Pengalaman 17 Agustus yang tak terlupakan , bervariasi untuk setiap individu tergantung pada situasi, lokasi, dan konteks di mana mereka merayakannya. Di setiap momen kemerdekaan, saya menyadari akan sosok perempuan paruh baya yang energik. Kesehariannya dengan berbagai macam kegiatan, membuaat siapapun yang berada disekitarnya menjadi bahagia dan bangga akan energiknya. Begitu pun ditiap acara 17 Agustusan beliau yang selalu rempong mengurus semua ibu-ibu dan acara balapan baik di tingkat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan bahkan tingkat Kotamadya.
Tepatnya setahun yang lalu, kegiatan rutinitas saat kemerdekaan dengan euforianya selalu mengesankan bagi beliau. Beberapa hal yang terlihat di depan mata dan contoh pengalaman 17 Agustus yang mungkin dianggap tak terlupakan, seperti :
- Partisipasi dalam Upacara Bendera. Bagi banyak orang, menjadi bagian dari upacara bendera pada 17 Agustus adalah pengalaman yang sangat berkesan. Terutama jika mereka terlibat dalam pengibaran bendera merah putih atau mendengarkan pidato yang mengingatkan pada perjuangan dan arti kemerdekaan.
- Pawai Kemerdekaan. Berpartisipasi dalam atau menyaksikan kemerdekaan Pawai di jalan-jalan yang dihias dengan dekorasi merah-putih dan beragam kostum serta tari tradisional bisa menjadi pengalaman nasional yang mengesankan, terutama karena semangat dan kebersamaan yang terasa kuat.
- Perlombaan Tradisional. Ikut serta dalam lomba tradisional seperti lomba makan kerupuk, panjat pinang, atau balap karung bersama teman-teman dan keluarga dapat menciptakan kenangan yang lucu dan menyenangkan.
- Pesta di Desa atau Komunitas. Merayakan 17 Agustus di desa atau komunitas kecil dengan acara-acara lokal, seperti pertunjukan seni, tarian, atau lomba tradisional, dapat memberikan pengalaman yang kental dengan budaya dan nilai-nilai setempat.
- Menghadiri Acara Kemerdekaan. Bagi mereka yang memiliki kesempatan menghadiri acara kemerdekaan di tingkat daerah, mengikuti acara resmi bersama pimpinan daerah dan menyaksikan pertunjukan seni nasional bisa menjadi pengalaman yang sangat mengesankan.
- Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan. Terlibat dalam kegiatan sosial atau kemanusiaan pada 17 Agustus, seperti mengunjungi panti asuhan atau biaya barang-barang kebutuhan, dapat memberikan pengalaman emosional yang mendalam dan memberikan arti yang lebih dalam pada perayaan ini.
- Kreatif. Beberapa orang mungkin menciptakan peringatan 17 Agustus dengan sangat kreatif, seperti membuat dekorasi merah-putih yang unik, mengadakan pertunjukan seni, atau mengorganisir acara khusus yang menginspirasi semangat nasional.
Pengalaman tak terlupakan pada 17 Agustus sangat dipengaruhi oleh situasi dan individualitas masing-masing. Apapun bentuknya, momen tersebut akan membawa kenangan yang istimewa dan berarti dalam perayaan kemerdekaan Indonesia. Itulah yang terlintas dalam benak sosok perempuan itu.
Berada di lingkungan dan dibesarkan oleh seorang anggota TNI AD, jiwa nasionalismenya begitu tinggi. Belum lagi ketika mendengarkan cerita jamannya penjajahan merebut kemerdekaan begitu melekat di benak. Ya, Kemerdekaan adalah keadaan atau kondisi di mana individu, kelompok, atau bangsa memiliki kebebasan untuk mengendalikan tindakan, keputusan, dan kendali hidup mereka tanpa adanya pengaruh atau kendali yang membatasi dari pihak lain. Dimana Kemerdekaan dapat mencakup berbagai aspek, seperti Kemerdekaan Politik, Kemerdekaan Ekonomi, Kemerdekaan Sosial, Kemerdekaan Individu.
Berbicara tentang Kemerdekaan Individu, dimana merupakan hak setiap individu untuk mengambil keputusan pribadi dan hidup sesuai dengan nilai-nilai dan aspirasi mereka sendiri, selama tidak merugikan orang lain. Berorganisasi, aktif dan berperan serta dalam momen kemerdekaan yang terbungkus dalam kegiatan yang rapih.
