Mengenali Tanda Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) dan Akar Masalahnya

PIN

Mengenali Tanda Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) dan Akar Masalahnya. Bandung, 18 Mei 2024, Kumpulan Emak Blogger (KEB) bersama Kartika Soeminar mengadakan sebuah acara yang sangat menarik sekali,  Break The Silence : 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor di Lawangwangi Creative Space, Dago Giri Bandung. kali ini kota ke-2  setelah sebelumnya di Jakarta dan akan  melakukan roadshow ke sejumlah kota besar untuk mengedukasi masyarakat, khususnya perempuan tentang pentingnya memahami gangguan kepribadian narsistik dan cara menghadapinya.

Bersama dengan Emak-Emak Blogger di Bandung, rasanya senang sekali bisa kembali melakukan temu kangen dalam satu kegiatan #KEBIntimate apalagi pembahasan seputar NPD (Narcissistic Personality Disorder) yang  belakangan ini sangat marak diperbincangkan. Umumnya pengidap NPD cenderung memiliki level narsistik yang ekstrem.

Dipandu oleh MC sekaligus founder KEB Mira Sahid dengan luwesnya membuka acara, ketika itu suasana mendadak jadi melow saat diputarkan kembali video pengalaman Kartika  Soeminar. Semua yang hadir pun merasa tersentuh dan berkaca-kaca begitu pun yang ada dalam video itu. Gimana engga coba,  selama 23 tahun hidup bersama dengan NPD?

Oya, sebelumnya mau menjelaskan dulu apa itu NPD. Pada umumnya pengidap NPD  cenderung mempunyai level narsistik yang ekstrim. Di balik topeng kepercayaan diri yang besar, mereka mudah depresi jika suatu hal tidak berjalan sesuai imajinasi. Kepribadian yang superior, haus akan  pujian dan nir-empati kerap melekat padanya. Dalam ranah psikologi, NPD merupakan salah satu gangguan mental yang membuat pengidapnya butuh dikagumi.

Sayangnya, belum ada penelitian yang absolut tentang NPD. Tak hanya itu, informasi mengenai NPD di Indonesia masih amat terbatas. Oleh karenanya edukasi dan advokasi perlu dilakukan secara holistik untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap pengidap NPD.

#BreakTheSilence : 23 Years of Narcissistic Abuse Survivor 

Pergulatan batin terhadap pengidap NPD turut dirasakan oleh Kartika Soeminar. Di balik pembawaannya yang ramah, wanita paruh baya ini mengaku pernah mengalami fase depresi kronis akibat perlakuan abusive dari orang terdekat yang over narsistik. Bukan hanya setahun dua tahun, bahkan hingga 23 tahun.

“Di awal pernikahan, setiap kali bahas masalah, nggak pernah ada jawaban iya atau engga, dibuat bingung. Seolah-olah itu kesalahan saya. Selama 23 tahun, saya ga teredukasi dengan NPD. Saya merasa tidak membuat dia bahagia, dia manipulatif gimana caranya dapetin apapun yang dia inginkan memutarbalikan cerita. Waktu itu saya masih belum sadar,” ungkap Kartika dalam KEB Intimate Session.

Pengalaman Kartika Soeminar hidup selama 23 tahun dengan seseorang yang memiliki NPD, hingga akhirnya berhasil melepaskan diri dari hubungan yang toxic! Bercerita tentang pengalamannya yang kurang menyenangkan itu sungguh tak mudah, karena membuka luka lama, kembali mengingat momen-momen yang tidak menyenangkan, saat sesi sharing pun  sempet meneteskan air mata berkali-kali.

Salah satu ciri dari orang NPD adalah merasa dirinya paling penting dan harus dikagumi. Orang dengan NPD membuat orang-orang disekitarnya turut mengalami tekanan mental, harus segera mendapatkan bantuan profesional, karena berpotensi mengancam kesehatan mental orang-orang disekitarnya.

