku malah masuk zona merah. Dan beberapa waktu lalu dilakukan swab massal. Memang kadang yg bikin down itu saat tahu kl terpapar atau ada orang dekat yang terpapar. Sehingga perlu sedari awal menyiapkan mental dengan segala kemungkinan dan tetap waspada..
Suciarti Wahyuningtyas
September 19, 2020 at 10:29 AMSuamiku dalam 1 minggu sudah 4x rapid test karena emang waktu itu harus meeting dengan pak menteri dan sesuai dengan peraturan dan kebijakan di kementerian harus melakukan rapid sebelum ketemu dengan pak menteri.
Aku tuh sekarang jadi parnoan kalau ketemu banyak orang dan kadang yang bikin kesel itu orang masih aja banyak yang gak mau pakai masker atau masih suka kumpul-kumpul.
Widyanti Yuliandari
September 19, 2020 at 11:37 AMSi Pak Su yang bertugas belanja, kena rapid test massal tuh pas ke pasar. Haha. Aku gak ke mana-mana, hanya di kantor sebentar2, itu juga selalu pakai masker. Mungkin kalau gak terpaksa banget juga gak bakal pergi2. Dan akan test rapid r swab juga ketika suatu saat dibutuhkan.
lianny hendrawati
September 19, 2020 at 1:45 PMDeg-deg an pastinya ya Nchie. Rasanya covid memang semakin dekat, kakak kandungku juga terkena. Dua kali rapid test padahal hasilnya non reaktif (negatif), tapi krn batuk tidak sembuh-sembuh akhirnya inisiatif sendiri swap dan hasilnya positif., syukurlah sekarang sudah sembuh kembali.
Bibi Titi Teliti
September 19, 2020 at 6:49 PMWah, kasusnya kakak Mbak Liani persis kayak papa aku nih
2 kali rapid test negatif, tapi setelah SWAB hasilnya positif
Alhamdulillah papa juga kondisi udah semakin membaik, saturasi oksigen sudah mencapai 95% ceunah. Semoga sehat terus semuanya yaaah
Dedew
September 19, 2020 at 1:48 PMIya Teh, semakin banyak yang kena jadi makin worry, ni suami temanku dirawat karena covid dan kondisinya Alhamdulillah semakin membaik, nggak seperti waktu baru masuk nggak bisa nafas..sehat selalu ya aamiin..
Mugniar
September 19, 2020 at 8:02 PMInnalillah ya kalau ada tetangga sebelah kena covid, duh. Semoga sehat selalu ya Teh. ALhamdulillah sesama tetangga saling support. Keren deh.
Aswinda Utari
September 19, 2020 at 8:19 PMSptnya satu lg mb yg wajib rapid tes. Org yg mau operasi, melahirkan dsb. Krn untuk mempersiapkan apd di RS. Duh, aku sih blm pernah rapid tp berdoa smg pandemi ini cpt berlalu. Kasian sm bbrp org yg kadang krn kondisi mcm2 gak bs rapid pdhl mendesak
Dian
September 19, 2020 at 8:20 PMDuhh…
Memang harus tetap selalu taat protokol dan jaga kesehatan ya mbak…
Semoga pandemi ini segera berlalu ya
Andy Hardiyanti
September 19, 2020 at 8:44 PMSampai sekarang saya belum pernah Rapid Test sih. Memang belum ada keperluan yang mengharuskan untuk Rapid Test juga emang. Iyaa, sebisa mungkin yaa di rumah aja ya Teh, kecuali ada hal yang urgent.
Desri Desri
September 19, 2020 at 8:55 PMAku udah ngga tau harus ngomong apa lagi menghadapi pandemi ini, karena korbannya makin banyak dan dari orang yang dikenal. Disini aja tiap hari rapid test drive thru antriannya panjaaaaang teh.
