Ini Sisi Feminin & Maskulinku. Ketika banyak orang sibuk dengan berpura-pura agar terlihat keren, cantik dan disukai banyak orang, aku justru memilih cara lain untuk menjalani hidup. Pilihanku adalah tampil sebagai ‘apa adanya’ diriku. Memilih untuk berdandan dan berperilaku sesuai kehendak sendiri tanpa butuh pengakuan atau penilaian dari orang lain, rasanya egois namun untuk saat ini hanya ingin menghargai diri sendiri . Dengan lebih mengenal “Who I’am” rasanya bangga dengan diriku sendiri.
Tak bisa dipungkiri jika diri ini adalah perempuan setengah laki-laki, tak apalah jika kebanyakakan pria pastinya menyukai yang feminin, berambut panjang, cantik berpoles make-up, lemah lembut, anggun, manja dan genit menggemaskan. Namun ga sedikit pula kalau laki-laki lebih tertarik denga perempuan maskulin alias tomboy, coz perempuan jadi-jadian sepertiku lebih cuek, jutex, terkadang galak. Duh, dibilang perempuan jadi-jadian jadi inget sama yang Bawel selalu mengkoreksi atau menilai penampilan.
Teringat ketika awal memulai pekerjaan dunia online, duduk manis di depan komputer melakukan tugas sebagai Spammer. Tiba-tiba dari belakang membisikan..
“Chie, itu tangan maskulin kaya cowo, keriput pula, trus kaya potongan jahe baruntet” Aku terdiam, hanya dibalas dengan senyuman.
“Si Ibu itu wajahnya pake bedak atuh, dandan sedikit biar kaya perempuan dan menarik ” Aku melirik jutek.
“Kalau jadi perempuan, jalannya sedikit anggun, jangan buru-buru” Aku menatap tajam.
“Si Ibu mah casingnya aja perempuan, dalemannya cowo” Aku ngakak.
“Bu, bu, coba sesekali pake rok, main-main kesalon, perawatan itu ada bintik-bintik item di muka” Bawel banget sih dalam hati
“Bu, di poto kumpulan Emak-Emak Blogger ada yang nyasar cowo, menunjuk ke diri yang satu-satunya orang tanpa hijab” Aku menunduk merasa ditabok secara halus.
Kata-kata itu selalu menempel dalam memory dan berkali-kali sering diucapkan terutama yang terakhir, membuatku banyak merenung. Mungkin semuanya hanya candaan belaka, tapi justru aku mengganggap sebuah sindiran halus, sebuah perhatian yang ingin Manager Beningnya lebih jadi perempuan tulen.
Ketika sisi maskulin hadir..
Aku lahir sebagai anak perempuan yang dididik kemandirian, karena sosok Bapak Tiri yang super baiknya, mengajarkan hidup dalam tuntutan banyak target dimana perempuan harus bisa memainkan banyak peran, harus bisa berkarya menghasilkan sesuatu dan tidak berharap pada seorang suami (jika kelak menikah). Anak perempuan harus bisa nyetir motor dan mobil, minimal buat dirinya sendiri, agar ga bergantung sama yang lain. Menuntut untuk selalu tampil sempurna, memberikan tekanan yang akhirnya membuatku memilih figur maskulin sebagai panutan. Mulai bekerja part time diam-diam selagi liburan kuliah, mengabaikan perasaan terdalam, menjadi perempuan yang gigih dan kuat layaknya seorang kaum laki-laki.
Aku mengganggap, ini bukan berarti seorang perempuan “menyalahi kodratnya” karena setiap jiwa manusia pada dasarnya memiliki energi feminim dan maskulin. Jika seorang lak-laki akan cenderung lebih menonjolkan an kemaskulinannya dan perempuan akan lebih menonjolkan sisi feminin. Namun pada kodrat alamian yang aku rasakan, energi maskulin berhubungan dengan tindakan, ketegasan dan kejelasan. Sedangkan energi feminin akan berhubungan dengan ketenangan,merasakan lebih dalam, intuisi yang kuat.
Perempuan jadi-jadian katanya, hiks
Menjadi pribadi yang setengah laki-laki, setengah perempuan aku bangga, entahlah dengan sebutan cewek tomboy, atau pun Ibu-ibu bercasing laki-laki tapi ada bemper depan belakang. Yes, I’am, dengan sikap maskulin menjadikanku lebih mandiri, dimana segala sesuatu masih bisa aku lakukan sendiri, aku merasa ga perlu meminta bantuan orang lain. Menjadikanku pribadi yang kuat, ga rapuh, ga gampang menyerah atau putus asa menghadapi kegagalan ujian dan cobaan hidup.
Ketika sisi feminin hadir..
Sisi perempuanku hadir ketika rasa lelah melanda, kepenatan, kejenuhan, dalam hembusan nafas panjang, sewajarnya menangis adalah cara ampuh perempuan untuk mengungkapkan isi hatinya yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sejenak, rasa ingin dimanja, glendotan di bahu dan dada yang kuat, mendapatkan perhatian layaknya anak kecil. Ya, ya ungkapan cengeng, manja, bawel hanya yang benar-benar dekat dan mengerti tentang diri ini. Tak mau terbawa perasaan, kembali mengabaikan sisi perempuanku.