Konon katanya NPD ini ga bisa disembuhkan. Bisa bayangin kan gimana rasanya hidup sama orang yang engga  punya empati, maunya menang sendiri, ga  punya tanggung jawab dan haus pujian, tentu  cape fisik dan mental, dan  jangan sampai kesehatan mental kita jadi ikut terganggu juga.

Semoga dengan kisah nyata yang dialami oleh  #KartikaSoeminarStory bisa bikin kita para perempuan terutama yang sedang berjuang dengan pasangan yang memiliki NPD bisa saling support, merangkul dan mengambil hikmah dari pengalamannya.

Perempuan selalu menjadi korban, saat ini di Indonesia sendiri masih kurang support terhadap korban NPD. Ya, kebanyakan perempuan tuh takut mengakhiri hubungan karena keberadaan anak, bisa jadi karena  kondisi keuangan, mempunyai rasa malu, dll. Harapannya dengan kisah dari Kartika Soeminar ga ada lagi perempuan yang menjadi korban NPD! #NPDAwareness #BrokenButUnbroken

Berangkat dari pengalaman hidup dan caranya terlepas dari jerat seorang NPD, pengusaha kelahiran Surabaya, Jawa Timur itu pun kini aktif menyuarakan keresahannya tentang masalah gangguan mental. Pengalamannya berjuang dan bangkit dari orang yang narsisis ini terangkum dalam sebuah kampanye bertajuk #BrokenButUnbroken.

“Saya terlahir untuk jadi pejuang dalam kehidupan saya, 23 tahun hidup dengan orang NPD. Berjuang untuk terlepas dari orang NPD, ga mudah tapi berjuang untuk tidak menyerah. Karena itu saya ingin ajak perempuan lain untuk berjuang karena kita berhak untuk Bahagia,” ungkapnya.

“Saran saya, kita harus punya fondasi, harus care sama kesehatan diri. Kalau punya hubungan dengan NPD itu kita udah sakit luar biasa, harus jaga kesehatan, harus kuat. Kalau memang pasangan itu NPD abaikan jangan selalu dituruti kemauan dia. Membatasi pertengkaran, karena setiap ada masalah yang dibahas itu ga ada jawaban ya atau tidak,” ujarnya.

NPD menurut dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp. K. J

Pembahasan seputar NPD  memang menarik banget, hadir pula  seorang dokter spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp. K. J, dimulai dengan bertanya pada audiensnya, “Siapa yang sudah mengenal tentang NPD?” dan “Siapa yang baru tahu NPD  saat ini di acara ini?” Sebagian besar pun sudah pada mengenal apa itu NPD, mungkin karena keberadaan sosial media seputar NPD ini  hype banget.

Panggil saja dokter Vivi, menurutnya memiliki pandangan bahwa seseorang dengan diagnosis NPD hampir selalu merasa lebih unggul daripada orang lain di sekitarnya. Para pengidapnya bisa mudah tersinggung dan meremehkan orang lain serta anti-kritik.

“Gejala halus dari narsistik adalah ketika kepercayaan diri seseorang melampaui batas di mana mereka secara konsisten menyiratkan bahwa mereka lebih unggul dari orang lain. Misalnya, saat mengerjakan satu proyek kelompok, memposisikan pendapat mereka sebagai sesuatu yang lebih berwawasan luas atau berharga,” papar dokter yang aktif memberikan edukasi kesehatan mental lewat akun Instagram @dr.vivisyarif.

Ciri-ciri yang dimiliki oleh seorang NPD

Perlu diketahui juga kalau NPD adalah gangguan mental yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Orang dengan NPD dapat  datang ke pofesional  karena masaah kehidupan atau karena ada komorbiditas gangguan mental lainnya. Ya, meskipun tak dapat dipulihkan sepenuhnya orang dengan NPD dapat mengalami  perubahan dengan signifikan dengan terapi yang tepat dan komitmen untuk melakukan perubahan.