Nunung Yuni
September 19, 2020 at 9:06 PMAku 3 rumah sebelah kiriku positif covid sebulan lalu. Sudah pulang dari wisma atlet dan negatif sekarang. Gantian minggu kemarin tetangga 3 rumah sebelah kananku kena dari kantor dan isolasi mandiri. Sekarang aku yang deg degan karena 2 minggu lagi mau kondangan ke Pontianak dan harus rapid tes dulu sebelum berangkat
Utie adnu
September 19, 2020 at 9:23 PMSempet teh gal mau ngikutin berita ttg virus ini bawaannya takut dan curiga terus, akhirnya pas Ada yg deket kena baru tersadar bahwa harus aware bngt sama kesehatan Dan udah ikut pcr test juga
April Hamsa | Parenting Blogger keluargahamsa.com
September 19, 2020 at 10:12 PMKadang orang baru percaya kalau covid nyata setelah ada org terdekatnya kena.
Meski dengar ada kabar circle apalagi tetangga yang positif memang sebaiknya jangan panik berlebihan krn pada dasarnya penyakit ini bisa disembuhkan ya mbak. Yg penting patuhi protokol kesehatan.
Gina
September 20, 2020 at 12:48 AMAd bbrp kerabat yg terjangkit dgn virus ini. Membuatku sadar virus ini ada lho. Guys jaga kesehatan ya semua (Gina)
nchiehanie
September 20, 2020 at 7:23 PMMakasihh Ginaa
Dirimu jugaa stay safe yaa
Latifika Sumanti
September 20, 2020 at 2:14 AMBener Teh.
Duluuu, awal pandemi ini ada yang kena XYZ, siapa itu kita ga kenal. Membuat orang bertanya2 virus ini ada atau bualan? Sekarang 7 bulan berlalu yang kena sudah BCDE, orang-orang yang kita kenal. Ya Alloh, aku mau ga cemas tapi tetap kepikiran dengan perilaku masyarakat yang masih sabodo, sedih. Sekarang kalo kemana2 liat orang pakai masker lebih sedikit daripada yang ga pake
nchiehanie
September 20, 2020 at 7:13 PMIya bangeet, aku rasakan ituuu…
semoga kita tetep ga kendor yaa nerapin protokol kesehatan.
Sri Widiyastuti
September 20, 2020 at 4:13 AMSama teh, di sini tiap denger berita dari toa masjid parno banget. Sekarang malah sering dengar ambulance di deket rumah. Saya kepo Tapii juga waswas, hanya bisa berserah diri saja pada yang kuasa. Banyak banyak istigfar dan asupan nutrisi, vitamin sebab teu kamana mana ge bisa saja virus teh sampai di rumah juga kalau lengah yaa.
Moga sehat semua, ditangtayungan Gusti Allah. Aamiin
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:20 PMAamiin..
Tah eta pisan, mak. Kita udah jaga2 juga tetep weh.
Kuncinya sabar dan ikhlas
Shyntako
September 20, 2020 at 6:48 AMpandemi sekarang gak mereda ya, kalo aku bener-bener berharap mba vaksinnya segera ditemukan deh, ayo para ilmuwan, kalian bisa! soal rapid test ini jujur aku belum pernah sih mba, cuma memang kalo pas ada rapid di daerah kita ya gak ada salahnya juga kita tes ya
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:19 PMIya itupun kalo ada yang terpapar positip, mau ga mau buat jaga2 dan menghilangkan kecemasan
Syarifani Mulyana
September 20, 2020 at 8:02 AMKadang orang baru ngeh covid beneran ada setelah ada orang di lingkungannya yang juga kena.
Pengen cepet-cepet lenyapin virus ini, biar ngga bikin was-was tiap kali mau keluar rumah.
Harganya cukup terjangkau ya teh, kalau tes swab kena berapa di lineation?
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:19 PMAmiin yaa.
150 k
Nurul Fitri Fatkhani
September 20, 2020 at 8:42 AMAlhamdulillah hasil rapid test punya Teteh sekeluarga negatif ya. Ngeri juga kalau orang di sekitar ada yang positif. Semoga lekas membaik dan pandemi bisa segera berakhir ya, Teh
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:14 PMAamiin, insyaallah.
nurulrahma
September 20, 2020 at 9:07 AMAlhamdulillah, hasilnya melegakan ya Teh.