Rasa ingin berhijrah, menutupi aurat adalah kewajiban sebagai muslim. Secara tidak langsung tampilan pun akan berubah menjadi lebih sempurna dan berasa tampak cantik euy dan lebih bisa menjaga diri, plus kaya perempuan tulen. Jika dulu berpenampilan jeans, skinny, T shirt, sepatu cats atao boots, rambut di kuncir atau di urai, jalan ngangkang itu Nchie banget. Setelah 4 tahun berhijab pun, masih menjadi diri sendiri, butuh proses untuk mengubah penampilan. Dan lagi..lagi dihujani sindiran halus..
“Bu, kepalanya udah ditutup, tapi bokong masih gutak gitek, pake celana gombrang atuh!” Hahhaaa, ngakak abiis.
Seiring dengan waktu, mulai mengenal pake rok dan memakai celana gombrang, berdandan dengan polesan wajah simple. Yang penting buatku tetep menjadi diri sendiri, meski kadang masih lupa diri kalau duduk berasa di warteg, jalannya masih ngangkang layaknya cowo. Hahhaaha, maapkanlah diri ini masih belajar dan belajar terus menjadi pribadi yang anggun.
Ah, untuk menjadi perempuan tulen , rasanya ribet banget ya. Tapi, merasa diperhatikan dan alhamdulillah si Bawel banyak memberikan pelajaran soal kehidupan, terutama tentang menjadi kodrat perempuan sebenar-benarnya. Terima kasih buat “Bapak Bawel” darinya banyak belajar menjadi sosok perempuan yang seharusnya layak didapatkan. Aku perempuan kan, pak? Tapi kalo mau ngajak balapan motor hayu, ditunggu di pengkolan ya*sejenak berubah menjadi maskulin.
Namun, tak dapat dipungkiri, aku kurang menyukai hal-hal yang umumnya disukai perempuan,
ya..ya..coz Aku Istimewa
Comments (18)
Hafidzah Cumlaude
February 16, 2018 at 7:56 AMSeger thea melihatnya. Ciwidey dan balutan busana Teh Nchie. Adem.
Kita da masih proses. Insya Allah. Bismillah. Semoga kita selalu istiqamah, ya Teh.
nchiehanie
February 16, 2018 at 8:05 PMAamiin, insyaallah..
Icha faizah
February 16, 2018 at 11:59 AMHihi baru tau teh Nchie tomboy. Malah saya liatnya mah kaya perempuan lain, feminim 😁
nchiehanie
February 16, 2018 at 8:04 PMHahahaaa..alhamdulillah ada yang bilang cewe, aseek
Indira
February 16, 2018 at 4:58 PM“Si Ibu mah casingnya aja perempuan, dalemannya cowo” Aku ngakak.
ITU TUH AKU SERING BGT DIBILANGIN GITU
aku juga walaupun koleksi makeup dan skincare, baju dan sepatu nya jauh dari kata feminine lho mba 😀
nchiehanie
February 16, 2018 at 8:03 PMHahahaaa..ngakaak juga
aseek ada temeen
Maria Soraya
February 17, 2018 at 12:24 AMmamahku punya 4 anak perempuan di rumah daaaan yg gak feminin hanya aku syeorang, karena dua adikku yg udah gedean jago pasang alis plus tau padu-padan warna blush on di pipi biar jadi cantik, it’s okay to be different yg penting bahagia
nchiehanie
February 18, 2018 at 11:19 PMiya setujuuu, yang penting jadilah diri sendiri..
April Hamsa
February 17, 2018 at 8:02 AMSisi maskulin juga dibutuhkan minimal buat perlindungan diri dan gak tergantung ma org lain ya mbak cemunguutt 😀
nchiehanie
February 18, 2018 at 11:20 PMsetujuuu,,
Karena berharap pada manusia bakalan menyakitkan..
Nova DW
February 17, 2018 at 7:16 PMAku sih lebih senang tampil apa adanya. Meski nggak se-maskulin mbak Hanie hehe. Perempuan juga harus mandiri deh
nchiehanie
February 18, 2018 at 11:25 PMxixixxi..setuju pake banget, harus itu mandiri, biar ga manja..
indah nuria Savitri
February 17, 2018 at 7:51 PMteteuuup geuliiis teteeh..Dan kau juga asli dulu tomboy abiiiz! Sekarang doyan dandan huahaha
nchiehanie
February 18, 2018 at 11:26 PMHahahAa, Maak aku pengen anggun atulah..
Tapi dandannya ga lebay, ga pernah make up an deh..
Triani Retno A
February 18, 2018 at 7:18 AMJalan kayak cowok 😀
Aku sering dkomen gitu: duduk, berdiri, jalan kayak cowok. Pernah janjan di terminal bus sama temen (mau ke luar kota) nih.Di keramaian orang di terminal, dia bisa cepet nemu aku. Alasannya? “Berapa banyak sih perempuan berjilbab yang gaya duduknya kayak cowok?” 😀 😀
Ya Allah, untung aku bukan Nia Ramadhani. Kalo iya, langsung masuk ke Lambe Turah dah tuh. 😀
nchiehanie
February 18, 2018 at 11:27 PMWkwkwkwk..ada ada aja si teteh niy,
Asiik ada temennya nih.
Rach Alida Bahaweres
February 18, 2018 at 7:31 AMAku suka juga teteh apa adanya. Menurutku asalkan kita bisa juga menyesuaikan dengan keadaan ya. Tapi aku belakangan agak girly mba :p
nchiehanie
February 18, 2018 at 11:27 PMHahahaa,,gpp wajar ko, asiik ..