Penyebab  NPD

Sekadar informasi, Sarah Graham, seorang konselor spesialis NPD asal Inggris dalam laman resminya merinci beberapa penyebab ilmiah seseorang bisa terdiagnosis NPD, di antaranya:

1. Orang Tua Toxic dan Narsistik

Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik umumnya berasal dari latar belakang keluarga dengan orang tua narsistik. Orang tua narsistik mengendalikan setiap keputusan penting sang anak. Anak-anak didorong untuk melawan satu sama lain dan dilarang mengutarakan pendapat yang berlawanan dengan orang tua.

2. Anak yang Tak Dianggap

Sebagian orang dengan NPD adalah mereka yang tak pernah dianggap (diabaikan) orang tuanya saat masa kecil. Biasanya mereka anak-anak pemalu, pendiam dan penyendiri sehingga tidak menarik perhatian orang tua narsistik. Akibatnya mereka terabaikan dan disingkirkan dari keluarga.

3. Trauma Penolakan

Penolakan dan penghakiman ketika masa kecil bisa berkontribusi terhadap gejala NPD. Berakar dari kenyataan bahwa mereka ditolak saat menjadi dirinya sendiri, bisa memunculkan perasaan marah, kebencian, rasa malu, bersalah dan frustasi yang pada gilirannya memicu orang tersebut untuk membela diri.

4. Faktor Keturunan

Banyak orang mungkin tidak menyadari pola perilaku mereka merupakan warisan dari generasi sebelumnya yang diturunkan baik melalui faktor genetik maupun pemodelan perilaku. Orang tua narsistik cenderung mencontohkan perilakunya kepada anak-anak yang kemudian secara tak sadar diikuti sang anak sebagai kebenaran yang hakiki. Tidak dapat dihindari biasanya pola atau luka itu akan diteruskan ke generasi berikutnya.

Siklus akan berlanjut sampai dapat dipatahkan oleh seseorang yang memiliki kemauan dan tekad untuk mengubah pola perilaku. Jika melihat orang dengan tanda NPD di sekitar, tidak ada cara yang lebih efektif selain bersikap acuh dan mengubungi seorang konselor atau psikolog untuk menguatkan mental.

Nah, sungguh pembahasan yang sangat menarik kan? Makin  menarik ketika ada sesi tanya jawab. Beberapa teman-teman yang hadir pun memberikan pertanyaan seputar NPD. Mendadak hening, ketika yang bertanya pun dengan suara yang terbata-bata dan gemeteran, sungguh suasana yang bikin emosional. Semua yang hadir pun terbawa suasana, mata rasanya menghangat. Energi baik dan positif mengelilingi si penanya saat itu, hanya dengan pelukan dari dr Vivi dan Mba Kartika, langsung meleleh yaa.

Tak ada kata-kata selain saling support antar sesama perempuan, semangat buat kita semua!

Tips untuk Menghindari Hubungan dengan Orang NPD

Tentu tidaklah mudah, berikut adalah beberapa tips lebih lanjut untuk menghadapi seseorang yang memiliki Gangguan Kepribadian Narcissistic (NPD):