16 Agustus 2022…
Pagi itu, selepas adzan subuh tiba-tiba handphone berdering, dengan suara yang panik dan sambil menangis memberi kabar bahwa sosok perempuan itu sedang tak sadarkan diri dan langsung dibawa ke Rumah Sakit terdekat oleh tetangganya. Begitu tenang diri ini, tanpa basa basi langsung berangkat ke RS tsb dan menemukan di UGD sosok itu sedang tak sadarkan diri dan menunggu hasil observasi. Setelah beberapa jam kemudian, mendapatkan hasil menurut dokternya pecah pembuluh darah dan harus dirawat di ICU.
Sejenak tersadar, dan yang ditanya perempuan itu “Gimana persiapan 17 Agustusan belum kelar, besok mau jalan jalan, bajunya belum disetrika” masih sempet ketika sadar dalam pikirannya saat 17 Agustusan dan masih memikirkan orang lain tanpa memikirkan dirinya sendiri. Ahh, beliau ngamuk dan minta pulang, sampai turun tempat tidur di UGD, tak tega ketika tangannya mulai pakai tali karena ga mau diam. Sungguh tenaganya besar sekali.
Ku temani beliau, mendengarkan keluhannya mengapa bisa sampai terjadi seperti ini? Menganggap dirinya kuat, tak terima keadaan sekarang yang lemah. Belum lagi, harus segera dilakukan operasi di bagian kepalanya agar cairannya tak menjalar kemana-mana yang akan menyebabkan hal-hal yang ga diingankan nantinya. Mendapatkan jadwal sore harinya, berikut kebagian mengambil keputusan sebagai anak pertama yang harus bertanggung jawab.
Operasi dilakukan pada malam 17 Agustusan, kurang lebih hampir dua jam dan berhasil. Alhamdulillah. Meski dengan segala resiko menerima hal-hal terburuk kedepannya. Salut dengan semangat sembuh yang luar biasa untuk seukuran usia beliau 68 tahun yang masih aktif kesana kemari. Kini terbaring dengan ingatan yang lemah.
17 Agustus 2022…
Pagi itu, di ruang rawat inap dengan alat-alat ini itu, kembali tersadar dan hal yang ditanyakan adalah, momen gerak jalan, balapan 17 Agustusan yang akan diikutinya. Bahkan sampai meneteskan air mata seolah beliau tak berguna dan belum menerima dirinya kalau sedang sakit. Di Hari Kemerdekaan ko malah berada di RS, tak henti menyalahkan diri sendiri.
Berusaha untuk menguatkan, dokter, perawat, anak-anak dan keluarganya memberikan semangat untuk pulih dulu dan ingatannya pun agak lambat, yang jelas ingatannya hanya momen 17 Agustus, gerak jalan, pentas seni, balapan dll. Membuat sedih lagi adalah ketika tak mengingat aku dan yang lainnya. Dokter bilang, masih up and down, jangan dipaksakan untuk bertanya, diam saja dulu, biarkan istirahat dulu.
Terkadang jadi bahan candaan, berasa mimpi ketika momen yang istimewa ko malahan menunggu sosok perempuan aktif berbaring tak berdaya di tempat tidur. Tak mau sedih di depannya. Tak kuat rasa ini, ku meminta izin untuk sesaat menghirup udara segar dan mendamaikan diri akibat begadang semalam dengan mencari warkop untuk sarapan.
Wah, diluaran RSUD Bandung begitu ramai, pernak pernik menyambut kemerdekan begitu meriah mulai dari umbul-umbul, bendera dllnya. Belum lagi jalan yang penuh dengan budaya pawai tak berhenti, seruu. Euforia mereka merayakan dengan kegembiraan yang menular bagi yang menonton. Jalanan dipenuhi pawai mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa hingga lansia memakai baju adat, baju unik aah tak bisa diucapkan dengan kreatifnya mereka.
Kurang lebih 1,5 jam aku bahagia menonton pawai dipinggir jalan raya sambil menikmati kupat tahu dan secangkir kopi. Tersadarkan dengan pesan di Wasap, panggilan dari dalam RS. Kembali hati ini bergemuruh, pikiran ramai, khawatir tingkat tinggi, overthinking deh. Sejenak mendamaikan diri, tak mungkin terlihat lemah di depan sosok perempuan itu. Lets go, kembali ke realita kalau aku sedang menunggu seorang perempuan yang telah melahirkan aku ke dunia ini.