Memang nih, covid ndableg bangett, gak pandang bulu nih
Salah satu takmir Masjid deket kompleks kami juga ada yg kena
Duh, sediiihh
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:14 PMHahhaaa..iya nih
buandel jalan2 muluu
Kartika Nugmalia
September 20, 2020 at 10:08 AMKemarin kampung kami juga sempat heboh teh. Dua rumah dari rumah kami ada yang positif. Duh, apalagi pas itu dia masih sering bolak balik ke masjid kampung. Alhamdulillah keluarganya langsung juga swab test dan tetangga rapid test. Untunglah semua aman.
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:14 PMAlhamdulillah yaaa..
Semoga kita semuanya sehaat
demia
September 20, 2020 at 10:19 AMwaa jadinya lega ya teh kalo udah test, aku belum pernah test ih, sebenernya pengen, cuma kalo harus pergi ke rumah sakit agak serem juga hihihi, di daerahku belum ada soalnya nih hhuhu
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:13 PMDi Klinik Lineation ada Dem.
Murmer 150k
Bundabiya.com
September 20, 2020 at 10:48 AMkalo kata temenku yg dokter, mendingan langsung swab gitu ya mbak. cumaa swab kan mahaal bgt ya, sementara rapid lebih terjangkau.
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:13 PMYang aku tahu rapid dulu, setelah tau hasilnya kalo positif reaktif baru swabm kecuali kalo memang berdampingan banget dengan yang terpapar bisa aja langsung
Monica Anggen
September 20, 2020 at 12:10 PMYang melegakan saat ini adalah proses test dan hasilnya bisa diperoleh lebih cepat ya dibandingkan di masa awal dulu. Dan memang sebaiknya kalau memungkinkan mending Rapid test deh untuk memastikan kondisi kita, apalagi untuk orang yang masih sering keluar rumah buat bekerja dan bertemu banyak orang
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:12 PMIya banget Mbaa..
udah wajib rapid kalo emang pekerjaannya ketemu banyak orang
Susie Ncuss
September 20, 2020 at 12:17 PMRapid test memang bikin deg-degan!
Tapi jika selama ini nggak pernah aneh2, jaga protocol kesehatan covid19, dan selalu stay at home, InsyaAllah bikin kita rada tenang dan kalem.
nchiehanie
September 20, 2020 at 6:11 PMIya akupun gitu prinsipnya..
Tapi karena emang pas terdekat banget yang kena, paniklah dikiit.
Uniek Kaswarganti
September 20, 2020 at 9:54 PMItulah kenapa aku belum mengijinkan anakku mengaji di masjid lagi Teh. Bukannya tak mau punya anak sholih, tapi ya gimana kondisi lagi gini. Mana teman-temannya banyak yang ga pake masker, pihak masjidnya kurang tegas gitu untuk mengaturnya. Saat ini prioritas adalah menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
nchiehanie
September 22, 2020 at 9:52 PMHuhuuuu iyaa, orang tuanya mesti keukeupin anak dulu di rumaah.
Hal yang teraman untuk saat inii
diane
September 21, 2020 at 12:07 AMMeskipun tidak bisa dijadikan patokan mutlak rapid test setidaknya bisa bikin kita lebih waspada juga ya…Duh semoga virusnya segera minggat…
nchiehanie
September 22, 2020 at 9:51 PMIyesss..
Amiin ya Mbaaa
Liza
September 22, 2020 at 9:31 AMdi RSku lagi banyak yang di rapid test dan banyak yang reaktif. hiks… kita doakan semoga pandemi ini segera berakhir ya teh… kami yang bekerja di RS setiap hari was-was sendiri…
nchiehanie
September 22, 2020 at 9:14 PMAamiin..
Ahh sehat selalu ya Lizaaa, jaga kesaehataan selalu.
tetep semangaat bu dokter
Hanifa
September 23, 2020 at 8:39 PMWalau udah WFO sesekali, tapi saya malah belum nyempetin rapid nih Mak. Kayanya harus segera deh buat antisipasi.