  1. Jaga Kesehatan Mental. Pertama dan terpenting, pastikan menjaga kesehatan mental. Fokuslah pada diri sendiri dan pastikan memiliki tempat untuk meredakan stres dan kecemasan, seperti olahraga, meditasi, atau terapi.
  2. Pahami Pola Perilaku. Belajarlah untuk mengenali pola perilaku narcisistik agar dapat lebih mempersiapkan diri dalam interaksi dengan mereka. Ini bisa membantu menghindari jebakan emosional dan konflik yang tidak perlu.
  3. Tetap tenang dan tegas. Saat berinteraksi dengan seseorang yang memiliki NPD, cobalah untuk tetap tenang dan tegas. Hindari terlibat dalam perdebatan yang tidak produktif atau membiarkan emosi  terpancing.
  4. Beri dukungan yang Terbatas. Berikan dukungan yang terbatas sesuai kebutuhan, namun pastikan tidak melebihi batas kesehatan sendiri. Pilih dukungan yang bersifat praktis atau informatif daripada emosional.
  5. Berkomunikasi dengan  Tenang, Jelas, Terbuka dan  Jujur. Saat berkomunikasi dengan orang yang memiliki NPD, hindari penggunaan bahasa yang ambigu atau berbelit-belit. Sampaikan pesan secara langsung dan jelas.
  6. Jaga Batasan Pribadi. Tetap teguh pada batasan-batasan pribadi. Jangan biarkan diri ditarik ke dalam dinamika yang merugikan atau memungkinkan orang dengan NPD untuk memanfaatkan kita.
  7. Berfokus pada Fakta dan solusi. Saat berbicara atau berhadapan dengan mereka, berfokuslah pada fakta dan bukti konkret. Hindari berspekulasi atau terjebak dalam manipulasi emosional mereka.
  8. Hindari menyerang, menyelahkan apalagi mengkritik.
  9. Pahami Keterbatasan. Terima bahwa tidak dapat mengubah perilaku seseorang dengan NPD. Fokuslah pada hal-hal yang dapat kita kendalikan dan terimalah bahwa kita  tidak bertanggung jawab atas perubahan mereka.
  10. Pertimbangkan batas-batas dalam Hubungan. Jika interaksi dengan individu tersebut terlalu merugikan bagi kesehatan mental , pertimbangkan untuk mengurangi atau mengakhiri hubungan tersebut. Kesehatan diri  harus menjadi prioritas utama.

Penting untuk diingat bahwa menghadapi seseorang dengan NPD bisa sangat menantang dan membutuhkan kesabaran serta pemahaman yang besar. Jika situasinya menjadi terlalu berat, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional, ya!

Lagi-lagi banyak merenung hadir diacara #KEBIntimate ini, sungguh menguras emosi, pengalaman Mba Kartika membuat diri ini lebih banyak bersyukur dan bersyukur  lagi. Penuh dengan kesadaran diri berada di circle pertemanan, rekan kerja  dan keluarga yang gejalanya  mengacu pada NPD,  secara tidak langsung sudah mulai memahami dan  menyadari untuk mengurangi interaksi dan mulai melepaskan mereka.

Bersyukur dikelilingi sahabat-sahabat yang begelut di dunia psikolog dan kedokteran, selalu diingatkan untuk selalu menjaga dan merawat kesehatan mental.  Alhamdulillah bisa mengatasi dan membekali diri dengan edukasi-edukasi dan pengalaman berhubungan langsung dengan NPD membuat diri ini lebih aware dengan sekitar.

Begitupun dengan pengalaman Mba kartika Soeminar, kisahnya sangat menginspirasi dan banyak hikmah yang dapat kita ambil. Semoga kita semua lebih aware dan mengenali tanda-tanda kepripadian NPD di sekitar ligkungan kita, atau mungkin mempunyai gejala NPD? Jangan takut, ragu apalagi  malu untuk cerita, segera konsultasi pada ahlinya !

Comments (24)

  1. Andiyani Achmad

    May 20, 2024 at 5:19 PM

    NPD memang gak terlihat sekilas ya, tapi ciri-cirinya bisa dikenali meski kalo jadi korban bisa kayak butuh proses yang lama banget sih buat kembali kuat menjalani hidup

  2. Jiah Al Jafara

    May 20, 2024 at 6:52 PM

    Catet tipsnya! Kita tuh memang harus jaga kesehatan mental, menyanyangi diri sendiri dulu. Penuhi semua. Jadi amit-amit kalau ketemu yang kaya gitu, NPD atau sejenisnya, kita tahu harus apa dan bagaimana. Bukannya ikut terjebak dan malah entah bakal jadi apa

  3. Nurul Sufitri

    May 21, 2024 at 10:14 AM

    Duh, amit-amit ya penderita NPD ini memang ga terlihat secara jelas di depan mata. Selama 23 tahun mbak Kartika terintimidasi oleh pasangannya sendiri ya Allah kasihan sekali beliau hiks 😀 Ternyata beberapa faktor penyebabnya ada dari keturunan juga ya. Ngeri ini, kudu dicari tahu lebih lanjut ya. Alhamdulillah beliau sudah terlepas dari cengkeraman pasangannya.