Aku percaya, Tuhan ga akan memberikan cobaan melebihi kemampuan umatnya . Selalu berbaik sangka jika Allah sanagat menyayangi aku, memberikan kesempatan untukku berbakti dan merawatnya. Memberikan tenaga dan waktu semampuku, sungguh tak ada lelah meski harus menjaganya bagian shift malam selama sebulan penuh. Izinkan ku merawatnya seperti beliau merawatku semasa kecil.
Hikmah 17 Agustus 2022…
Belajar dari momen 17 Agustusan tahun lalu, bahwa setiap rencana kita yang tersusun rapi, ada rencanaNya yang lebih indah. Boleh euforia tapi tidak berlebihan, ingat pentingnya kesehatan diri sendiri jauh lebih berharga. Dan aku belajar dari sosok beliau yang penyayang dan peduli pada sesama, kebaikannya yang luar biasa melebihi kebaikannya pada diri sendiri. Rasa berbaginya pada orang lain melebihi pada anak-anaknya sendiri. Belajar lebih sadar dengan kemampuan sendiri, tidak memaksakan kehendak diluar batas diri.
Aku percaya, ilmu tabur tuai. Termenung disetiap sepertiga malam, menanti sosok yang begitu hebat dan kuat membuatku semakin kuat. Kembali diingatkan untuk belajar tentang keikhlasan dan menerima ketentuanNya begitu indah, tenang di hati dan pikiran. Jutaan doa dari sekitar tak henti-hentinya, baik materi maupun non materi silih berganti berdatangan. Bersyukur tiada henti kupanjatkan di momen kemerdekaan setahun lalu.
Banyak peluk dan doa secara virtual dari mentemen menguatkan aku. Terutama terima kasih pada diriku sendiri yang telah sabar, ikhlas ikhlas merawatnya dengan penuh cinta. Dan, ketika keikhlasan ada dalam jiwa semua keluarga, kami pun menghormati pilihan beliau untuk menyerah dalam kurun waktu sebulan di RS, kami ikhlas beliau memilih untuk pulang kehadapannya dengan penuh senyuman.
Sekuat tenaga aku menahannya untuk tetap tinggal disini, kalau beliau memilih untuk tak merasakan sakit lagi dan berpulang, kenapa harus menahannya. Allah kembali merangkulku dan memberikan sayangnya, dengan mengambil beliau ke tempat yang lebih indah. 16 Agustus – 16 September 2022 sudah puas merawatnya di RS dengan kondisi up n down. Momen kemerdekaan ini, mengingatkan aku kembali pada kejadian setahun lalu pada sosok itu.
Iya, sosok perempuan itu adalah, Mamaku!
Merdeka itu…
Peringatan 17 Agustus adalah waktu yang penuh semangat dan patriotisme, di mana masyarakat Indonesia merayakan sejarah dan nilai-nilai nasional yang diwujudkan dalam kemerdekaan. Merayakan Hari Kemerdekaan dengan berbagai kegiatan dan acara yang meriah.
Meskipun 17 Agustus umumnya dirayakan dengan semangat positif, tetapi ada beberapa pengalaman yang mungkin dianggap kurang menyenangkan atau bahkan terburuk oleh beberapa orang, salah satunya diri ini. Pengalaman terburuk 17 Agustus 2022 sekaligus tersosweet karena aku bisa dekat dengan Mama. Kini, satu tahun berlalu momen 17 Agustusan menjadi momen yang tak terlupakan dalam keluarga kami dan orang-orang sekitar yang mengenalnya, karena kehilangan sosok yang begitu energik.
Meskipun ada kemungkinan pengalaman kurang menyenangkan atau mustahil pada 17 Agustus, semangat peringatan kemerdekaan tetap menjadi inti dari perayaan ini. Dalam banyak kasus, pengalaman tersebut mungkin hanya menjadi tantangan sementara dan tidak merusak nilai-nilai nasionalisme.
Merayakan kembali 17 Agustusan tahun ini dengan penuh keheningan, hanya bisa memanjatkan doa untuk Alm. Mama dan untuk negeri tercinta ini semoga penuh dengan kemajuan, kesuksesan dan kedamaian.