  4. Fenni Bungsu

    May 21, 2024 at 11:27 AM

    berarti kalau misalnya ada anak pemalu dan pendiam, kudu diperhatikan lebih lanjut ya, siapa tahu ada cikal bakal NPD pada dirinya. Jadi keinget salah satu siswa daku dulu ada yang pendiam gitu, cuma gak paham dia masuknya ke NPD atau nggak

  5. uli

    May 21, 2024 at 2:38 PM

    Pas di Jakarta aku juga ikutan sharing ini teh, luar biasa yang para korban NPD ini dan bersyukur yang bisa keluar dari “siksaan” NPD dan Mbak KArtika ini keren ya , dia gak mau orang terperangkap seperti dirinya. Semoga edukasi ini semakin luas!

  6. Okti Li

    May 21, 2024 at 7:47 PM

    Semakin banyak sosialisasi dan sharing seperti ini secara tidak langsung nambah pengetahuan bagi saya yg awam terhadap semacam gejala NPD ini
    Gak kelihatan ini penyakit yang tidak bisa disembuhkan, tapi kelihatan ciri-cirinya ya

  7. firsty molyndi

    May 21, 2024 at 8:12 PM

    Alhamdulillah mbak kartika bisa ngelewatin semuanya dengan baik. Gak kebayang rasanya bisa tinggal sama orang NPD. Molly gak kuatt pasti.

  8. Lala

    May 22, 2024 at 5:46 AM

    Salut sama mba Kartika yang setagguh itu menghadapi pasangan NPD serta berbesar hati menyuarakan ke khalayak buat lebig aware sama ciri bahkan tanda seseorang NPD.
    Tentunya bukan hal mudah ya buat menghadapi orang NPD, setidaknya kita bisa berusaha menghindarkan diri dari orang NPD ya.

  9. Dzulkhulaifah

    May 22, 2024 at 3:26 PM

    Ternyata penyebab NPD bisa dari pola asuh orang tua, ya? Ini sekaligus menjadi pengingat buatku sebagai ibu. Jangan sampai suatu saat berkontribusi terhadap NPD pada generasi mendatang.

  10. antung apriana

    May 22, 2024 at 3:38 PM

    toxic banget ya mbak berarti hubungan dengan orang NPD ini dan kita harus tahu cara menghadapi mereka dengan tepat agar tidal terjebak dalam hubungan tersebut. tapi kayaknya bagusnya jangan sampai deh menjalin hubungan dengan orang yang npd

  11. Suciarti Wahyunintyas

    May 22, 2024 at 4:50 PM

    Tapi temanku ada yang begini teh, memang menyebalkan sih awalnya. Tapi aku dan teman-teman lain akhirnya sepakat untuk ngobrol dan kasih tau perlahan ke dia sih. Memang kuncinya tuh kalau ada yang begini jangan didiamkan sih, kasihan soalnya.

    • Dedew

      May 22, 2024 at 8:21 PM

      Pasti tidak mudah bagi Mbak Kartika untuk berbagi penderitaan dan lukanya selama 23 tahun, tapi semoga kisahnya ini menyelamatkan banyak orang dari bahaya perilaku karena NPD ini

  12. Ida Raihan

    May 22, 2024 at 5:56 PM

    Yaa Allah, naudzubillah,.jangan sampek deh ketemu maa orang NPD. Jauh jauhlah anak keturunan juga dari yang begituan.

  13. Ria

    May 22, 2024 at 7:09 PM

    Secara sekilas mungkin NPD awalnya tampak seperti hal biasa ya mbak. kalo udah kejenjang pernikahan jadi kelihatan semua karakter npd seseorang karena selalu bersama. menyakitkan banget sih kalo harus terus ngalah sama org NPD, tapi dilematis kalo ternyata pasangan sendiri yg seperti itu.