Sekali Merdeka, Tetap Merdeka! Merdeka itu, ikhlas menerima ketentuanNya!
Comments (23)
dianovits
August 21, 2023 at 12:03 PMSemoga “Kemerdekaan” yang dialami tahun lalu menjadi cerita inspiratif di tahun-tahun berikutnya ya, Bun. Merdeka yang dilalui dengan proses panjang sampai akhirnya benar-benar merelakan. Ketika kemeriahaan dan gemerlap teriakan semangat tajam didengar, semoga apa yang dialami oleh Bunda selalu menjadi kenangan indah, menjadi semangat dan menjadi pengingat.
Tanti Amelia
August 24, 2023 at 2:09 PMMasya Allah, membacanya bikin airmata berlinang air mata….
semoga 17 Agustus menjadi momen yang akan terus dikenang, bahwa Mama adalah sosok kuat yang juga melahirkan perempuan kuat dan hebat,
Iyaaaa.. dirimu!
Suciarti Wahyuningtyas
August 25, 2023 at 8:32 PMKenangan Kemerdekaan untuk setiap orang pasti memiliki cerita yang selalu akan diingat, termasuk teh Nchi yang tahun memiliki kenangan di hari Kemerdekaan. Dengan semangat baru teh Nchie semoga selalu menjadikan inspirasi untuk teman-teman yang membacanya.
Helena
August 26, 2023 at 6:17 AMInnalillahi wa inna ilaihi roojiun… alm mama yang aktif ya Teh, di usia 68 tahun masya Allah semangat menyiapkan perayaan HUT RI. Sejak peristiwa itu mungkin bakal selalu teringat 17 Agustus dihubungkan dengan menemani mama opname tapi insya Allah teteh kuat. Terima kasih telah berbagi.
Mutia Karamoy
August 26, 2023 at 9:03 AMMomen 17 Agustus selalu membawa kenangan ya mak, namun apapun itu tidak ada rasa bahagia melebihi bisa menemani orangtua/mama hingga saat terakhirnya, aku jadi ingat almarhum mamaku saat baca artikel ini, tiba-tiba muncul rasa kangen dan lintasan kata seandainya…seandainya, tapi selalu berusaha percaya akan ada hal indah dibalik ketentuan-Nya.
Ophi Ziadah
August 26, 2023 at 10:43 AMMasyaAllah momen 17 Agustus tahun lalu pasti ga akan terlupa ya Teh Nchie meskipun pastinya selalu ada hikmah terbaik dalam setiap peristiwa. tetap semangat seperti semangat berjuang di masa kemerdekaan lalu karena perjuanganlah akhirnya yg menghadirkan keindahan.
Okti Li
August 26, 2023 at 5:14 PMAlfatihah untuk ibunda tercinta ya Teh
Setiap ibu, memiliki peran dan kepentingannya, kadang menurun kepada anaknya. Ikut merasakan bagaimana kenangan Agustus lalu, merawat dan menemani sang ibu. Semangat Teh
Tetap merdeka!
Nanik Nara
August 26, 2023 at 8:05 PMAku sampai mau nangis membaca ini mbak. Luar biasa semangat Mama, walau terbaring sakit, bahkan harus operasi, tapi semangat untuk menyambut dan merayakan peringatan kemerdekaan begitu tinggi. Al fatihah untuk Beliau
Eri Udiyawati
August 26, 2023 at 8:12 PMSetiap 17 an bulan Agustus selalu meninggalkan cerita dan kenangan, ya, Mbak.
Alfatihah… untuk almarhumah Ibunda tercinta ya, Mbak. Beliau mengajarkan ke kita tentang semangat kemerdekaan. Meskipun kala itu usianya sudah tak muda lagi, tapi tetep semangat 17 an.
Kenangan membersamai orangtua sampai akhir hayat, tak kan tergantikan ya..
lendyagassi
August 26, 2023 at 8:59 PMInnalillahi wa inna ilaihi roojiun.
Allahummaghfirlaha warhamha wa’afiha wa’fuanha.
Semangat Ibu selalu dirindukan ya, teh.
Aku suka ngerasa, semangat aku tuh ga ada apa-apanya dibandingkan semangat Ibu. Dari mulai mendukung acara hingga jalin silaturahm dan komunikasi ke antar tetangga.
Semangat, teh Nchie.
Semoga menjadi jariyyah bagi Ibunda rahimahullah.