  14. Lendyagassi

    May 22, 2024 at 7:28 PM

    Aku baca tulisan teh Nchie sambil screening ke diriku sendiri.
    Apakah aku ada tanda-tanda NPD nih.. Apakah aku kurang empati terhadap lingkungan nih..
    Karena sejujurnya, aku terlalu berada di zona nyaman sehingga orang lain menganggap aku gak peduli. Kalo uda gini, pas ketemu sama orang jadi nyebelin deh.. kayak yang ansos banget gitu gasii teh?

  15. Tanti Amelia

    May 22, 2024 at 7:41 PM

    Masya ALlaah .. ni kayak paranormal apa gimana
    pas banget aku sedang ngadepin kasus ketemu orang NPD yang kadang bisa “histeris”
    dan semau gue – kalo bertemen sekali dua ketemu oke tapi …. begitu dia possesif dan
    ngajak2 temen ketemuan tiap hari …. huuuuh, udah gak asik banget aaaah!

  16. Tian lustiana

    May 22, 2024 at 9:14 PM

    Serem ya kalau harus hidup bersama orang dengan NPD, tapi dengan adanya edukasi seperti ini jadi punya ilmu dan juga aware ya teh.

  17. Adriana Dian

    May 22, 2024 at 9:36 PM

    NPD nih kayanya sepele ya mak, tapi sebenrnya nggak yaa.. mungkin sejak dulu udah banyak orang yang mengidap npd, tapi baru sekarang sekarang ini ada awareness tentang npd ini ya maaak.. Semoga kita dijauhkan dari orang-orang npd ya mak.. aamiin..

  18. Tian lustiana

    May 22, 2024 at 10:04 PM

    Setelah mendapatkan ilmu ini jadi lebih aware dan juga paham bagaimana berinteraksi dengan orang NPD.

  19. Andy Hardiyanti

    May 22, 2024 at 11:00 PM

    Agak deg-degan sebenarnya baca tulisan ini. Deg-degan apa trauma ya? Ya, semacam itulah. Mengingat saya punya pengalaman bertahun-tahun dengan seorang NPD. Beruntung sekarang makin banyak edukasi tentang ini, kalau dulu-dulu ya bisanya menerka-nerka aja, kok gini amat ya? Apa saya aja yang mengalami atau ada orang di planet lain yang punya pengalaman serupa? Dan pertanyaan-pertanyaan lain yang tak pernah ada jawabnya

  20. Bayu Fitri

    May 23, 2024 at 6:11 AM

    NPD nih jadi bahasan dimana2 ya ..sampai ada kelas dan seminarnya, klo kata sya NPD pada dasarnya ada di setiap diri orang cuma kadarnya beda2, ada orang yg bisa mengendalikan ke NPD annya ada jg yg kebablasan.. tapi seiring bertambah usia hrsnya NPD ini bisa hilang kalau ybs memaknai perjalanan dirinya.

  21. Nia Haryanto

    May 23, 2024 at 8:51 PM

    Acara seru yang nambah wawasan kita banget ya. Aku udah tahu NPD ini sejak akhir tahun lalu. Tapi tahunya cuma sedikit. Begitu ikut ini, wah jadi tahu lebih banyak. Huhu segitunya ya efek yang ditimbulkan penderita NPD. Kudu banget deh kita aware dengan ini. Jangan sampai membuat orang yang ada di sekeliling kita kena efek dari penderita NPD.

  22. Dailyrella

    May 24, 2024 at 1:33 PM

    Luaarr biasaa insightnya dari Mbak Kartika, jadi bisa sharing lebih banyak buat kita-kita menghadapi orang yang menderita NPD. Saya selama ini sering ketemu jenis-jenis orang begini tp belum begitu spesifik paham kalau NPD ini cukup serius juga apabila tidak ditangani dan dikontrol dgn baik ya…

  23. Citro Mduro

    July 14, 2024 at 9:07 PM

    Makasih informasinya. Menjadi acuan untuk lebih mengenali diri apakah saya mengalami hal tersebut.

    Salam sehat selalu

Leave Your Comments

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.