DailyRella
August 26, 2023 at 10:12 PMTurut terharu dengan ceritanya Teh Nchie.
Kasih ibu sepanjang masa ya, teh. Merdeka adalah menerima takdir dengan legowo.. sehingga kita tak didera rasa menyesal maupun tidak ikhlas. Yang ada adalah berserah, menyerahkan mama pada Sang Pelindung Abadi.
Semoga mama husnul khotimah, Teh Nchie sehat-sehat selalu ya.
Grandys
August 26, 2023 at 10:20 PMInnalilahi wa Inna ilaihi raji’un ya teh, semoga amal jariyah ibunda mengalir terus dan ini jadi inspirasi semangat untuk aktif terus, di usia yg gak lagi muda tapi tetep aktif ini jadi tamparan buatku sih yg mageran huhu
Dennise Sihombing
August 26, 2023 at 10:53 PMSeru ya teh merayakan 17 Agustus an. Aku juga selalu nanti. Di kompleks tempat tinggalku banyak banget acaranya. Untuk anak-anak, remaja dan orangtua, ada lombanya. Belum lagi ada panggung 17 Agustus. Yang semarak. Hiburan yang selalu dinanti
Lidya
August 26, 2023 at 11:12 PMUdah lama gak pernah ikut upacara bendera 17an nih, terakhir malah waktu Pascal kelas 7 SMP ikutan upacara sambil melihat marchingband & paskibraka
Nurul Fitri Fatkhani
August 26, 2023 at 11:13 PMInsyaAllah mamah husnul khotimah ya, Teh. Selama hidup beliau begitu aktif untuk bisa bermanfaat untuk orang lain. Semoga jadi amal jariah bagi beliau. Aamiin Ya Robbal’aalamiin
Rahmah
August 26, 2023 at 11:26 PMah ya
semoga mama selalu bahagia di sana karena punya anak seperti teteh selalu mendoakan
aku jadi ingat papaku juga
ketika Agustus datang maka orang paling bahagia adalah dia karena saking cinta sama Indonesia
Dian Restu Agustina
August 26, 2023 at 11:37 PMAl Fatihah untuk Mama tercinta . Insya Allah husnul khotimah. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin. Momen yang tak terlupakan pasti ya Teh Nchie..Peluk:)
Ika Puspitasari
August 27, 2023 at 12:53 PMYa Allah, teh. Turut berduka atas kepergian mama ya. Kenanganku tentang ibu saat hari kemerdekaan kayak gini adalah ketika ibu mengajakku dan adik2ku nonton pawai/karnaval di kota dengan jalan kaki. Meski jalan kaki, kami sangat bahagia karena setelah selesai nonton karnaval biasanya kami akan makan bakso
Milda Ini
August 27, 2023 at 6:08 PMTahun ini aku gak ikut karnaval, tapi anak-anak semnagat ngikut lomba di sekolahnya, bersyukur perlombaan dalam HUT RI tahun ini meriah dan banyak digelar lomba=lomba jadi ngobatin kangen juga sama lomba=lomba sebelum pandemi
Yurmawita
August 28, 2023 at 6:59 AMPeluk teh Chie kita sama sama punya moment luar biasa pada 17 Agustus. Tapi momen 17 Agustusannya tetap dalam suasana bahagia selalu dalam gegap gempita perayaan oleh seluruh penjuru tanah air
Dawiah
August 28, 2023 at 9:21 PMIkut sedih membaca kisah perjuangan mamanya Teh. Namun, lega setelah mengetahui Teh Chie bisa melewati itu semua. Maka merdekakanlah hati dan pikiran teteh dengan mengikhlaskannya. Al Fatihah buat mamanya.
Eni Martini
August 30, 2023 at 9:04 PMBacanya aku ikut merasakan haru dan dan beragam rasa lainnya. Aku jadi ingat bapak angkat suami,energik, penggiat seni, karena kecelakaan mengalami dimensia tapi tepatnya membara terus ingin bergerak. Alm ibu sudah tenang ya, Teh… Al Fatihah Aamiin
ainun
September 4, 2023 at 11:03 PMMomen 17 agustus yang nggak bisa dilupakan pastinya, semoga tiap tahun selalu diberi kesehatan dan berkah dari Nya
Turut berduka cita mbak, semoga amal ibadah Mamanya Teh Hanie diterima Allah swt